Menuju konten utama

Sejarah Tragedi Hillsborough: Peristiwa Kelam Sepak Bola Inggris

Tragedi Hillsborough adalah peristiwa kelam sepak bola Inggris yang terjadi pada 15 April 1989.

Sejarah Tragedi Hillsborough: Peristiwa Kelam Sepak Bola Inggris
kerumunan orang bernyanyi "you'll never walk alone" dalam misa nyala lilin mengenang korban bencana hillsborough di st georges hall, liverpool, inggris, rabu (27/4). antara foto/reuters/phil noble

tirto.id - Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur telah meninggalkan duka mendalam bagi Indonesia. Bahkan, berbagai negara di dunia pun turut berbelasungkawa. Tercatat 125 orang meninggal dan 188 orang luka-luka, demikian menurut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan, tragedi Kanjuruhan bukan bentrok antara suporter karena pendukung Persebaya tidak ikut menonton. Pada umumnya, kata Mahfud, korban meninggal itu karena desak-desakan, saling himpit, terinjak dan sesak nafas.

Seperti dikutip dari CNN, Menpora Zainudin Amali menegaskan, pihaknya akan mengusut penggunaan gas air mata yang dipakai petugas keamanan dalam kasus ini. Apalagi, Amali menegaskan, FIFA tidak memperbolehkan pemakaian gas air mata dalam pertandingan sepakbola.

Terkait kronologi dan penyebab Tragedi Kanjuruhan bisa dibaca di artikel ini: (Apa Penyebab Tragedi Kanjuruhan & Bagaimana Cerita Lengkapnya?)

Meskipun ada perbedaan konteks dengan peristiwa tersebut. Tiga puluh tiga tahun lalu, Inggris pernah mengalami peristiwa kelam di dunia sepak bola, atau apa yang disebut Tragedi Hillsborough.

Sejarah Tragedi Hillsborough

Dilansir dari Indian Express, tragedi menggenaskan itu terjadi pada 15 April 1989 yang menewaskan 96 suporter dan 766 orang luka-luka. Peristiwa itu terjadi di Stadion Hillsborough, tempat Liverpool dan Nottingham Forest bertanding di semifinal Piala FA.

Kala itu, tiket di stadion berkapasitas 53 ribu orang itu habis terjual. Britannica menuliskan, sebagian besar dari tragedi itu disebabkan oleh kesalahan polisi. Untuk mencegah hooliganisme, suporter kedua tim diarahkan untuk masuk dari sisi stadion yang berbeda.

Hooliganisme adalah istilah untuk menyebut perilaku nakal dan merusak oleh penggemar sepak bola yang terlalu fanatik.

Kala itu, para pendukung Liverpool yang memegang "tiket berdiri" harus masuk di Leppings Lane dan melewati salah satu dari tujuh pintu putar, kemudian ada dua terowongan yang terbuka seperti "kandang", sebuah area yang dikelilingi pagar tinggi dengan gerbang sempit.

Tragedi Hillsborough

Tragedi Hillsborough. wikimedia commons/Free/ Superbfc

Oleh karena jumlah pintu putar yang terbatas, terjadi kemacetan ketika sekitar 10.100 penonton berusaha masuk stadion dari sisi Leppings Lane. Sekitar pukul 14.30 waktu setempat atau menjelang 30 menit sebelum kick-off, lebih dari separuh penggemar masih berada di luar.

Kepala Polisi Yorkshire Inspektur David Duckenfield, akhirnya setuju untuk membuka pintu keluar C karena berharap bisa mengurai kemacetan. Duckenfield minim pengalaman dalam mengawasi pertandingan bola di Hillsborough.

Sekitar 2.000 fans masuk lewat gerbang itu. Ketika mereka bergegas, tabrakan mematikan pun terjadi dan orang-orang berusaha keras melarikan diri. Pertandingan pun diberhentikan setelah lima menit dimulai.

Komunikasi dan koordinasi yang buruk semakin memperumit upaya penyelamatan. Puluhan orang meninggal dunia dan 760 di antaranya luka-luka.

Setelah tragedi itu, polisi menyalahkan para penggemar Liverpool yang diduga mabuk dan tidak tertib. Di sisi lain, Kepala Polisi Yorkshire Inspektur David Duckenfield mengklaim para penggemar telah memaksa membuka gerbang C.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya