Menuju konten utama

Serapan Anggaran Kemendag Rendah, Sri Mulyani: Jangan Minta Tambah

Capaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Kementerian Perdagangan dinilai rendah.

Serapan Anggaran Kemendag Rendah, Sri Mulyani: Jangan Minta Tambah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 di Jakarta, Rabu (19/2/2020). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.

tirto.id - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyoroti performa penggunaan anggaran yang kurang memuaskan dari Kementerian Perdagangan. Gara-gara rendahnya capaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA), Sri Mulyani mengatakan tak akan pernah mengabulkan permintaan tambahan anggaran sampai persoalan ini dibenahi.

“Kalau pak Menteri minta tambahan anggaran. Saya bilang dikasih 100 Cuma 87 yang dibelanjain. Jangan minta lagi. Kalau dikasih 120 melorot ke 70,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Sri Mulyani mengatakan hasil IKPA Kementerian Perdagangan berada di atas 90 atau 90,46. Namun, ia bilang nilai itu relatif buruk jika dibandingkan rata-rata kementerian lain.

“Kabar buruknya rata-rata kementerian lembaga lain 92,” ucap Sri Mulyani.

Lebih detailnya lagi, Sri Mulyani menyoroti dua pos eselon 1 sebagai penyebabnya. Mereka adalah sekretariat jenderal dan direktorat jenderal perdagangan dalam negeri.

“Nilai di bawah 90 yang membuat Kemendag turun itu Setjen. Ditjen perdagangan dalam negeri itu ruwet. Liat tuh, 87 dan 86,” ucap Sri Mulyani.

Sri Mulyani lantas membanggakan pos inspektorat jenderal yang memiliki nilai 97. Menurutnya hal itu bisa tercapai karena ia mengenal inspektur jenderal yang sedang menjabat.

Sri Mulyani pun berpesan bahwa anggaran tak boleh dijadikan alasan kinerja tak terdongkrak. Menurutnya itu hanya persoalan pola pikir sehingga perlu dibenahi terlepas ketersediaan anggaran yang ada.

“Jadi ngurusin APBN ada di kementerian bisa di-improve. Liat serapannya jangan pernah minta tambahan anggaran dulu,” ucap Sri Mulyani.

Baca juga artikel terkait SERAPAN ANGGARAN RENDAH atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan