Menuju konten utama

Siapa Rasmus Paludan: Sosok yang Membakar Al-Quran di Swedia?

Profil Rasmus Paludan dan update perkembangan kasus pembakaran Al-Quran di Swedia.

Siapa Rasmus Paludan: Sosok yang Membakar Al-Quran di Swedia?
Seorang perempuan memegang foto aktivis sayap kanan Rasmus Paludan selama protes kecil di luar konsulat Swedia di Istanbul, Turki, Sabtu, 28 Januari 2023. (Foto AP/Francisco Seco

tirto.id - Rasmus Paludan, politisi ekstremis sayap kanan Denmark-Swedia, membakar Al-Qur'an dalam demonstrasi di depan Kedubes Turki di Stockholm, Sabtu, 21 Januari 2023 lalu.

Bukan kali itu saja Paludan melakukan aksi yang sama hingga memicu sejumlah kontroversi. Sepekan kemudian, Paludan kembali membakar kitab suci umat Islam di depan sebuah masjid di Kopenhagen.

Pemerintah Turki langsung bereaksi keras terhadap tindakan Rasmus Paludan. Kementerian Luar Negeri Turki telah memanggil Duta Besar Denmark dan menyampaikan nota keberatan. Turki juga mengutuk keras tindakan Denmark yang mengizinkan aksi provokatif tersebut.

"(hal itu) Menunjukkan toleransi terhadap tindakan keji yang menyinggung jutaan orang yang tinggal di Eropa dan mengancam kehidupan secara damai, serta memancing serangan rasis, xenofobia, dan anti-Muslim," kata pemerintah Turki seperti dikutip Al-Jazeera dari Anadolu Agency.

Menyikapi protes Turki, Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen, mengatakan, Denmark termasuk negara yang menghormati kebebasan individu dalam berpendapat. Kendati demikian, Rasmussen menegaskan, negaranya akan berdiskusi dengan Turki terkait masalah tersebut.

"Kami akan berbicara dengan Turki tentang kondisi di Denmark dengan sistem demokrasi yang terbuka. Ada perbedaan antara Denmark sebagai negara dengan sikap individu seperti itu, yang memiliki pandangan lain," ucap Løkke Rasmussen.

AKSI KECAM POLISI ASAL SWEDIA DI MAKASSAR

Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) membakar foto politisi asal Swedia Rasmus Paludan di depan kantor DPRD Sulsel, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (27/1/2023). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/foc.

Siapa Rasmus Paludan yang Membakar Al-Qur'an?

Rasmus Paludan merupakan politisi Denmark-Swedia yang lahir pada 2 Januari 1982, di North Zealand, Denmark. Pria yang juga berprofesi sebagai pengacara itu adalah pemimpin Partai Stram Kurs atau Hard Line sejak 2017. Kelompok ini terkenal dengan sikap ekstremis terhadap Islam dan termasuk anti-imigran.

Bukan kali ini saja Paludan bersikap rasialis. Sejumlah catatan menunjukkan, dia sudah beberapa kali melakukan aksi kontroversi, termasuk membakar Al-Qur'an.

Pada 2020 silam, kepolisian di wilayah Malmö, Swedia menolak kehadiran Paludan dalam sebuah acara yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban umum.

Mattias Sigrfridsson, kepala kepolisian Malmö mengatakan,"Kami menilai kehadirannya bisa menjadi ancaman bagi kepentingan masyarakat yang mendasar."

Terkait dalih kebebasan berekspresi, Sigrfridsson menambahkan,"Kami melakukan yang terbaik untuk melindungi nilai-nilai demokrasi yang ada. Pertemuan publik yang kami tolak izinnya itu akan membahayakan keamanan dan ketertiban."

Mengutip The Guardian, sejumlah demonstrasi yang dipimpin Rasmus Paludan bersama Partai Stram Kurs pernah memicu aksi anarkis di beberapa kota Swedia.

Pada April 2022, kelompok sayap kanan anti-Islam itu menggelar unjuk rasa di Landskrona dan melakukan aksi membakar Al Qur'an.

Kerusuhan pun terjadi dengan para penentang yang berjumlah sekitar 100 orang. Mereka membalas dengan membakar mobil, ban, tempat sampah, dan melempari para pengunjuk rasa dengan batu.

Selain itu, kejadian yang sama juga merembet ke sejumlah kota-kota lain, seperti Stockholm, Linköping, dan Norrköping.

Beberapa hari kemudian, bentrokan kembali pecah di kota Örebro jelang pelaksanaan unjuk rasa oleh partai Stram Kurs pimpinan Paludan yang berencana membakar Al-Qur'an. 12 polisi terluka dan 4 kendaraan aparat dibakar.

Pada 21 Januari 2023 lalu, Rasmus Paludan kembali menggelar aksi unjuk rasa dengan sekelompok orang di depan Kedubes Turki di Stockholm.

Usai berorasi selama hampir satu jam dengan menyerang Islam dan imigran di Swedia, Paludan membakar Al-Quran menggunakan korek api.

"Jika Anda tidak berpikir harus ada kebebasan berekspresi, Anda harus tinggal di tempat lain," ujarnya, dikutip Dawn.com.

Dalam aksi tersebut, Paludan berjanji akan selalu membakar Al-Quran setiap hari Jumat hingga Swedia diterima sebagai anggota NATO.

"Setelah dia [Recep Tayyip Erdoğan] mengizinkan Swedia masuk ke dalam NATO, saya berjanji tidak akan membakar Al-Quran di luar Kedutaan Besar Turki. Jika tidak, saya akan melakukannya setiap hari Jumat jam 2 siang," katanya.

Sepekan kemudian, Paludan lagi-lagi mengulangi aksinya dengan membakar salinan Al-Quran di depan masjid Kopenhagen. Ia menyuarakan aksi protes dengan menggunakan helm pelindung dan dijaga polisi anti huru hara.

"Masjid ini tidak memiliki tempat di Denmark," ucapnya.

Tidak lama berselang, pihak aparat lalu membawa pergi Paludan dengan mobil polisi.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Politik
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto