Menuju konten utama

Seventeen: Disatukan Musik, Dipisahkan Maut

Seventeen adalah satu dari sekian band yang bubar karena mayoritas personelnya tewas.

Seventeen: Disatukan Musik, Dipisahkan Maut
Potrait band Indonesia, Seventeen Indonesia. INSTAGRAM/seventeenbandid

tirto.id - Rasanya kelewat berat beban yang menimpa Riefian Fajarsyah.

Dalam waktu yang bersamaan, vokalis Seventeen itu harus kehilangan ketiga kawan bandnya, Herman Sikumbang, M. Awal Purbani, dan Windu Andi Darmawan, ketika tsunami menggulung Tanjung Lesung Beach Resort, Sabtu (22/12) malam.

Belum reda kesedihan tersebut, dalam rentang waktu yang tak terlalu jauh jaraknya, Ifan lagi-lagi harus dihadapkan momen tragis lain: sang istri, Dylan Sahara, juga turut tewas dalam bencana yang sama. Jika kesedihan yang menimpa Ifan Seventeen dapat dikategorisasikan, maka, mengutip Vincent van Gogh, itu adalah jenis “kesedihan yang akan bertahan selamanya.”

Hingga tulisan ini dibuat (26/12), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan korban tewas dalam bencana tsunami tersebut telah mencapai 430 orang meninggal, 1.495 luka-luka, dan 159 hilang. Pandeglang menjadi lokasi yang paling banyak korbannya, yakni 290 orang meninggal, 1.143 luka-luka, 77 hilang, dan 17.477 orang mengungsi (dari jumlah total 21.991). Masa tanggap darurat untuk Kabupaten Pandeglang pun ditetapkan hingga 4 Januari 2018. Sementara untuk Lampung Selatan jatuh hingga 29 Desember 2018.

Kembali ke Ifan Seventeen. Dalam sejarah musik dunia, ada beberapa band yang mengalami tragedi nahas seperti Seventeen. Lynyrd Skynyrd, Yellow Dogs, The Exploding Hearts, The Bar Kays, dan Viola Beach adalah beberapa di antaranya.

Kecelakaan Pesawat hingga Penembakan oleh Rekan Sendiri

Lynyrd Skynyrd adalah band yang berasal dari daerah Jacksonville, Florida, AS. Band ini dibentuk pada 1966 oleh sekelompok siswa sekolah menengah atas: Ronnie Van Zant, Bob Burns, Gary Rossington, Allen Collins, dan Larry Junstrom. Nama Lynyrd Skynyrd diambil dari seorang guru fisika yang sama-sama mereka benci: Leonard Skinner.

Album perdana mereka yang bertajuk Pronounced Leh-Nerd Skin-Nerd segera melambungkan nama Lynyrd Skynyrd di blantika musik rock AS. Seiring berjalannya waktu, Lynyrd Skynyrd dikenal sebagai salah satu band yang mempopulerkan genre Southern Rock: subgenre rock yang berasal dari selatan Amerika dengan ciri khas perpaduan antara rock n roll, country, dan blues.

Beberapa lagu hit Lynyrd Skynyrd di antaranya adalah “Free Bird”, sebuah anthem rock yang kerap dibandingkan dengan “Stairway to Heaven” milik Led Zeppelin dalam hal solo guitar masing-masing; “Sweet Home Alabama” sebuah lagu yang mulanya dibuat sebagai) olok-olok untuk dua lagu Neil Young, penyanyi asal Kanada; "Southern Man" dan "Alabama”, yang bertemakan rasialisme dan perbudakan; kemudian ada “Simple Man”, lagu yang direkam ulang oleh Deftones pada B-Sides & Rarities.

Sebagaimana band kebanyakan, Lynyrd Skynyrd tentunya juga pernah diterpa masalah. Leon Wilkenson, misalnya, bassis yang menggantikan Greg T. Walker, sempat mengalami ketakutan akan ketenaran. Posisi Wilkenson pun sempat ditambal sementara oleh gitaris dari Strawberry Alarm Clock, Ed King, ketika Lynyrd Skynyrd mengerjakan album Pronounced Leh-Nerd Skin-Nerd.

Kondisi mental Burns, si penabuh drum, juga pernah berantakan ketika Lynyrd Skynyrd sedang tur Eropa hingga harus digantikan Artimus Pyle. Lalu ketika tur album Nuthin 'Fancy, giliran Van Zant berselisih dengan Ed King. Sementara Collins dan Rossington juga pernah mengalami kecelakaan mobil serius tepat pada akhir pekan Hari Buruh tahun 1976. Akibatnya, proses pengerjaan album dan jadwal tur Lynyrd Skynyrd pun mesti terlambat.

Namun demikian, Lynyrd Skynyrd tetap berhasil mempertahankan eksistensinya di level atas jagat rock AS. Hingga kemudian datanglah tragedi kecelakaan pesawat yang menimpa band tersebut pada 20 Oktober 1977. Ketika itu Lynyrd Skynyrd hendak tampil konser di Greenville Memorial Auditorium di South Carolina dan berangkat menggunakan pesawat carteran, Convair CV-240.

Di perjalanan, pesawat tersebut kehabisan bahan bakar hingga terjatuh di kawasan rawa-rawa di dekat McComb, Mississippi. Kecelakaan itu menewaskan tujuh orang, termasuk tiga personil Lynyrd Skynyrd: Van Zant (vokalis), Steve Gaines (gitaris), dan Cassie Gaines sebagai vokalis latar. Hanya dua orang personil yang selamat: pemain keyboard Billy Powell dan bassis Leon Wilkeson.

Kecelakaan tersebut terjadi hanya berselang tiga hari setelah perilisan album kelima mereka Street Survivors. Dengan kondisi rapuh yang sangat, Lynyrd Skynyrd pun (di)bubar(kan) hingga waktu yang tidak ditentukan. 10 tahun kemudian, beberapa personil yang tersisa (Rossington, Billy Powell, Wilkeson, Pyle, Ed King yang bergabung kembali, serta Johnny van Zant, adik dari Ronnie van Zant, menggantikan posisi sang abang sebagai vokalis dan penulis lagu), memutuskan untuk kembali menghidupkan Lynyrd Skynyrd.

Pada 4 Mei 2018 lalu, Lynyrd Skynyrd menggelar tur terakhir mereka sebagai band dengan tajuk “Last of the Street Survivors Farewell Tour”. Nama-nama musisi seperti Kid Rock, Hank Williams Jr., Bad Company, The Charlie Daniels Band, The Marshall Tucker Band, .38 Special, Cheap Trick, Blackberry Smoke, dan Blackfoot, turut diundang sebagai pengisi acara.

Infografik Disatukan musik Dipisahkan Maut

Infografik Disatukan musik Dipisahkan Maut

Rekam jejak Lynyrd Skynyrd menunjukkan, betapapun pilu tragedi yang sempat meruntuhkan mereka, band tersebut tetaplah bertahan sekuat dan sehormat-hormatnya hingga maut memisahkan. Oleh majalah Rolling Stone, Lynyrd Skynyrd tercatat di urutan ke-95 dalam daftar "100 Greatest Artists of All Time".

Lynyrd Skynyrd bukanlah satu-satunya band yang memiliki kenangan pahit akibat kecelakaan tragis. Pada 1967, nyaris seluruh personil The Bar Kays, band funk dari Memphis, Tennessee, AS, tewas dalam kecelakaan pesawat yang jatuh di Danau Monoma di Wisconsin, AS, dan hanya menyisakan satu orang selamat, yakni peniup terompet, Ben Cauley.

Sementara pada 1991, tujuh anggota band pengiring penyanyi Reba McEntire juga tewas akibat pesawat yang mereka tumpangi menabrak pegunungan Otay di California, AS. Tahun 2003, The Exploding Hearts, sebuah band dari Portland, AS pernah mengalami kecelakaan mobil hingga menewaskan vokalis, penggebuk drum, dan pemain bas mereka. Sedangkan 2016 lalu, band indie dari Inggris, Viola Beach, juga mengalami kecelakaan mobil di Stockholm, Swedia, hingga menyebabkan seluruh anggota dan manajer band itu tewas seketika.

Satu band lain yang mengalami momen tragis adalah Yellow Dogs, band post punk dari Brooklyn, New York, yang beranggotakan tiga orang ekspaktriat dari Iran. Namun berbeda dengan yang lain, tiga personel band tersebut tewas ditembak oleh rekan mereka sesama musisi lainnya, Ali Akbar Mahammadi Rafie. Si pelaku kemudian turut tewas dengan cara bunuh diri. Polisi menduga penembakan terjadi karena Rafie marah setelah dikeluarkan dari bandnya.

Segenap tragedi yang menimpa Seventeen dan berbagai band lain tersebut membuhulkan sebuah epik yang begitu pedih: ada orang-orang yang disatukan oleh musik hingga akhirnya dipisahkan oleh maut.

Baca juga artikel terkait BAND SEVENTEEN atau tulisan lainnya dari Eddward S Kennedy

tirto.id - Musik
Penulis: Eddward S Kennedy
Editor: Windu Jusuf