Menuju konten utama

Siapa Berani Tantang Cak Imin di Muktamar PKB?

Cak Imin yang telah menduduki posisi Ketua Umum PKB sejak 2005 diprediksi bakal terpilih kembali secara aklamasi pada muktamar PKB mendatang.

Siapa Berani Tantang Cak Imin di Muktamar PKB?
Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar berpidato tentang Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (5/12/2018). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

tirto.id - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan menggelar muktamar pada 20 Agustus mendatang. Sejauh ini belum ada yang berani menantang Muhaimin Iskandar memperebutkan posisi Ketua Umum PKB.

Pria yang kerap disapa Cak Imin itu diprediksi kembali menjadi Ketua Umum PKB secara aklamasi (mutlak). Cak Imin telah menduduki posisi puncak pimpinan PKB sejak Mei 2005 atau selama 14 tahun.

"Pada muktamar nanti tanggal 20 Agustus di Bali, kami tidak akan rebutan kursi pimpinan, kami sudah punya pimpinan," kata Wakil Sekretaris Jenderal PKB, Maman Imanulhaq di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (20/7/2019).

"Kami akan pilih Cak Imin kembali untuk memimpin kami," tegas Maman.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKB Lukman Edy sebelumnya juga menyampaikan hal serupa. Ia mengatakan apabila tak ada calon lain, maka otomatis Cak Imin akan terpilih kembali sebagai Ketua Umum PKB.

"Kalau hanya Muhaimin Iskandar calonnya, maka akan dinyatakan aklamasi," kata Lukman saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta, Jumat (12/7/2019).

Meski begitu, Lukman masih membuka kemungkinan akan adanya kader yang mengajukan diri sebagai calon Ketua Umum. Ia mengatakan, apa pun bisa terjadi pada saat muktamar.

"Kan belum dibuka muktamarnya," ujarnya.

Lukman menjelaskan, dalam pemilihan ketua umum nanti, setiap ketua dewan pimpinan wilayah dan ketua dewan pimpinan cabang PKB masing-masing mendapat satu suara. Total akan ada 594 suara yang diperebutkan jika ada yang berani menantang Cak Imin.

Wakil Sekjen PKB lainnya, Daniel Johan mengklaim bahwa Cak Imin mendapat dukungan dari seluruh kader PKB, baik DPW maupun DPC.

Daniel mengatakan semua DPW dan DPC sudah memberikan surat pernyataan dukungan terhadap Cak Imin. Namun, Daniel tak bisa menunjukkan data mengenai hal tersebut.

"Semuanya solid memohon kesediaan cak imin kembali memimpin, Cak Imin menjadi satu-satunya figur terbaik saat ini. Sudah keputusan Rakornas para DPW," kata Daniel kepada reporter Tirto, Sabtu (20/7/2019).

Tak Ada Calon yang Kuat

Nihilnya pesaing Imin dalam perebutan kursi Ketum PKB dinilai wajar oleh pendiri lembaga survei Kedai Kopi, Hendri Satrio. Menurut dia, tidak ada figur cukup kuat yang bisa mengalahkan Imin.

"Peluang ada. Tapi yang bisa sekinclong Muhaimin tidak ada," kata Hendri kepada reporter Tirto, Sabtu (20/7/2019).

Hendri menuturkan, Cak Imin selama ini berhasil menunjukkan dirinya sukses membawa PKB lebih besar lagi. Saat ini, kata dia, salah satu cara melawan Cak Imin hanya lewat dukungan kiai.

"Kalau bukan dukungan kiai, tidak bisa mengalahkan Imin. Tapi sekarang pun kyai juga tidak ada yang maju ke depan menghadang Imin," ucap Hendri lagi.

Menurut Hendri, beberapa nama politikus PKB sebenarnya bukan tidak sukses. Hanya saja mereka memang masih kalah pamor dan prestasi dibanding Imin.

Hendri mencontohkan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri bisa menempati posisi Sekjen PKB karena ditunjuk Cak Imin. Hendri memandang Hanif tidak akan mengambil langkah berisiko, apalagi Hanif gagal menjadi anggota DPR periode 2019-2024.

Hendri melanjutkan, nama Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi sebenarnya juga punya peluang. Namun, Imam masih dibayangi kasus hukum.

"Enggak dipanggil KPK saja sudah untung," kata Hendri.

Hendri juga menilai Ketua DPP PKB Lukman Edy kurang kuat untuk menantang Imin. Hendri masih melihat Lukman sebagai loyalis Imin.

Sementara Ketua DPP PKB lainnya Abdul Kadir Karding, menurut Hendri juga belum punya basis massa mendongkrak Imin. Karding bahkan pernah digeser dari jabatan Sekjen PKB menjadi Ketua DPP PKB. Keputusan itu menunjukkan Karding masih tidak bisa melawan.

Hendri memandang, PKB berbeda dengan Golkar. Meski Karding disebut dekat dengan Jokowi, hal itu belum tentu memengaruhi suara kader PKB untuk mendukung Karding.

"Sistemnya tidak demikian," ujarnya.

Nama Ida Fauziyah dan Yenny Wahid sebenarnya cukup kuat. Ida merupakan Ketua Umum Fatayat Nahdlatul Ulama. "Paling nanti dia diproyeksi menjadi menteri [yang disodorkan PKB]," kata Hendri lagi.

Kuatnya Posisi Imin

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai Imin sebagai politikus yang cerdik. Karding, Yenny dan beberapa nama lain memang tidak punya kesempatan melawan Imin sekarang.

Ujang mengatakan Imin bisa menggunakan kekuasaannya ketiaka ada tanda-tanda perlawanan. Ia mencontohkan ketika Karding didompleng dari Sekjen menjadi Ketua DPP.

Menurut Ujang, posisi Yenny juga tak begitu kuat; jika Abdurrahman Wahid alias Gus Dur saja bisa ditumbangkan oleh Imin, tentu Yenny bukan masalah besar.

"Mbak Yenny sudah tahulah. Dia anaknya Gus Dur. Jadi, tidak akan ada perang di situ," kata Ujang kepada reporter Tirto, Sabtu (21/7/2019).

Ujang menuturkan pamor Imin hanya bisa turun karena kasus hukum. Ia mencontohkan kasus "kardus durian" saat Imin menjabat sebagai menakertrans.

Pada 2011, KPK menyita uang Rp1,5 miliar yang disimpan dalam kardus durian saat OTT petinggi Kemenakertran atas dugaan penggelontoran dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah (DPID) terhadap 4 kabupaten di Papua. Hingga kini, keterlibatan Imin belum terbukti.

Namun, Ujang tidak yakin Imin bisa gugur hanya karena kasus durian tersebut. "Karena itu saya rasa Imin akan kembali menjabat secara aklamasi."

Ketika dikonfirmasi soal rencana maju menjadi calon Ketua Umum PKB, baik Lukman, Hanif, maupun Yenny tak membalas pesan serta panggilan telpon reporter Tirto. Sementara itu, Karding menolak menanggapi hal tersebut.

Baca juga artikel terkait KETUA UMUM PKB atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Gilang Ramadhan