Menuju konten utama

Siapa yang Untung Bila JR Saragih-Ance Tak Lolos Pilgub Sumut?

Pasangan JR Saragih-Ance Selian masih terganjal persyaratan untuk bertarung di Pilgub Sumut 2018. Siapa yang diuntungkan?

Siapa yang Untung Bila JR Saragih-Ance Tak Lolos Pilgub Sumut?
Calon gubernur Sumatra Utara nomor urut satu Edy Rahmayadi dan dan calon gubernur Sumatra Utara nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat bersalam komando ketika menghadiri Deklarasi Kampanye Damai Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, di Medan, Sumatra Utara, Minggu (18/2/2018). ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

tirto.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara (Sumut) pada 15 Maret kembali tidak meloloskan JR Saragih-Ance Selian sebagai peserta Pilgub Sumut 2018. Keputusan KPU ini merujuk pada berita acara Nomor 95/PL.03-BA/12/Prov/III/2018, pasangan yang diusung Partai Demokrat dan PKB ini dinilai belum memenuhi syarat.

Selain itu, Tim Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Sumut juga menetapkan JR Saragih sebagai tersangka pemalsuan legalisir fotokopi ijazah. Saragih diduga melanggar Pasal 184 Undang-Undang Nomor 10 tahun 2016 tentang Pilkada.

Dua hal itu, menjadi pertimbangan KPU Sumut memutuskan JR Saragih-Ance tetap tidak memenuhi syarat untuk menjadi peserta Pilkada Sumatera Utara 2018. Sehingga sampai saat ini hanya ada dua pasangan calon yang sudah pasti berlaga di Pilgub Sumut 2018, yakni Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah dan Djarot Saeful Hidayat-Sihar Sitorus.

Ke mana larinya potensi pemilih JR Saragih-Ance Selian bila keduanya tak berlaga di Pilgub Sumut?

Direktur Eksekutif Populi Centre, Usep S Ahyar menilai, pasangan Djarot Saeful Hidayat-Sihar Sitorus akan diuntungkan bila JR Saragih-Ance Selian tidak lolos. Alasannya, PKB sebagai partai pengusung JR Saragih-Ance lebih dekat dengan PDIP dan PPP.

"Konfigurasi koalisi pemerintah akan terbentuk lagi di Sumut. PKB tentu lebih mudah ke Djarot ya," kata Usep kepada Tirto, Senin (19/3/2018).

Sementara itu Partai Demokrat, juga tidak akan mempunyai beban untuk memberikan dukungan ke Djarot-Sihar Sitorus, meskipun bukan bagian dari partai koalisi. Menurut dia, dalam konteks politik nasional saat ini, partai berlambang mercy itu sedang mesra dengan Jokowi.

"Sumut itu salah satu lumbung suara nasional. Kalau Demokrat mau memasangkan AHY dengan Jokowi, bisa dimulai dengan kerja sama di Sumut," kata Usep.

Selain itu, pertarungan dua calon antara Edy-Musa dengan Djarot-Sihar akan menciptakan dikotomi sipil militer. Menurutnya, basis pendukung JR Saragih-Ance akan lebih mudah beralih ke Djarot-Sihar atas dasar preferensi dukungan pada representasi sipil.

Selanjutnya, menurut Usep, secara ideologi keagamaan, PKB akan sulit bekerja sama dengan pendukung Edy-Musa yang salah satunya dimotori PKS.

"PKB ini kan Islam-nya juga moderat dan kerap dibedakan dengan PKS. Jadi agak sulit kalau mau bekerja sama mereka," kata Usep.

Dari sisi Demokrat, basis massa JR Saragih adalah Kristen dan Katolik Batak yang lebih terbuka bekerja sama dengan Djarot-Sihar.

"PDIP selama ini lebih mengakomodir golongan Kristen dan Katolik di Sumut," kata Usep.

Namun, pendapat Usep bertolak belakang dengan Pakar Politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Shohibul Anshor Siregar. Ia menyatakan, limpahan suara akan terbagi kepada kedua calon yang bertarung.

Shohibul mengatakan secara pendekatan agama dalam Pilgub Sumut 2018 peluang Edy-Musa dan Djarot-Sihar sama besarnya. Menurutnya, kedua pasangan ini memiliki sentimen pada masing-masing agama mayoritas di Sumut.

"Asli Batak kalau dia beragama Islam akan ke Edy. Kalau beragama kristen dan katolik ke Djarot," kata Shohibul.

Sebaliknya, menurut Shohibul, pemenang di Pilgub Sumut lebih ditentukan oleh kinerja partai politik pengusung masing-masing calon. “Kalau dilihat, Edy lebih siap secara mesin partai," kata Shohibul.

Pasangan Edy-Musa, memiliki dukungan 60 kursi legislatif di DPRD Sumut, Sementara, pasangan Djarot-Sihar hanya mendapat dukungan 20 kursi dari dua partai pengusungnya. “Banyaknya jumlah dukungan akan menarik perhatian partai-partai lain untuk bergabung,” kata Shohibul.

PKB di Sumut lebih cenderung mudah bergabung dengan kelompok Edy-Musa. NU sebagai organisasi yang dekat dengan PKB memiliki kedekatan dengan kelompok Edy-Musa daripada Djarot-Sihar.

"Kalau NU sudah ke Edy, PKB pasti ikut," kata Shohibul.

Demokrat akan cenderung melabuhkan dukungan ke Djarot-Sihat. Alasannya, JR Saragih selama ini menjadi simbol Kristen Batak yang lebih mudah masuk ke pasangan Djarot-Sihar.

"PDIP lebih menyentuh pendukung JR Saragih," kata Shohibul.

PDIP Tak Berharap Limpahan Suara

Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Sumut, Junimart Girsang menyatakan, pihaknya tidak terlalu berharap dengan limpahan suara JR Saragih-Ance Selian.

“Kami sih enggak ada masalah dua atau tiga calon. Toh nanti kembali kepada rakyat Sumut," kata Junimart kepada Tirto.

Sebaliknya, pihaknya akan memaksimalkan kerja-kerja politik menggaet pemilih selama masa kampanye untuk menyukseskan pasangan Djarot-Sihar. Salah satunya dengan blusukan ke daerah-daerah di Sumut.

"Kami sentuh masyarakat ke bawah. Maka Pak Djarot dan Pak Sihar berikut tim turun ke akar rumput," kata Junimart.

Saat ini, Djarot dan Sihar sudah blusukan hampir ke semua daerah di Sumut. Terutama di daerah pedalaman yang jarang disinggahi pasangan lainnya.

"Jadi tidak hanya di Medan. Tapi turun juga ke daerah Kisaran ke dalam. Batubara ke dalam yang jarang dilalui calon sebelumnya," kata Junimart.

Demokrat dan PKB Masih Optimistis JR Saragih-Ance Lolos

Sementara itu, Demokrat dan PKB menyatakan belum berpikiran untuk melimpahkan suara kepada salah satu kandidat lainnya.

“Nanti akan dibahas dulu. Karena kami sekarang masih berjuang," kata Ketua DPP Demokrat Bidang Pemilu, Andi Nurpati kepada Tirto.

Andi menyatakan, keputusan KPU Sumut tidak meloloskan pasangan JR Saragih-Ance Selian tidak mendasar. Menurutnya, JR Saragih telah memenuhi syarat dengan memberikan Surat Keterangan Pengganti Ijazah (SKPI) yang secara substansi sama seperti ijazah.

"Kan mestinya substansinya sama dong. Kecuali diknasnya menolak pergantian ijazah. Tapi kan tidak ada pernyataan dari dinas pendidikan. Ijazah penggantinya kan sudah tetap dilegalisir. Harusnya kan lari ke substansi," kata Andi.

Andi juga menyatakan, status tersangka JR Saragih masih bisa diperdebatkan. Menurutnya, belum ada ketetapan dari kepolisian. "Itu kan hanya versi Gakkumdu," kata Andi.

Menurut Andi, status tersangka secara undang-undang pemilu tidak akan menggugurkan JR Saragih-Ance Selian sebagai pasangan cagub-cawagub Sumut 2018.

"Tersangka masih boleh kontestasi kan. Ya enggak masalah," kata Andi.

Hal senada juga diungkapkan Ketua DPW PKB Sumut Ance Selian. Ia masih terus memperjuangkan verifikasi calon bersama Demokrat. "Kami masih melangkah lagi ke Bawaslu," kata Ance kepada Tirto.

Ance meminta kepada KPU Sumut agar menggunakan tim independen dalam menilai berkas ijazah JR Saragih supaya menghasilkan keputusan yang objektif. "Selama ini kan hanya tim hukum KPUD. Ada baiknya memang pakai tim hukum lainnya," kata Ance.

Secara politik, PKB belum memikirkan melimpahkan suara ke salah kandidat lainnya di Pilgub Sumut 2018. "Kader masih terus bergerilya mengampanyekan kami [JR Saragih-Ance]" kata politikus PKB.

Baca juga artikel terkait PILGUB SUMUT 2018 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Abdul Aziz