Menuju konten utama

Seminari Bethel Jakarta Laporkan Pelaku Ujaran Kebencian Ke Polisi

Seminari Bethel Jakarta telah melaporkan pelaku ujaran kebencian menanggapi video ketika 36 orang siswa seminari dibawa ke Wisma Atlet Kemayoran terkait COVID-19.

Seminari Bethel Jakarta Laporkan Pelaku Ujaran Kebencian Ke Polisi
Petugas dengan alat pelindung diri berdiri di salah satu beranda di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (24/3/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.

tirto.id - Seminari Bethel Jakarta menyayangkan berbagai komentar berisi ujaran kebencian menanggapi video ketika 36 orang siswa seminari dibawa ke Wisma Atlet Kemayoran. Ketua Seminari Bethel Jakarta Kiki Sadrach lewat keterangan tertulis pada Rabu (22/4/2020), mengatakan telah melaporkan kasus ini ke polisi.

"Menanggapi video-video yang beredar di masyarakat pasca 36 orang anak asrama yang dievakusi ke RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet, yang berisi ujaran-ujaran kebencian dan provokatif, kami telah melaporkan hal tersebut kepada pihak Kepolisian untuk ditindaklanjuti secara tegas sesuai dengan hukum yang berlaku," ucap Kiki.

Adapun penyebaran covid-19 di Seminari Bethel Jakarta dimulai ketika ditemukan enam mahasiswa terkonfirmasi positif Covid-19 setelah melalui 2 kali rapid test pada 1 April dan 6 April lalu, yang dilanjutkan dengan swab test pada 7 April dan hasilnya keluar 9 April. Ini menjadi gelombang pertama penyebaran Covid-19 di seminari.

Pada 12 April, terdapat 134 mahasiswa dan staf seminari menjalani rapid test, 4 hari berselang mereka melakukan swab test dan ditemukan 36 orang positif. Tak diketahui pasti riwayat penularan mereka. Kasus ini menjadi gelombang kedua penyebaran Covid-19 di seminari.

Di tengah upaya pemeriksaan COVID-19, Yada dikejutkan oleh munculnya ujaran kebencian dan kabar bohong di medium pesan singkat yang menyerang Seminari Bethel Jakarta.

Di antara ujaran kebencian itu berisi pesan: ada mahasiswa positif yang melarikan diri dari asrama; ada mahasiswa positif yang meninggal; mahasiswa mencoba bunuh diri karena corona; dan isu sensitif berisi provokasi pembakaran gereja dan asrama mahasiswa dengan tuduhan seminari telah menjadikan Petamburan sebagai zona merah COVID-19.

Kiki Sadrach pun menegaskan bahwa isu mahasiswa positif melarikan diri atau mencoba bunuh diri adalah tidak benar. Dia mengaku telah menjalankan protokol kesehatan di instansinya dan siap berkoordinasi dengan Puskesmas Tanah Abang atau rumah sakit rujukan jika kembali ditemukan penghuni denga gejala Covid.

Lebih lanjut, 36 mahasiswa seminari saat ini masih dirawat di Wisma Atlet Kemayoran. Selain itu pihak seminari juga kembali menggelar rapid test terhadap 94 penghuni seminari dan sejauh ini menunjukkan hasil negatif.

"Sampai saat ini kami masih menunggu hasil dari swab test tersebut. Kami semua berharap dan berdoa hasilnya adalah negatif, Namun, bila hasil test-nya positif tentu dipastikan kami segera memindahkan mereka ke Wisma Atlet sesuai arahan dan rujukan dari dokter Puskesmas Tanah Abang," pungkas Kiki.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Hukum
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Hendra Friana