Menuju konten utama

Siasati Harbolnas dengan Cara Jenius

Era digital sekaligus kehadiran digital banking tak hanya memudahkan nasabah dalam bertransaksi, tapi sekaligus memberi peluang bagi tindak kejahatan.

Siasati Harbolnas dengan Cara Jenius
Ilustrasi belanja online. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Bayangkan kita sedang bermain HeadQuiz—filter terbaru karya kreator Noorman Fakhrizal yang sedang viral di Instagram. Alih-alih hewan, yang muncul justru gambar jempol tengah mengakses online shop lewat ponsel. Lantas kata apa yang terlintas di benak agar lawan main bisa menebak? Praktis, mudah, aman, nyaman?

Belanja online memang menyenangkan. Bukan cuma praktis atau alasan efektivitas waktu, melainkan juga karena kita punya peluang untuk berburu barang dengan harga terbaik atau menikmati beragam promo menarik. Siapa sih yang tak tergoda?

Dalam Psychology Today, Alan Castel menyampaikan bahwa secara psikologis rasa puas itu menaikkan hormon dopamin yang membuat seseorang merasa bahagia. Tulisnya, “Meski hanya berlangsung dalam waktu singkat, [belanja online] tetap membuat kita terikat pada seluruh proses di mana konsumen terus menginginkannya, membutuhkan, melihatnya, mengevaluasi, hingga memilih satu dari 3.485 pilihan sepatu, lalu menunggu, dan akhirnya menikmati kepuasan tersebut berulang-ulang.”

Menurut data Global Web Index, dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara, masyarakat Indonesia paling banyak membeli barang secara online pada Desember 2018. Tahun lalu, Hari Belanja Online Nasional atau dikenal dengan Harbolnas 12.12 bahkan meraup transaksi hingga Rp6,8 triliun. Tak heran bila kehadirannya begitu ditunggu-tunggu sejak pertama kali diadakan tujuh tahun lalu.

Perusahaan rintisan asal Singapura ShopBack lantas mengadakan riset terkait kebiasaan belanja konsumen Indonesia. Sejak awal tahun, rerata konsumen berbelanja Rp3,9 juta di e-commerce. Bahkan 70% dari 5.003 responden asal lima kota besar berencana mengeluarkan dana lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu—ini belum termasuk pengeluaran menyambut serangkaian promo akhir tahun.

Promo Single Day 11.11 sendiri baru saja usai, walau euforianya belum benar-benar berakhir karena beberapa e-commerce masih memperpanjang masa promo. Sementara, tanpa perlu menunggu terlalu lama, Harbolnas 12.12 bakal segera hadir dan menjadi momen puncak, penutup tahun yang sempurna bagi para penikmat belanja online.

Infografik Advertorial Jenius 2

Infografik Advertorial Aman Belanja Online. tirto.id/Mojo
Teliti Sebelum Bertransaksi

Perayaan belanja nasional secara online ini tentu bakal ramai oleh transaksi finansial. Para konsumen akan beradu cepat dengan tenggat promo, juga dengan pembeli lain. Adrenalin yang terpacu saat “berebut” barang bisa jadi membuat fokus dan ketelitian konsumen berkurang. Itulah mengapa tak hanya fokus berburu, kita juga perlu memastikan keamanan transaksi di momen yang serba tergesa-gesa tersebut. Ingat, penipuan siber di ajang semacam ini meningkat seiring melonjaknya transaksi online.

Segala jenis transaksi yang dilakukan lewat ponsel pintar memperbesar risiko pencurian informasi pribadi oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab. Era digital sekaligus kehadiran digital banking nyatanya tak hanya memudahkan nasabah dalam bertransaksi, ia sekaligus memberi peluang bagi tindak kejahatan.

Direktur Grup Pengawas Spesialis Direktorat Pengawas Bank 3 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dewi Astuti sempat mengungkap dua tantangan utama industri perbankan dalam mengembangkan digital banking, yakni soal keamanan dan kedaulatan data. Namun bukan berarti hal tersebut tak diantisipasi.

Jenius mengutamakan keamanan data para nasabah, dan menjaminnya lewat berbagai lapisan keamanan untuk memproteksi akun nasabah, mulai dari saat hendak log in; mengubah informasi pribadi seperti alamat email dan PIN; hingga proses verifikasi semua transaksi. Jenius juga mengaktifkan sensor sidik jari untuk meminimalkan risiko akun diakses oleh sembarang orang.

Namun lapisan pengamanan tersebut menjadi kurang berarti bila nasabah tak ikut andil menjaga akun pribadi. Pertama, kita perlu membuat PIN yang berbeda untuk masuk ke aplikasi dan Kartu Debit Jenius yang dimiliki.

Nasabah pun perlu berhati-hati saat menggunakan fitur e-card atau Kartu Debit Virtual yang memungkinkan kita bertransaksi online tanpa kartu kredit di seluruh merchant. Pastikan melakukan transaksi hanya di merchant yang memiliki 3D Secure. Sistem keamanan akan mengirimkan kode OTP (One-Time Password) ke nomor telepon pemegang kartu. Kode verifikasi sekali pakai ini terdiri atas 6 digit karakter unik dan hanya berlaku selama 5 menit. Sama seperti PIN dan password, kode OTP juga bersifat rahasia. Jadi hindari membagikannya kepada siapa pun, termasuk pihak Jenius (apalagi pihak yang mengaku sebagai perwakilan dari Jenius).

Upaya menjamin keamanan transaksi online juga bisa dilakukan dengan memerhatikan URL situs. Pastikan situs yang kita akses berlogo gembok dan diawali dengan https. Artinya, situs tersebut menggunakan SSL Certificate yang menjamin keamanan. Pada beberapa kasus, browser yang kita gunakan juga akan memberi peringatan otomatis bila situs yang sedang diakses masuk dalam kategori mencurigakan.

Terakhir, aktifkan pengaturan notifikasi agar dapat mengetahui setiap aktivitas keuangan pada akun Jenius kamu. Segera hubungi Jenius Help melalui telepon (1500 365) bila menemukan aktivitas tak wajar, segera blokir kartu, atau batasi limit transaksi. Kemudahan yang kita rasakan dalam transaksi sehari-hari perlu diimbangi dengan kewaspadaan tinggi.

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis