Menuju konten utama

Sempat Viral, Kampanye CELUP Akhirnya Hapus Akun Instagramnya

Dari pantauan Tirto, Kamis (28/12/2017) pagi, akun resmi Instagram kampanye CELUP, @cekrek.lapor.upload, sudah dihapus atau tidak dapat ditemukan di pencarian Instagram.

Sempat Viral, Kampanye CELUP Akhirnya Hapus Akun Instagramnya
Ilustrasi kampanye Celup. FOTO/Youtube.

tirto.id - Kampanye CELUP yang menjadi viral di kalangan pengguna sosial media, kini menutup akun Instagram-nya.

Dari pantauan Tirto, Kamis (28/12/2017) pagi, akun resmi Instagram kampanye CELUP, @cekrek.lapor.upload, sudah dihapus atau tidak dapat ditemukan di pencarian Instagram.

Akun Instagram CELUP mengajak netizen untuk mengikuti kampanye dengan mengusung motto dan tanda pagar. "Selamatkan ruang publik kita, pergoki mereka! Laporkan kepada kami #terciduk #antiasusila," begitu bunyi keterangan bio dalam akun resmi CELUP.

Dalam banner promo, terlihat seorang pria yang sedang bersembunyi di balik pohon dan mengarahkan kamera ponsel ke sepasang pria dan wanita, dengan tulisan besar "Menyelamatkan Generasi Zaman Now."

Kampanye CELUP masih banyak dibicarakan netizen. Bahkan, hingga Kamis pagi, menjadi trending topik pertama di Indonesia dengan lebih dari 38 ribu cuitan.

Fadhli Zaky, koordinator CELUP — singkatan Cekrek, Lapor, Upload — memberikan klarifikasi kepada Tirto terkait gerakan yang diusungnya dan empat kawan lainnya. Menurutnya apa yang mereka lakukan bukan untuk menyebarkan aib orang lain.

"Ini adalah gerakan kampanye sosial kami untuk mengembalikan fungsi ruang publik, bukan mengunggah dan menyebar aib orang-orang yang melakukan tindakan asusila," kata Mahasiswa desain komunikasi visual (DKV) Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur (UPN Jatim) semester VII ini via sambungan telepon, Rabu (27/12/2017).

Kampanye ini sebenarnya sederhana saja. Jika melihat orang bermesraan di ruang publik, maka anda diminta memfoto orang itu, lalu mengirimnya ke official account CELUP — dengan menambahkan sebagai teman terlebih dulu. Nantinya CELUP akan mengunggahnya ke akun sosial media mereka.

Pengirim diiming-imingi hadiah berupa voucher pulsa, gantungan kunci, dan kaos. Makin banyak mengirim foto makin besar kemungkinan memperoleh hadiah. Mekanisme ini diumumkan langsung melalui salah satu postingan di Instagram resmi, @cekrek.lapor.upload.

Menurut Fadhli, fokus dari gerakan mereka bukan lah orang-orang yang difoto, melainkan tempatnya. "Supaya pengelola tahu ada tempat-tempat yang potensial jadi tempat asusila, misal karena kurang cahaya," katanya. Karena fokus pada tempat, katanya, unggahan dari kontributor akan disensor.

"Tidak kami upload langsung, kami sensor dulu. Sekali lagi supaya pengelola tahu," katanya.

Ketika ditanya apa gerakan ini memikirkan implikasi paling serius baik terhadap mereka sendiri ataupun terhadap orang-orang yang fotonya diunggah, misalnya dipersekusi, Fadhli hanya menjawab bahwa mereka "sudah memikirkan dampak terburuknya," dan berkilah hal tersebut bukan niatan mereka.

"Kami sudah berpikir paling worst-case, sih. Tapi mau bagaimana lagi. Namanya eksperimen sosial, dan yang bergerak cuma lima orang," katanya.

Baca juga artikel terkait PERSEKUSI atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Rio Apinino
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri