Menuju konten utama

Serial Watchmen: Wajah Baru Komik Superhero dengan Latar Isu Rasial

Serial Watchmen menawarkan banyak hal baru yang berbeda dari cerita dalam versi komik.

Serial Watchmen: Wajah Baru Komik Superhero dengan Latar Isu Rasial
Film Watchmen 2019. youtube/HBO

tirto.id - Serial Watchmen kini sudah tayang di Mola TV. Sulit untuk mengabaikan serial yang mendapatkan 26 nominasi penghargaan Emmy Awards 2020 tersebut.

Selain mendapat jumlah nominasi terbanyak di antara serial lainnya, Watchmen sekaligus menjadi serial adaptasi komik pertama yang meraih piala utama Emmy. Dari 26 nominasi di Emmy Awards ke-72, Watchmen memenangkan 11 penghargaan.

Di antara penghargaan itu ialah untuk kategori Limited Series Terbaik; Aktris Utama Terbaik untuk Limited Series (Regina King); Sinematografi terbaik untuk Limited Series; Naskah Terbaik untuk Limited Series; dan Aktor Pendukung Terbaik untuk Limited Series (Yahya Abdul-Mateen II).

Watchmen tayang perdana pada 20 Oktober 2019. Season I serial original HBO ini dilepas dengan 9 episode. HBO mengumumkan rencana produksi serial ini pada 2015. Lantas, proses penulisan naskah mulai berjalan pada 2017, diikuti dengan produksi pada 2018.

Diproduseri oleh Damon Lindelof, kisah dalam Watchmen ditulis berdasarkan novel grafis terbitan DC Comics pada 1986 karya Alan Moore, dengan judul serupa. Watcmen juga didukung sejumlah aktor dan aktris ternama, seperti Regina King, Tom Mison, Tim Blake Nelson, Yahya Abdul-Mateen II, Jeremy Irons, Sara Vickers, dan lain sebagainya.

Beberapa tahun sebelum versi serialnya muncul, komik Watchmen sudah pernah diadaptasi dalam film yang disutradarai Zach Snyder. Box Office Mojo melaporkan, film yang diproduksi dengan dana USD130 juta terebut berhasil meraup penghasilan sebanyak USD185 juta.

Riwayat Watchmen, Komik Superhero Level Novel

Komik "Watchmen" diterbitkan pertama kali oleh DC Comics pada 1986 dan 1987, dengan 12 jilid. Lantas, volume tunggal komik ini terbit pada 1987.

Kisah dalam komik "Watchmen" merupakan karya penulis asal Inggris, Alan Moore. Dalam proses penyusunan komik ini, terlibat pula komikus Dave Gibbons dan John Higgins (pewarna). Dua nama terakhir, juga kreator asal Inggris.

Cerita di komik "Watchmen" bukan kisah superhero biasa. Majalah Time memasukkan "Watchmen" dalam daftar 100 novel berbahasa Inggris terbaik yang terbit sejak 1923. Dan, "Watchmen" satu-satunya komik dalam daftar itu.

Komik "Watchmen" bukan satu-satunya karya Alan Moore. Dia juga menciptakan "V for Vendetta," "The Ballad of Halo Jones," "Batman: The Killing Joke," "Superman: Whatever Happened to the Man of Tomorrow?," serta masih banyak lainnya.

Dalam "Watchmen," Moore menawarkan pandangan yang menyindir konsep superhero ala Amerika Serikat yang tumbuh pada tahun 1940 sampai 60-an. Dia menyusun cerita yang berkembang dari sebuah thriller misteri menjadi kisah rumit dengan elemen yang memiliki saling keterkaitan.

Moore juga meruntuhkan mitos superhero dengan menggambarkan mereka sebagai sosok dengan abnormalitas kejiwaan dalam berbagai bentuk. Pada masanya, "Watchmen" dinilai tak lazim untuk jenis komik superhero.

Isi komik menawarkan sejarah alternatif dalam perjalanan AS sebagai negara adidaya. Latar cerita dalam "Watchmen" menyerupai dunia nyata, tapi ada sejumlah faktor kunci yang membedakannya dari kenyataan.

Dalam dunia "rekaan" Moore, Richard Nixon tidak pernah lengser karena skandal Watergate, serta Vietnam akhirnya menjadi negara bagian AS. Nixon bahkan bisa meloloskan amandemen konstitusi yang menghapus batasan waktu seseorang terpilih sebagai presiden. Maka, jadilah Nixon Presiden AS hingga tahun 1980-an.

Di sisi lain, meski superhero membuat AS mempunyai senjata pamungkas yang membuka peluang memenangkan perang dingin, aktivitas pahlawan super berkostum dilarang. Banyak superhero pun segera pensiun.

Alur cerita "Watchmen" dimulai dari peristiwa terbunuhnya Edward Blake, seorang superhero dan dikenal dengan identitas The Comedian. Moore lantas menarik pembaca untuk mengetahui bahwa Blake ternyata agen pemerintah AS yang terlibat dalam banyak aksi "kotor" saat perang Vietnam, pembunuhan JFK, hingga melenyapkan wartawan Woodward dan Bernstein untuk menggagalkan upaya pembongkaran kasus Watergate.

Kematian Blake membuat penasaran Rorschach, superhero bernama Water Kovacs yang pada 80an menjadi pahlawan super berkostum yang tetap beroperasi dan menentang larangan pemerintah AS. Rorschach lantas memiliki kesimpulan bahwa ada langkah sistematis untuk membantai para superhero. Rangkaian kejadian berikutnya menguatkan dugaan Rorschach. Karakter-karakter lain kemudian bermunculan dan tumbuh dalam saling keterkaitan cerita.

Sebelum "Watchmen" terbit pada 1986, komik terkesan kekanak-kanakan. Namun, novel grafis karya Moore membuat citra komik segera naik kelas.

Meskipun begitu, Moore mengaku tak terlalu senang dengan karyanya itu. Mengutip laporan BBC, selain merasa ditipu DC, Moore mengaku kecewa dengan pengaruh "Watchmen" terhadap industri komik. Moore sejatinya berharap "Watchmen" menginspirasi dunia komik dengan pendekatan cara bercerita yang memandang realitas sebagai sebuah jejaring kebetulan dan kesempatan. Namun, menurut Moore, banyak orang justru sekadar melihat sosok Rorschach, misalnya, sebagai karakter orang kasar dan psikopat. Dan, akhirnya karakter serupa muncul di banyak komik.

Wajah Baru "Watchmen" dalam Serial

Sebagai produser dan penulis naskah, Damon Lindelof membikin Watchmen versi serial sebagai "remix" dari komik aslinya, dengan memperkenalkan karakter, latar cerita, dan konflik baru.

Sementara komik "Watchmen" mengambil latar cerita situasi AS dan New York tahun 1985, serial Watchmen mengambil kisah konflik ras di Kota Tulsa, Oklahoma sebagai konteks utama.

Lindelof mengambilnya sebagai latar cerita karena terinpirasi peristiwa nyata dalam sejarah AS, yakni "pembantaian Tulsa." Sejarah mencatat insiden rasial itu terjadi pada 1 Juni 1921. Dalam peristiwa itu, massa penyerang kulit putih dengan dukungan pejabat lokal menembaki banyak orang kulit hitam sekaligus membakar rumah mereka di Distrik Greenwood, Kota Tulsa.

Mengutip laman Variety, Lindelof pertama kali mengetahui insiden tersebut dari sebuah laporan di majalah The Atlantic pada tahun 2014. Ia mengaku kaget saat membaca laporan itu, serta heran karena sebelumnya tak pernah mengetahui ada insiden pembantaian warga kulit hitam di Tulsa. Dari sana, Lindelof bertekad mengusung insiden itu ke layar kaca.

Serial Watchmen dibuka dengan gambaran insiden kerusuhan di Tulsa pada 1921, saat jalanan di Greenwood sibuk dengan perkelahian, tembak-menembak, dan dipenuhi mayat orang kulit hitam bergelimpangan. Ada pula pesawat mondar-mandir di langit Tulsa dan mejatuhkan bom ke rumah-rumah orang kulit hitam.

Karakter utama dalam serial Watchmen, Angela Abar alias detektif polisi Sister Night (Regina King) merupakan keturunan langsung dari warga kulit hitam yang selamat dari pembantaian pada 1921. Dalam Watchmen, dikisahkan bahwa kompensasi seumur hidup telah dibayarkan pada para korban perbudakan dan keturunan mereka. Namun, kelompok supremasi kulit putih menentang hal itu.

Cerita lantas melompat ke tahun 2019, ketika para petugas kepolisian di Tulsa harus mengenakan topeng dan kostum guna menutupi identitasnya. Mereka menghadapi kelompok militan kulit putih yang punya nama Seventh Kavalry.

Kelompok tersebut mengobarkan perang rasial dan menyerang polisi yang mencegah ulah mereka. Dalam aksinya, anggota Seventh Kavalry memakai topeng ala Rorschach, karakter protagonis di komik "Watchmen." Mereka mengenakan topeng tersebut sebagai wujud pemujaan pada aksi main hakim sendiri.

Sementara ihwal kenapa polisi Tulsa mengenakan topeng dan kostum, berakar dari kejadian pada Malam Natal 2016. Dalam sebuah insiden yang disebut "White Night," massa Kavalry menyerang rumah-rumah 40 petugas kepolisian di Kota Tulsa. Di antara mereka yang selamat: Detektif Abar dan Kepala Polisi Judd Crawford.

Setelah insiden tersebut, dibentuklah sebuah undang-undang yang mewajibkan para polisi untuk menyembunyikan identitasnya dengan bekerja sambil memakai topeng. UU ini juga mengizinkan polisi memakai kostum ala superhero, untuk menyamarkan identitas.

Banyak hal berbeda dari versi komik hadir dalam serial Watchmen. Walhasil, mereka yang sudah khatam dengan komik aslinya ataupun malah belum mendengarnya sama sekali, akan sama-sama melihat sesuatu yang baru dalam serial ini, dan itu bisa dilihat di Mola TV.

Baca juga artikel terkait MOLA TV atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Film
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH