Menuju konten utama

Sikap Prabowo 'Santai' Respons Kisruh Natuna: Cina Negara Sahabat

Menhan Prabowo belum akan mengerahkan pasukan untuk mengatasi pelanggaran Cina karena kapalnya masuk zona ekonomi eksklusif secara ilegal.

Sikap Prabowo 'Santai' Respons Kisruh Natuna: Cina Negara Sahabat
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto didampingi Menteri Pertahanan Malaysia Mohamad bin Sabu memberi hormat usai memeriksa Kawalan Kehormatan Utama (KWU) dari Batalion Pertama Rejimen Tentara Melayu Diraja saat melakukan kunjungan ke Kementrian Pertahanan Malaysia di Kuala Lumpur, Kamis (14/11/2019). ANTARA FOTO/Agus Setiawan/ama.

tirto.id - Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menanggapi dengan tenang polemik laut Natuna yang sempat diklaim oleh Cina sebagai bagian dari wilayahnya.

Prabowo mengatakan, pemerintah sudah memiliki sikap terkait hal ini. Ia memastikan akan ada solusi yang baik untuk diambil terkait tindakan Cina tersebut.

“Kita cool saja. Kita santai kok ya,” ucap Prabowo kepada wartawan saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jumat (3/1/2019).

Polemik laut Natuna ini bermula ketika Cina dianggap mengklaim sepihak atas laut Natuna Utara melalui Nine Dash-Line yang dikeluarkan negara itu. Melalui peta itu, Cina mengakui Laut Natuna Utara sebagai bagian dari wilayahnya baik darat maupun perairan.

Pada Desember 2019, kapal penjaga laut Cina muncul di perbatasan perairan Natuna Utara. Posisi mereka belakangan diketahui masuk wilayah zona ekonomi eksekutif (EEZ) Indonesia secara ilegal.

Prabowo juga bilang, topik laut Natuna Utara ini menjadi salah satu bahan pembicaraanya bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Ia menyebut, pemerintah akan menyelesaikan ini dengan baik-baik. Soal kemungkinan menambah pasukan di area itu, Prabowo belum dapat memastikannya.

“Kita selesaikan dengan baik ya. Bagaimana pun Cina negara sahabat,” ucap Prabowo.

Sementara itu, Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan juga sepakat. Ia meminta perkara ini tak perlu dibesar-besarkan.

Luhut mengatakan, bahwa Indonesia memang tidak pernah mengakui klaim Cina.

Hanya saja, ia menyebut bila Cina hanya sekadar lewat di laut itu, pemerintah tidak bisa berbuat banyak. Namun, bila ada aktivitas ekonomi seperti menangkap ikan, ia memastikan hal itu tak boleh dilakukan tanpa seizin Indonesia.

“Kita tidak pernah mengakui klaim itu. Itu sederhana kok, enggak usah terlalu diributkan,” ucap Luhut.

Baca juga artikel terkait INSIDEN NATUNA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Hukum
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali