tirto.id - Sikap selektif terhadap pengaruh kemajuan IPTEK di bidang sosial budaya perlu diterapkan oleh setiap orang. Hal ini berkaitan dengan kemajuan IPTEK yang menyerupai pedang bermata dua, tepatnya bisa membawa manfaat atau mengakibatkan pengaruh buruk.
Oleh karena itu, dibutuhkan sikap selektif terhadap pengaruh IPTEK di bidang sosial budaya. Adapun bidang IPTEK yang berpengaruh pada sosial budaya meliputi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, misal internet, televisi, media sosial, dan sebagainya.
Kemudahan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi menjadikan masyarakat dunia fleksibel untuk berinteraksi satu sama lain. Secara sadar atau tanpa sadar, manusia akan saling mempengaruhi.
Sikap Selektif Terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Sosial Budaya
Seiring berjalan waktu, perkembangan IPTEK dalam bidang sosial budaya bisa memunculkan pertukaran budaya yang masif. Mulai dari gaya hidup, gaya pakaian, dasar ikatan hidup bermasyarakat, dan keterbukaan informasi.
Bagi Indonesia, pengaruh tersebut harus disaring menggunakan nilai-nilai Pancasila sebagai jati diri bangsa. Bagaimanapun juga, saat ini kita menyaksikan satu per satu kearifan lokal Indonesia tergeser oleh pengaruh budaya luar.
Sebagian remaja bisa jadi memandang rendah kebudayaan sendiri, kemudian menganggap tinggi budaya negara lain, khususnya negara-negara maju di dunia. Bahkan, tidak jarang pula muncul mental rendah (inlander) di hadapan budaya lain.
Untuk menyaring perkembangan IPTEK dalam bidang sosial budaya, berikut beberapa sikap yang dapat diterapkan.
1. Terbuka pada Inovasi dan Perubahan
Mengutip pendapat Evy Pajriani dalam Pengaruh Kemajuan IPTEK Terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (2020), sikap selektif terhadap kemajuan IPTEK dalam bidang sosial budaya bisa diterapkan dengan terbuka pada inovasi dan perubahan.Sikap ini dapat dilakukan dengan cara menerima sejumlah masukan dari pihak lain, khususnya ketika bicara tentang kebudayaan maupun aspek sosial. Berbagai perubahan juga mesti diterima, kemudian menyesuaikan diri dengan tetap memperhatikan nilai positifnya.
2. Merawat Kearifan Lokal, Budaya, dan Adat Istiadat Masyarakat Indonesia yang Beragam
Selain menerima inovasi dan perubahan, masyarakat lokal yang memiliki kekayaan budaya, adat, dan kearifan lokal di daerahnya masing-masing. Dengan begitu, unsur keaslian mereka sebagai masyarakat adat di Indonesia tidak luntur.Perawatan terhadap budaya, kearifan lokal, dan adat istiadat ini juga bisa dikolaborasikan dengan teknologi terkini. Sebut misalnya penyajian pentas tari yang bisa disaksikan masyarakat melalui media daring.
3. Berorientasi pada Masa Depan Dibandingkan Masa Lampau
Sebagai manusia, orientasi tentang kehidupan pada masa depan terbilang lebih penting dibandingkan masa lalu. Begitu pula hal yang harus diterapkan ketika kita berbicara tentang sikap selektif terhadap pengaruh IPTEK di bidang sosial budaya.Keberadaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan fasilitas informasi yang ada sekarang sebaiknya dimanfaatkan untuk keperluan jangka panjang. Sebut contohnya dokumentasi terhadap produk atau tradisi sosial budaya tertentu sehingga generasi mendatang bisa juga menyaksikannya.
4. Memanfaatkan IPTEK Secara Efektif dan Efisien
Sikap selektif terhadap pengaruh kemajuan IPTEK di bidang sosial budaya juga bisa dilakukan dengan memanfaatkannya secara efisien. Jadi, segala hal yang bersangkutan dengan IPTEK dan sosial budaya dipakai untuk mengambil solusi-solusi efektif.Sebut misalnya gaya hidup konsumtif yang secara efisiensi maupun efektivitas tidak baik untuk masyarakat Indonesia. Lebih disarankan untuk tidak bertindak konsumtif, kemudian memanfaatkan IPTEK untuk keperluan-keperluan yang positif.
5. Menghargai Pekerjaan Sesuai dengan Prestasi
Menghargai pekerjaan sesuai dengan prestasi juga termasuk sebagai sikap selektif terhadap pengaruh IPTEK dalam bidang sosial budaya. Yaumi dalam Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar dan Implementasi (2014) menerangkan tentang arti menghargai prestasi.Menghargai prestasi diklaim sebagai sikap yang bisa membuat seseorang menghasilkan sesuatu, tepatnya yang berguna bagi masyarakat. Selain itu, berlaku pula bagi mereka yang mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.
6. Menggunakan Potensi Lingkungan Secara Tepat untuk Pembangunan Berkelanjutan
Potensi lingkungan mencakup berbagai aspek sosial dan sumber daya alam yang ada di sekitar kita. Berbicara tentang bidang sosial budaya, potensi yang dimaksud adalah manusia itu sendiri.Adapun sikap selektif terhadap perkembangan IPTEK dalam bidang sosial budaya dapat diterapkan dengan orientasi berkelanjutan. Maksudnya, berbagai pembangunan maupun pengembangan dilakukan agar manusia di suatu lingkungan sosial budaya bisa bertahan lama.
7. Menghargai dan Menghormati Hak-Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia (HAM) merupakan berbagai hal yang sudah menempel pada diri seorang manusia sejak lahir. Hak dasar bagi seseorang yang hidup ini harus dihargai serta dihormati.Di lingkungan negara Indonesia misalnya, seorang manusia diberikan kebebasan untuk menganut berbagai kepercayaan. Kendati berbeda-beda secara suku, agama, dan ras, hak asasi manusia bertindak sebagai penengah sehingga toleransi bisa terjadi.
8. Menyambut Perubahan Zaman, Gaya Hidup, dan Kebiasaan Baru
Pada poin terakhir ini, sikap selektif terhadap pengaruh kemajuan IPTEK di bidang sosial budaya bisa dilakukan dengan menyambut perubahan zaman. Pernyataan ini bersangkutan pula terhadap kondisi gaya hidup dan berbagai kebiasaan baru di masyarakat.Jika seseorang menolak perubahan, bisa dikatakan bahwa individu tersebut ketinggalan zaman. Kita tetap dapat menerima berbagai hal positif dari perubahan akibat IPTEK tanpa harus meninggalkan kebudayaan asli.
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Yuda Prinada