Menuju konten utama

Setelah Indonesia, Australia dan Selandia Baru Ribut karena Bendera

Pejabat Perdana Menteri Selandia Baru Winston Peters menuduh Australia telah menjiplak desain bendera negerinya. Keduanya bekas koloni Britania Raya.

Setelah Indonesia, Australia dan Selandia Baru Ribut karena Bendera
Ilustrasi bendera Australia & New Zealand. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Dalam beberapa pekan terakhir, bendera menjadi topik hangat di media sosial. Asal-muasalnya adalah peristiwa di sekitar Lalu Muhammad Zohri, yang memenangkan kejuaraan lari 100 meter di Finlandia pada 10 Juli lalu. Bendera yang dipakai Zohri sempat menyita perhatian lantaran awalnya diduga sebagai pemberian seorang warga Polandia. Bendera Indonesia dan Polandia memang memiliki motif yang mirip. Jika Indonesia memiliki urutan warna merah kemudian putih, Polandia sebaliknya, putih kemudian merah.

Kemenpora membantah yang dibawa Zohri adalah bendera Indonesia, bukan bendera Polandia yang sengaja dibalik. Namun setelah berhari-hari menjadi perdebatan publik, pihak Polandia melalui Polski Związek Lekkiej Atletyki (Asosiasi Atletik Polandia/PZLA) akhirnya mengakui bahwa tim mereka meminjamkan bendera Polandia agar Zohri bisa merayakan kemenangannya.

Setelah kontroversi bendera Zohri mereda, giliran unggahan status foto di Instastory Amirul Ashrafiq, pemain timnas Malaysia U-16, yang mengundang kegaduhan. Pasalnya, dalam status bertanggal 28 Juli 2018, Ashrafiq mengunggah foto timnas Malaysia U-16 yang disertai oleh permintaan restu untuk berlaga. Ia menyematkan emoji bendera Indonesia dengan cara terbalik, layaknya bendera Polandia. Beberapa warganet Indonesia yang marah menilai Amirul sengaja menghina Indonesia. Sebagai catatan, ajang Piala AFF U-16 memang diadakan di Indonesia dan diikuti oleh 11 negara Asia Tenggara.

Setelah ramai menuai protes hingga ancaman pembunuhan, akhirnya permintaan maaf datang dari berbagai pihak, baik Amirul Ashrafiq, pelatih timnas, sampai Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia.

Sebenarnya bukan kali ini saja pembalikan bendera Indonesia dilakukan oleh warga Malaysia. Tahun lalu, buklet Sea Games 2017 memuat gambar bendera Indonesia secara terbalik, sehingga mirip bendera Polandia.

Siapa Duluan?

Ribut soal bendera baru-baru ini juga terjadi antara Selandia Baru dengan Australia. Dilansir dari The Guardian, pada 25 Juli silam, Pejabat Perdana Menteri Selandia Baru, Winston Peters, melayangkan kritik keras terhadap bendera Australia karena dianggap telah menjiplak bendera nasional Selandia Baru.

Bendera Australia dengan Selandia Baru memang sangat mirip. Sama-sama memiliki warna dominan biru dan motif Union Jack khas bendera Britania Raya. Hanya jumlah dan warna bintangnya saja yang berbeda.

"Kami sudah punya bendera ini sejak lama, lalu disalin oleh Australia. Mereka harusnya mengubah bendera dan menghormati fakta bahwa kamilah yang pertama kali memiliki desain ini, yang diputuskan oleh Perdana Menteri dan pewarisnya," ujar Peters yang juga dikenal sebagai politikus pembuat sensasi.

Seruan Peters disokong hasil jajak pendapat yang diselenggarakan New Zealand Herald. Sebanyak 62 persen responden mendukung permintaan Peters agar Australia mengubah benderanya.

Tapi betulkah Selandia Baru negara yang pertama memakai desain tersebut? Jawabannya adalah ya.

Bendera Selandia Baru telah berkibar sejak 1902, menggantikan bendera Union Jack milik Britania Raya. Meski sudah memiliki desain baru, motif Union Jack tetap disematkan di pojok kanan. Penyematan Union Jack tak hanya dilakukan oleh Australia dan Selandia baru, tapi juga negara-negara bekas koloni Britania Raya di kawasan Oseania, misalnya Tuvalu dan Fiji. Bendera Australia yang mirip dengan Selandia Baru sendiri memang baru disahkan dan dipakai sejak 1954.

Bukan kali ini saja Selandia Baru mempermasalahkan bendera Australia. Pada 2016, sebuah referendum penggantian bendera Selandia Baru digelar. Namun hasilnya, sebanyak 56,6 persen atau mayoritas warga Selandia Baru merasa masih ingin mempertahankan bendera yang berlaku saat ini. Sedangkan 43,3 persen warga lainnya menginginkan pemerintah mengusulkan desain bendera baru dengan menyematkan gambar daun pakis perak.

Dilansir dari Newshub, perdebatan tentang bendera Selandia Baru diprediksi bakal langgeng sampai tuntutan para aktivis pro-perubahan bendera terkabul.

Rivalitas Serumpun dan Identitas Bendera

Protes Selandia Baru terhadap Australia terkait bendera sebetulnya didahului oleh tindakan pemerintah Australia yang mendeportasi ratusan warga Selandia Baru tanpa proses peradilan. Kejadian ini memicu ketegangan antara kedua negara. Dalam sejarahnya, ada banyak warga Australia yang pindah ke Selandia Baru, begitu pula sebaliknya. Tidak jarang, kaum imigran dari kedua belah pihak menduduki jabatan politik strategis di masing-masing negara.

Sebagaimana dikabarkan oleh The New York Times, Selandia Baru yang wilayahnya berlipat-lipat lebih kecil dari Australia kerap diabaikan dalam percaturan politik dunia. Bahkan ada halaman Tumblr dan Reddit yang khusus menampakkan peta dunia tanpa wilayah Selandia Baru.

Pada 2016, seorang warga Selandia Baru mengalami kejadian tak mengenakkan saat berkunjung ke Kazakhstan. Petugas Bea Cukai setempat sempat menyangkal bahwa Selandia Baru adalah sebuah negara yang betul-betul eksis. Sang petugas justru bersikeras bahwa paspor yang dipakai pria Selandia Baru adalah palsu. Ia menganggap negeri Kiwi itu masih bagian dari Australia.

Selandia Baru memang berbagi sejarah dengan Australia. Sebelum 1901, Selandia Baru masuk dalam wilayah teritori Australia sebagai koloni Britania Raya.

Insiden bendera Indonesia terbalik yang dilakukan Malaysia juga kerap memicu protes sebagian warganet. Ini karena latar belakang hubungan dua negara serumpun tidak selalu harmonis. Tomi Lebang (2006) dalam bukunya yang berjudul Berbekal Seribu Akal Pemerintahan dengan Logika: Sari Pati Pidato Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutkan bahwa hubungan Indonesia dan Malaysia tidak hanya serumpun tapi bersaudara. Beberapa etnis Indonesia seperti Bugis, Dayak, Madura, Jawa, Sasak dan Flores telah menjadi bagian dari demografi Malaysia.

Infografik Tubir Gara Gara Bendera

Perselisihan terbesar yang pernah terjadi antara kedua negara terjadi selama Konfrontasi Indonesia-Malaysia (1962-1966). Meski akhirnya mereda, deretan perseteruan lainnya muncul, baik perselisihan wilayah teritorial sampai klaim atas lagu, tarian daerah, dan elemen kebudayaan lainnya. Konflik laten ini merembet hingga ke lapangan hijau hingga hari ini.

Apa yang membuat sebagian orang atau sebuah bangsa begitu fanatik dengan simbol termasuk bendera negara?

Dalam "What Do National Flags Stand for? An Exploration of Associations Across 11 Countries" (2017), Becker, dkk menunjukkan bahwa semakin tinggi rasa nasionalisme sebuah masyarakat, semakin tinggi pula rasa homat mereka terhadap bendera. Sementara Shannon P. Callahan dan Alison Ledgerwood dalam "On the Psychological Function of Flags and Logos: Group Identity Symbols Increase Perceived Entitativity" (2016) mengemukakan bahwa sebuah anggota kelompok bakal menampilkan simbol ketika termotivasi untuk menyampaikan kesan sebagai kelompok yang kompak dan bisa mengancam.

Kemiripan bentuk adalah satu dari sekian masalah terkait bendera. Jika dilihat-lihat, sebenarnya ada banyak bendera negara di dunia yang memiliki kemiripan motif atau bahkan tampak sama persis. Seperti bendera Chad dan Rumania, Indonesia dan Monako, Irlandia dan Pantai Gading, Luksemburg dan Belanda, dan banyak lagi.

Problemnya, semakin ke sini, jumlah negara-bangsa bangsa di seluruh dunia semakin bertambah akibat separatisme, perang, dan krisis politik akut lainnya. Maka dari itu, kemiripan bendera adalah risiko mendirikan negara baru.

Namun, itu juga berarti bahwa tenaga desainer untuk merancang bendera negara-negara baru sekreatif mungkin semakin dibutuhkan.

Baca juga artikel terkait BENDERA atau tulisan lainnya dari Tony Firman

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Tony Firman
Editor: Windu Jusuf