Menuju konten utama

Sendratari Ramayana Prambanan Curi Perhatian Publik Paris

Sendratari Ramayana telah menarik perhatian sebanyak 400 penonton di Kantor Pusat UNESCO, Paris. Pertunjukan itu untuk merayakan 25 tahun masuknya inskripsi Kawasan Candi Borobudur dan Prambanan ke dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO.

Sendratari Ramayana Prambanan Curi Perhatian Publik Paris
Ilustrasi. Penari kontingen Kabupaten Gunungkidul beraksi di atas pentas saat acara Festival Sendratari se-DIY di Taman Budaya Yogyakarta, DI Yogyakarta, Jumat (21/10). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko.

tirto.id - Sekitar 400 pasang mata di Paris untuk waktu yang cukup lama, tercuri perhatiannya oleh penampilan Sendratari Ramayana Prambanan pada Selasa (23/11/2016) malam. Seni tari asal Indonesia tersebut ditampilkan di hadapan para penonton dan diplomat yang hadir di Kantor Pusat Organisasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Budaya Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), Perancis.

T. A. Fauzi Soelaiman, Duta Besar dan Deputi Wakil Tetap RI di UNESCO, menjelaskan bahwa sendratari tersebut dipentaskan untuk merayakan 25 tahun masuknya inskripsi Kawasan Candi Borobudur dan Prambanan ke dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO. Selain itu, pementasan ini juga dalam rangka peringatan 20 tahun diakuinya inskripsi Situs Manusia Purba Sangiran ke dalam daftar yang sama, demikian informasi yang dihimpun dari Antara, Rabu (23/11/2016).

"Untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada UNESCO, Indonesia merayakan ulang tahun inskripsi tersebut di Kantor Pusat UNESCO Paris," jelas Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Dr. Hotmangaradja Pandjaitan, saat pembukaan pementasan Sendratari Ramayana Prambanan.

Karena sejak 1991 kawasan Candi Borobudur dan Prambanan adalah dua situs warisan dunia UNESCO asal Indonesia yang telah diinskripsi. Sejak pertama kali dinskripsi hingga saat ini, Indonesia telah menerima banyak manfaat dari UNESCO dalam melestarikan kedua situs warisan budaya tersebut.

Untuk cerita Ramayana sendiri, Hotmangaradja menjelaskan, meskipun berasal dari India namun memiliki banyak versi di seluruh penjuru dunia dan negara-negara di Asia akrab dengan cerita tersebut. Sedangkan, cerita Ramayana yang ditampilkan di UNESCO pada kemarin malam berasal dari relief yang terpahat di dinding Candi Prambanan. Dari fakta ini pula maka tarian tersebut dinamakan Ramayana Prambanan.

Harapan datang pula dari pihak pengelola Candi Prambanan. Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Edy Setijono, berharap diakuinya inskripsi Borobudur dan Prambanan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO dapat menarik atensi masyarakat untuk melestarikannya, tidak saja untuk berwisata.

Selain Sendratari Ramayana Prambanan, kesenian asal Indonesia lain yang sempat ditampilkan di Kantor Pusat UNESCO adalah Pencak Silat. Seni bela diri tersebut dipentaskan untuk mengikuti acara ASPAC Evening pada Jumat (28/10/2016) lalu.

Pesilat yang tampil pada malam ASPAC adalah Satria Nurizki Diass Suhana dan Sutra Patria Nurfaizi Diass Suhana, putra dari Alit Didin Supidin Suhana, pengasuh organisasi pencak silat di KBRI Paris dan staf Kantor Delegasi Tetap Indonesia di UNESCO.

Baca juga artikel terkait WARISAN DUNIA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari