Menuju konten utama
Liga Inggris

Sejarah Tranmere Rovers: Klub Sekota Liverpool Milik Pengusaha RI

Sejarah dan pencapaian Tranmere Rovers tidak segemerlap dua saudaranya sesama klub Liga Inggris asal Merseyside: Liverpool dan Everton.

Sejarah Tranmere Rovers: Klub Sekota Liverpool Milik Pengusaha RI
Seorang bocah pendukung Tranmere Rovers. Jon Super/AP

tirto.id - Santini Group yang dirintis oleh orang Indonesia, Sofjan Wanadi, kini memiliki sebagian saham Tranmere Rovers, klub yang musim 2019/2020 berlaga di Divisi Tiga Liga Inggris. Sejarah klub sekota Liverpool dan Everton di Merseyside ini sangat panjang meskipun kiprahnya tidak terlalu mentereng.

Mark Pallios selaku presiden klub pada Selasa (3/9/2019) lalu mengumumkan, sebagian saham Tranmere Rovers telah diakusisi oleh Santini Group. Hanya saja, tidak disebutkan berapa persen saham klub ini yang kini digenggam perusahaan asal Indonesia yang digawangi oleh tiga putra Sofjan Wanandi, yakni Lukito, Emmanuel, dan Paulus, ini.

“[...] mereka [Santini Group] adalah pihak yang mengerti bagaimana etos kerja dan tujuan tim ini. Khususnya dalam hal mengembangkan komunitas [fans] klub dan mereka akan mendukung kami untuk itu,” jelas Pallios kepada BBC Radio Merseyside, Selasa (3/9/2019), waktu setempat.

Tranmere Rovers sedang mengalami perkembangan pesat. Musim 2017/2018, klub berjuluk Super Whites ini masih berkubang di Divisi Lima atau National League, kemudian naik ke Divisi Empat atau League Two pada musim lalu.

Skuad besutan Micky Mellon ini promosi ke Divisi Tiga (Liga One) jelang musim 2019/2020 dan bersaing dengan klub-klub Inggris yang namanya sempat familiar macam Ipswich Town, Sunderland, Coventry City, Portsmouth, juga Bolton Wanderes.

Riwayat Panjang The Rovers

Riwayat Tranmere Rovers memang tidak segemerlap dua saudara sekotanya yakni Liverpool dan Everton. Markas mereka pun, Stadion Prenton Park, “cuma” dijadikan sebagai kandang tim cadangan dan tim wanita Liverpool.

Tak seperti The Reds dan The Toffees yang menjadi langganan tetap Premier League, The Rovers lebih akrab dengan divisi level bawah. Prestasi terbaik mereka adalah pada musim 1992/1993 saat finis di peringkat 4 Football League First Division yang menjadi kasta tertinggi Liga Inggris sebelum era Premier League.

Dikutip dari situs resmi klub, Tranmere Rovers berdiri tahun 1884 dengan nama Belmont FC dan memenangkan laga pertamanya melawan Brunswick Rovers dengan skor 4-0 pada 15 November 1884.

Beberapa bulan kemudian, nama Tranmere Rovers digunakan oleh klub ini jersey khasnya yang berwarna dasar biru dan celana putih. Kala itu, mereka bermarkas di sebuah lapangan di Borough Road, Birkenhead, Merseyside.

Sejak 1887, Tranmere Rovers pindah home base ke Ravenshaws Field hingga kini. Ravenshaws Field inilah yang kemudian berganti nama menjadi Prenton Park pada 1912.

The Rovers adalah salah satu klub yang merintis pembentukan Divisi Tiga Liga Inggris untuk wilayah utara pada 1921. Klub ini memainkan pertandingan pertama di Divisi Tiga melawan Crewe Alexandra di Stadion Prenton Park tanggal 27 Agustus 1921.

Musim 1938/1939 menjadi musim bersejarah bagi Tranmere Rovers. Klub yang juga punya julukan The Whites ini meraih gelar juara Divisi Tiga Wilayah Utara pada musim itu dan berhak promosi ke Liga Dua.

Namun, setelah itu, Tranmere Rovers justru memperlihatkan grafik menurun. Hanya semusim di Liga Dua, Rovers terdegradasi dan harus kembali ke Divisi Tiga. Bahkan, tiga musim berselang, klub ini anjlok ke Divisi Empat.

Bangkit di Era Pailit

Upaya revolusi pun dilakukan dengan menggaet Dave Russel sebagai pelatih sekaligus manajer. Sejak era pelatih asal Skotlandia ini, Tranmere Rovers meninggalkan jersey utamanya yang berwarna dasar biru, demi membedakannya dengan Everton.

Sebagai penggantinya, jersey kandang Tranmere Rovers berwarna putih-putih dengan sedikit ornamen berwarna biru. Kendati begitu, pasukan Super Whites terus berkubang di Divisi Empat dan baru bisa kembali ke Divisi Tiga pada 1967.

Tranmere Rovers mengalami krisis finansial setelah terdegradasi ke Divisi 4 pada 1979. Bahkan, harus dilakukan penggalangan dana bertajuk “Save the Rovers”, ditambah uang pinjaman, untuk memperpanjang nafas klub ini.

Sialnya, The Rovers tetap saja dinyatakan pailit pada 1987. Pengusaha lokal bernama Peter Johnson mengambil-alih kepemilikan Tranmere Rovers dan secara perlahan berupaya membangkitkan klub ini.

Hasilnya, pada musim 1988/1989, skuad besutan John King kala itu justru sukses promosi ke Divisi Tiga. Musim berikutnya, Tranmere Rovers secara mengejutkan langsung naik kasta lagi ke Divisi Dua hingga masuk dalam jajaran The Big Four pada musim 1992/1993.

Pencapaian terbaik lainnya adalah menembus perempatfinal Piala FA pada musim 1999/2000, 2001/2001, dan 2003/2004, serta runner-up Piala Liga 1999/2000 setelah dikalahkan Leicester City di final dengan skor 1-2.

Selain itu, Tranmere Rovers pernah menjuarai sejumlah kejuaraan minor seperti Welsh Cup 1934/1935 dan EFL Trophy 1989/1990.

Hingga pekan ke-6 Liga Two Liga Inggris musim ini, The Rovers masih tercecer di papan bawah. Bergabungnya Santini Group tentunya diharapkan bisa membuat klub ini menjadi lebih baik demi menggapai mimpi tampil di Premier League bersama dua saudaranya, Everton dan Liverpool.

Baca juga artikel terkait LIGA INGGRIS atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Olahraga
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Fitra Firdaus