Menuju konten utama

Shopee dan Bisnis K-Pop yang Menguntungkan

Shopee mampu mengeruk ceruk laba dengan menjadi pionir distributor resmi merchandise K-Pop di Indonesia.

Shopee dan Bisnis K-Pop yang Menguntungkan
Ilustrasi HL Blackpink. tirto/lugas

tirto.id - “Go Lisa, Go Lisa Go, Go Lisa, Go Lisa Go!”

Kamis sore, 9 Agustus 2018, Mall Kota Casablanka, diramaikan teriakan histeris remaja yang mayoritas perempuan. Pintu masuk aula dibuka jam tiga sore, tapi mereka bahkan sudah datang sejak pukul empat dini hari, mengantre di pelataran mal. Saat itu Shopee menggelar Meet and Greet (MnG) Lisa BLACKPINK demi peluncuran YG Official Shop di aplikasi berbelanja Shopee.

Neni adalah salah satu dari tiga ribu remaja di sana. Ia datang pukul tujuh pagi, menghabiskan dua jam untuk menunggu mal buka, satu setengah jam duduk-duduk di depan aula, dan empat jam berdiri di depan pintu. Sambil mengusir penat, Neni dan semua orang yang senasib dengannya memilih padu mendendangkan 'Bombayah', salah satu singel andalan BLACKPINK.

“Bombayah! Ya ya ya Bombayah! Boom Boom Ba, Boom Boom Ba, Oppa!”

Kalau saja acara tak segera dimulai, agaknya dua album BLACKPINK bisa dinyanyikan tuntas oleh K-Popers itu.

Pada pukul satu siang, para tamu VIP mulai diizinkan masuk, tapi belum bagi Neni. Ia baru boleh masuk pada pukul tiga. Suasana sempat chaos saat panitia membuka pintu: tiga ribu K-Popers berlarian, dorong-mendorong, berebut duduk di bangku terdepan.

“Mulanya saya enggak tahu Lisa dan BLACKPINK, tapi melihat antusiasmenya, saya jadi tahu bagaimana hardcore-nya Blink ini,” Rezki Yanuar, manajer brand Indonesia, bicara kepada saya sambil terkekeh.

Di sebuah ruangan lantai 23 salah satu gedung di kawasan SCBD, saya dan Rezki berbincang mengenai kerja sama terbaru Shopee dan YG Entertainment, agensi hiburan yang mengasuh BLACKPINK.

Kerja sama ini unik karena Shopee mampu mengeruk celah bisnis merchandise K-Pop di Indonesia. Mereka menjadi distributor resmi pertama di Indonesia yang menawarkan merchandise langsung dari agensi K-Pop.

Ceritanya bermula pada Mei 2018. Rezki menjajaki pertemuan dengan YG, membahas peluang pengembangan pasar merchandise YG di Asia Tenggara. YG melirik Indonesia sebagai pangsa pasar potensial karena memiliki fanbase terbesar di Asia Tenggara.

Tak hanya BLACKPINK, tapi seluruh artis YG Entertainment seperti BIGBANG, Winner, iKon, eks 2NE1, dan lain-lain diikutkan dalam kerja sama bisnis ini. Sementara Shopee dianggap rekanan yang tepat untuk mengabulkan target penjualan YG.

Platfrom ini menduduki peringkat pertama aplikasi belanja online yang terunduh di toko aplikasi. Terlebih Shopee punya keluasan daya jangkau konsumen.

Sebanyak 20 persen konsumen Shopee di Jakarta, notabene pusat berkumpulnya para fan K-pop. Pada usianya yang hampir 3 tahun pada 12 Desember nanti, Shopee telah mampu memegang rekor 61 juta unduhan.

Dibanding enam negara lain seperti Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Taiwan, Shopee Indonesia menyumbang 40 persen total transaksi. Pada 9 September lalu, 2,2 juta dari 5,4 juta transaksi berasal dari Shopee Indonesia. Wajar akhirnya ketika YG Entertainment mendapuk Shopee sebagai distributornya.

Namun, nama besar YG di dunia hiburan Korea tak lantas membuat Shopee menyetujui tawaran kerja sama. Seusai dari obrolan singkat bersama YG, Rezki dan timnya bekerja cepat menilai ketertarikan pasar terhadap YG Entertainment, terutama BLACKPINK. Sebanyak tiga ribu karyawan Shopee ditanya mengenai BLACKPINK, tanpa embel-embel latar belakang girl grup tersebut.

Hasilnya, sekitar tiga dari sepuluh karyawannya mengaku mengenal BLACKPINK. Selain itu, Rezki melihat kebanyakan konsumen pasar K-Pop diisi oleh remaja dengan rentang umur belasan tahun hingga usia 30-an tahun.

Artinya, segmen konsumen K-Pop berpeluang memberi kontribusi bisnis dalam jangka panjang.

“Kami juga melihat tren di ragam aplikasi musik streaming, hasilnya 'Ddu-du Ddu-du' ada di nomor satu,” kata Rezki, merujuk pada salah satu lagu BLACKPINK yang pernah masuk posisi 55 di Hot 100 Billboard itu.

Infografik HL Bisnis K-Pop

Menengok Ceruk Bisnis K-Pop

“Aku biasa beli merchandise dari fanbase di negara lain atau dari toko kedua, gitu. Jatuhnya impor pribadi, kena bea segala macam,” ujar Fani Rachmita, satu dari sekian K-Popers generasi lama yang pernah merasakan susahnya mendapat akses berbelanja merchandise dari idolanya.

Ia menggemari 2PM sejak 2011 ketika K-Pop belum meledak dan banyak dilirik seperti saat ini. Untuk membeli merchandise, waktu itu Fani harus rela menunggu 2-3 minggu sampai barang yang dipesan datang ke rumah.

Sebagai seorang Hottest sejati, sebutan bagi fans 2PM, Fani hampir selalu menyisihkan gajinya untuk belanja merchandise. Kisarannya antara Rp500 ribu sampai Rp2,5 juta per bulan.

Harga merchandise yang ia beli beragam; paling banyak koleksi album dengan kisaran Rp300-500 ribu, sudah termasuk ongkos kirim dan pajak bea.

“Beanya sendiri bisa setengah harga barang,” keluhnya saat bertemu saya di fX Sudirman.

Kerja sama Shopee dan YG Entertainment, dengan kata lain, adalah ceruk bisnis menjanjikan yang selama ini belum dilirik di Indonesia. Shopee paham, sebagai satu dari sekian platform belanja daring di Indonesia, harus selalu melakukan inovasi dan menyerap keinginan pasar. Jika tidak, kompetisi pasar bisa menggulungnya.

Akhirnya, Shopee mengambil tawaran YG dan membuka penjualan YG Official Shop pada 31 Juli 2018. Tiga ribu merchandise disediakan sebagai kupon penukaran tiket MnG Lisa sekaligus peluncuran resmi YG Official Shop pada 9 Agustus.

Sejatinya, Shopee membuka jeda penjualan hingga 6 Agustus, tapi sepuluh menit sejak penjualan dibuka pada pukul 12 malam, seketika itu merchandise ludes dibeli penggemar.

“Saya kaget padahal harganya enggak main-main, paling murah Rp200-an, yang mahal bisa lebih dari sejuta,” tutur Rezki. Dari situ ia makin yakin telah mengambil celah kerja sama yang tepat dan menguntungkan bagi kedua pihak.

“Mereka juga happy,” katanya, merangkum reaksi balik YG Entertainment.

Melihat peluncuran perdana YG Official Shop di Asia Tenggara sukses keras, YG akhirnya memutuskan membuka kerja sama baru dengan Shopee di enam negara lain pada 13 September lalu. Dari sekian banyak merchandise yang dijual, light stick dan kosmetik adalah produk paling banyak dicari penggemar.

Tiap grup K-Pop memiliki desain light stick yang berbeda untuk menandakan identitasnya. Benda ini serupa tongkat kecil berlampu sebagai penerang saat konser berlangsung.

BLACKPINK punya light stick berbentuk palu hati merah jambu, sementara BIGBANG memiliki desain mahkota diterangi sinar kuning, light stick Winner memiliki ujung membentuk huruf 'W' biru, dan iKon punya light stick seperti tongkat bisbol oranye.

Tiga bulan berselang usai kedatangan Lisa, Shopee kembali menggelar perhelatan bagi Blink.

Pada 19 November ini, BLACKPINK menggelar konser perdana di Jakarta. Shopee juga mengundang beberapa artis dalam negeri seperti Via Vallen, G.A.C, dan Bunga Citra Lestari. Untuk bisa menikmati konser mini ini, penggemar kembali harus membeli merchandise dari YG Official Shop.

Shopee membagi mekanisme pembelian produk menjadi tiga: kategori Black Product dan Orange Product untuk ditukar dengan undangan langsung; serta kategori Pink Product dengan peluang 50 persen mendapat undangan yang diundi.

Penjualan merchandise sudah dimulai sejak 1 November lalu, dengan kisaran harga dari Rp255 ribu untuk pink product hingga Rp1.690 ribu pada kategori black product.

Selepas BLACKPINK tampil, Shopee membuka peluang untuk mengundang artis YG lain ke Indonesia.

Sambil menebar senyum semringah, Rezki menatap saya dan optimis, “Saya paham, merchandise ini salah satu bisnis yang besar di Korea sana.”

Baca juga artikel terkait K-POP atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Bisnis
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Fahri Salam