Menuju konten utama

Siasat Daerah Kelola Bantuan Sosial Selama Pandemi Covid

Daerah tengah bersiap menyalurkan bantuan sosial dari pemerintah pusat. Sebagian lain, menggelar pasar murah untuk menghadapi pandemi COVID-19.

Siasat Daerah Kelola Bantuan Sosial Selama Pandemi Covid
Ilustrasi penyaluran bantuan sosial. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/foc.

tirto.id - Pemerintah berencana memberikan beberapa jenis bantuan sosial kepada warga selama masa pandemi COVID-19. Bantuan itu antara lain bantuan sosial tunai, bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Desa.

"Banyak sekali sehingga kita harap bisa menjangkau kurang lebih 55 persen dari penduduk kita," kata Presiden Joko Widodo seperti dikabarkan Antara.

Janji itu disampaikan Presiden Jokowi saat meninjau penyaluran bantuan sosial di Kantor Pos Kota Bogor--tidak jauh dari Istana Kepresidenan Bogor.

Namun Presiden juga menyatakan hingga saat ini bantuan belum semuanya tersalurkan kepada keluarga penerima manfaat. Presiden meminta warga menunggu aparat pemerintah menyampaikan bantuan kepada mereka.

"Mohon masyarakat masih menunggu, menanyakan kepada aparat desa, baik RT/RW maupun aparat desa," ujar Jokowi.

Kendati demikian, Jokowi mengapresiasi kerja sama pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam penyaluran bantuan sosial. Ia juga menyadari masih banyak kekurangan dalam hal pendataan.

"Karena sesuatu hal yang sangat mendadak, karena pandemi COVID-19. Ada satu, dua, tiga, yang berkaitan dengan data itu masih belum bisa diperbaiki. Tahap kedua bulan depan, Insya Allah lebih baik," katanya.

Siasat Daerah Menghadapi Dampak Pandemi COVID-19

Meneruskan program dari pemerintah pusat, daerah kini tengah bersiap menyalurkan bantuan kepada warga, salah satunya di Temanggung, Jawa Tengah.

Bupati Temanggung M. Al Khadziq menyatakan ada kenaikan keluarga miskin akibat pandemi Covid-19, dari 115.000 menjadi 150.000 keluarga.

"Kemarin sebelum pandemi COVID-19 ketika ekonomi masih berjalan normal kita ada 115.000 keluarga yang miskin, begitu pandemi situasi bertambah sulit maka jumlah orang miskin tentu bertambah banyak sehingga orang yang tadinya rentan miskin sekarang menjadi miskin," kata dia seperti dikabarkan Antara.

Ia menuturkan, bantuan pemerintah kepada masyarakat dalam situasi COVID-19 ini akan terbagi dalam beberapa jenis.

Strategi pertama, masyarakat yang sebelumnya mendapatkan bantuan PKH tetap mendapatkan bantuan tersebut. Demikian pula para penerima bantuan sembako yang tetap akan mendapat bantuan sembako. Selain itu ada bantuan baru bernama bantuan sosial tunai yang sekarang sudah mulai dicairkan.

Khadziq mendetailkan, ada lagi bantuan yang bersumber dari pemerintah kabupaten yaitu jaring pengaman sosial sembako Rp200.000 selama enam bulan. Setelah itu, bagi masyarakat yang belum dapat bantuan, tetap bisa diusulkan melalui bantuan yang bersumber dari dana desa.

"Bantuan yang sekarang sedang dicairkan dan dibagi pada masyarakat adalah bantuan sosial tunai dari Kementerian Sosial, jadi ini belum semuanya. Ada yang bertanya saya kok tidak dapat, tenang saja nanti akan dapat," tegas Khadziq.

Sejauh ini, kata Khadziq, tahap pertama baru bantuan sosial tunai. Setelah bantuan ini disalurkan masih ada pencairan lagi yang bantuan sembako yaitu melalui pembagian kartu kesejahteraan sosial (KKS) kepada masyarakat.

"Jadi masyarakat yang belum mendapatkan bantuan sosial tunai tenang saja karena besuk masih akan dibagi bantuan berupa KKS yang setiap bulan nanti akan berisi uang Rp200.000 selama 9 bulan bisa digunakan untuk belanja di E-Warong di setiap desa. Kemudian juga ada bantuan dari APBD, warga miskin yang hari ini dapat bantuan besok tidak akan dapat lagi karena jangan sampai ada yang dobel," katanya.

Pasar Murah untuk Warga

Sementara itu, pemerintah Desa Badran, Kranggan, Temanggung, Jawa Tengah telah menggelar pasar murah. Tujuannya untuk membantu warga memenuhi kebutuhan pokok dengan harga terjangkau di tengah pandemi COVID-19.

Kepala Desa Badran Nopirmansyah mengatakan penyelenggaraan pasar murah ini bertujuan untuk membantu masyarakat di tengah kesulitan dalam pandemi COVID-19.

Menurut dia, pandemi COVID-19 berdampak bagi perekonomian warganya. Oleh karena itu dengan adanya pasar murah ini diharapkan bisa membantu meringankan beban warga dalam memenuhi kebutuhan pokok.

Dalam pasar murah yang digelar pada Selasa (12/5) lalu dijual paket sembako berisi minyak goreng, telur, gula pasir, dan teh dengan harga di pasaran mencapai Rp65.000, namun di sini hanya dijual Rp50.000 per paket.

Soal sumber dana, Nopirmansyah menuturkan penyelenggaraan pasar murah ini menggunakan anggaran kas desa. Selain itu panitia bekerja sama dengan sejumlah agen sehingga harga jual bisa lebih murah dari harga pasaran.

Dari sisi protokol kesehatanpandemi COVID-19 ini tetap memperhatikan mengikuti imbauan pemerintah yakni jaga jarak, mencuci tangan, dan mengenakan masker.

"Jangan sampai kita menyalahi prosedur, kita tetap jaga jarak dan memakai masker dan pengunjung yang datang harus cuci tangan dengan sabun yang sudah disediakan panitia," katanya.

Ia menyebutkan sementara ini dalam pasar murah ini disiapkan 500 paket sembako, namun kalau habis atau kurang tidak menutup kemungkinan untuk ditambah. Pembelian dalam pasar murah ini menggunakan sistem kupon yang telah dibagikan kepada warga sebelumnya, untuk mengantisipasi kekurangan barang.

"Penyelenggaraan pasar murah ini untuk tahap pertama dan nanti setelah Lebaran akan digelar lagi. Pasar murah ini akan diselenggarakan secara berkelanjutan sampai 3 bulan ke depan," katanya.

Seorang warga Perumahan Badran Titin Suhartini usai berbelanja di pasar murah tersebut menuturkan kegiatan ini sangat membantu warga menengah ke bawah.

"Pasar murah ini cukup membantu kami di tengah pandemi COVID-19 ini karena harga paket sembako ini lebih murah dari harga pasar," kata dia.

Baca juga artikel terkait BANTUAN SOSIAL

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Agung DH