Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Sempat Terhenti, Yogyakarta Lanjutkan Bantuan Logistik untuk Isoman

Pemberian bantuan kembali dilanjutkan setelah melakukan refocusing anggaran di dinas untuk kebutuhan penyediaan logistik makanan siap saji.

Sempat Terhenti, Yogyakarta Lanjutkan Bantuan Logistik untuk Isoman
Warga melintasi mural bertema COVID-19 di kawasan Serangan, Yogyakarta, Selasa (1/12/2020). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/rwa.

tirto.id - Dinas Sosial Pemerintah Kota Yogyakarta kembali melanjutkan pemberian bantuan logistik berupa makanan siap saji kepada pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Program ini sempat terhenti beberapa waktu lalu karena kehabisa anggaran.

"Pemberian bantuan sudah bisa dilanjutkan kembali setelah kami melakukan refocusing anggaran di dinas untuk kebutuhan penyediaan logistik makanan siap saji," kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Maryustion Tonang, di Yogyakarta, Sabtu (8/5/2021).

Menurut dia, tambahan alokasi anggaran untuk pemenuhan bantuan logistik bagi pasien isolasi mandiri ditetapkan sebesar Rp600 juta atau sesuai dengan alokasi anggaran awal.

Maryustion berharap, alokasi tambahan tersebut dapat mencukupi kebutuhan pemberian bantuan logistik makanan siap saji dalam waktu yang cukup lama. "Paling tidak sampai dengan pembahasan anggaran perubahan. Jadi bisa diusulkan kembali melalui anggaran perubahan apabila anggarannya kurang," kata dia.

Pemenuhan bantuan logistik makanan siap saji dilakukan oleh kelompok kuliner yang tergabung dalam Program Gandeng Gendong Pemerintah Kota Yogyakarta dengan harapan mampu menggerakkan perekonomian masyarakat yang juga terdampak pandemi.

Setiap pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah setidaknya memperoleh bantuan logistik selama 10 hari. Setiap pasien akan memperoleh bantuan makanan siap saji tiga kali dalam sehari dengan menu yang berbeda-beda untuk makan pagi, siang, dan malam.

Alokasi anggaran untuk setiap menu ditetapkan Rp20.000 dan dipastikan kebutuhan gizi untuk mendukung pemulihan pasien tetap terpenuhi.

"Jika di dalam satu rumah ada tiga orang yang menjalani isolasi mandiri, maka kebutuhan anggaran minimalnya adalah tiga orang dikali tiga kali makan dalam sehari dikali 10 hari. Artinya akan ada 90 nasi boks yang harus disiapkan. Total nilai bantuannya Rp1,8 juta. Nilainya cukup besar," kata dia.

Pembayaran kepada kelompok kuliner dilakukan saat pasien sudah selesai menjalani isolasi mandiri. "Pembayaran tidak bisa kami lakukan setiap hari. Ini yang terkadang dipandang oleh kelompok kuliner jika pembayarannya terlambat," kata dia.

Ia menambahkan, baru Pemerintah Kota Yogyakarta yang memiliki program pemberian bantuan makanan siap saji kepada pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah.

"Ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap pasien dan keluarga pasien yang terkonfirmasi positif untuk memenuhi kebutuhan logistik sehari-hari. Namun demikian, kami pun berharap agar tren kasus semakin turun," katanya.

Pada Jumat (7/4), terdapat 363 kasus aktif COVID-19 di Yogyakarta. Sebanyak 346 pasien menjalani isolasi, baik di Selter Tegalrejo maupun isolasi mandiri di rumah, dan 17 pasien menjalani rawat inap di rumah sakit.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Abdul Aziz