Menuju konten utama
Seni Budaya

Sejarah Tradisi Sisingaan yang Berasal dari Subang & Filosofinya

Tradisi Sisingaan adalah kesenian tradisional asal Subang Jawa Barat. Berikut sejarah dan arti filosofinya.

Sejarah Tradisi Sisingaan yang Berasal dari Subang & Filosofinya
Tradisi Sisingaan. wikimedia commons/ Ilham.nurwansah

tirto.id - Tradisi Sisingaan adalah kesenian tradisional asal Subang Jawa Barat. Kesenian ini biasa dipentaskan untuk mengarak anak laki-laki sebelum upacara khitan.

Sisingaan berati singa tiruan. Dalam tradisi ini, singa tiruan dibuat sedemikian rupa kemudian ditunggangi oleh anak laki-laki dan digotong oleh beberapa orang dewasa. Kemudian Sisingaan dan penunggangnya diarak keliling desa.

Arakan ini diiringi oleh penari dan alunan musik yang berasal dari beragam alat musik seperti kendang, kempul, gong, dan terompet.

Kendati pada umumnya Sisingaan dilakukan pada upacara khitan, Sisingaan juga acap dipentaskan untuk menyambut tamu agung, pengangkatan kepala desa, perayaan kemerdekaan, dan sebagainya.

Sejarah Tradisi Sisingaan & Filosofinya

Sisingaan bukan sekedar kesenian yang dilakukan untuk menghibur anak sebelum upacara khitan. Lebih dari itu, Sisingaan merupakan sebuah bentuk sindiran terhadap penjajah.

Kala itu sekitar tahun 1850an Subang dijadikan daerah perebutan kekuasaan antara Belanda dan Inggris.

Mengutip laman Portal Indonesia, masyarakat Subang dikenalkan dengan dua lambang penguasa. pertama adalah mahkota yang menjadi lambang Belanda. Kedua adalah tiga singa yang merupakan lambang kekuasaan Inggris. Di bawah kekuasaan Inggris, masyarakat Subang mendapat tekanan ekonomi yang kuat.

Sisingaan adalah wujud perlawanaan masyarakat Subang, Singa tiruan yang merupakan lambang dari kekuasaan Inggris, kemudian orang yang memikul adalah simbol dari rakyat yang tertindas, sedangkan anak yang menunggangi Singa melambangkan generasi muda yang menaklukkan kekuasaan yang menindas masyarakat Subang.

Prosesi Pementasan Sisingaan

Meski secara umum Sisingaan adalah kesenian arakan, terdapat sejumlah prosesi yang dilakukan dalam pementasan Sisingaan, berikut mengutp laman Rumah Belajar Kemendikbud.

  1. Sisingaan diawali dengan kata sambutan oleh ketua kelompok.
  2. Anak-anak yang akan disunat atau tokoh masyarakat yang akan diarak dipersilakan menaiki wayang singa.
  3. Instrumen pengiring dimainkan dengan lagu berirama dinamis sebagai tanda dimulainya pertunjukan.
  4. 8 pemain akan mulai berbagi dua boneka singa (satu boneka dibagikan oleh 4 orang).
  5. Ketua kelompok memberi aba-aba kepada pemain untuk melakukan gerakan tari secara serempak dan akrobatik.
  6. Lagu yang dimainkan sebagai pengiring tarian biasanya diambil dari lagu kesenian sunda
  7. Singaan dilakukan sambil berkeliling kampung hingga akhirnya kembali ke tempat semula. Dengan kembalinya para penari ke tempatnya, pertunjukan Sisingaan pun berakhir.

Baca juga artikel terkait SENI BUDAYA atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yulaika Ramadhani