Menuju konten utama

Serapan Anggaran Kesehatan Rendah, Terawan: Pasiennya Sedikit

Menurut Menkes Terawan serapan anggaran penanganan COVID-19 di sektor kesehatan akan banyak jika jumlah pasien yang sakit & tenaga medis yang meninggal lebih banyak.

Serapan Anggaran Kesehatan Rendah, Terawan: Pasiennya Sedikit
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kiri) mengikuti rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (23/6/2020). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.

tirto.id - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto angkat bicara mengenai rendahnya serapan anggaran kesehatan untuk penanganan COVID-19. Rendahnya serapan anggaran kesehatan menurut Terawan karena jumlah pasien yang masih sedikit.

Begitu pula dengan pasien yang meninggal karena COVID-19 menurut Terawan masih sedikit. Akibatnya, anggaran yang dikeluarkan untuk menyantuni pasien COVID-19 yang meninggal juga sedikit.

“Di sini kalau penyerapannya kurang kan berarti pasiennya kurang, [jumlahnya] sedikit. Santunan juga kalau penyerapannya kurang berarti yang meninggal sedikit,” ucap Terawan dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR RI, Rabu (15/7/2020).

Terawan menjelaskan prinsip yang sama juga berlaku buat rendahnya penyerapan anggaran bagi santunan tenaga kesehatan. Ia bilang penyerapan anggaran yang rendah juga karena jumlah tenaga kesehatan yang meninggal akibat COVID-19 tidak banyak.

"Untuk nakes. Ini yang agak berbeda. Kalau diserap banyak sekali berarti yang sakit banyak sekali dan yang meninggal kalau santunan penyerapannya banyak artinya yang meninggal banyak,” ucap Terawan.

Alasan lain rendahnya penyerapan anggaran kesehatan itu menurutnya juga terkait dengan persoalan teknis. Terawan bilang kementeriannya berusaha agar hati-hati dan menghindari potensi moral hazard.

Meski begitu, Terawan menjelaskan pemerintah sudah melakukan perubahan pada penyaluran insentif tenaga kesehatan yang kini terbagi menjadi dua. Pertama insentif bagi tenaga kesehatan pusat senilai Rp1,9 triliun yang nantinya memerlukan verifikasi langsung Kemenkes. Kedua Rp3,7 triliun untuk tenaga kesehatan di daerah yang verifikasinya bisa melalui dinas kesehatan daerah alih-alih ke pusat.

Langkah lainnya kata Terawan, ia akan mensosialisasikan protokol kesehatan lebih baik lagi. Harapannya jika protokol kesehatan berjalan dengan baik, maka serapan anggaran kesehatan tidak perlu terlalu besar.

Menurutnya hal ini membedakan antara belanja barang dan modal pada umumnya dengan anggaran kesehatan yang dikelola kementeriannya.

“Dari protokol kesehatan tadi ada gerakan pakai masker secara masif menurut saya ini tepat. Itu yang membuat otomatis kalau sukses penyerapan anggaran biaya pasien dan sebagainya akan turun,” ucap Terawan.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Bayu Septianto