Menuju konten utama

Sejarah Thomas Cup dan Peluang Indonesia Raih Gelar Juara pada 2020

Indonesia berpeluang untuk membawa kembali Piala Thomas ke tanah air pada 2020, setelah gagal meraih gelar juara dalam delapan edisi terakhir.    

Sejarah Thomas Cup dan Peluang Indonesia Raih Gelar Juara pada 2020
Ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo berusaha mengembalikan kok ke arah pebulu tangkis ganda putra Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dalam pertandingan babak final Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (19/1/2020). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Indonesia masih menjadi tim tersukses dalam kejuaraan dunia badminton beregu putra atau yang lebih dikenal dengan sebutan Thomas Cup (Piala Thomas), lewat torehan 13 gelar juara.

Kejuaraan yang berlangsung bersamaan dengan event beregu putri atau Uber Cup tersebut, tahun ini akan dihelat di Aarhus, Denmark, pada 16-24 Mei 2020 mendatang.

Ajang Thomas Cup dicetuskan oleh Sir George Alan Thomas, seorang atlet badminton Inggris yang berhasil mengumpulkan 21 gelar All England sejak edisi 1906 sampai 1928.

Meski ide mengenai kejuaraan dunia beregu putra itu sudah diungkapkan sejak 1939, namun edisi perdana Thomas Cup baru terwujud tahun 1949.

Indonesia pertama kali terjun di ajang Thomas Cup pada 1958, lewat kualifikasi zona Australasia. Di luar dugaan, dalam debut pertamanya, Indonesia langsung berhasil meraih gelar juara lewat beberapa pemain andalan, seperti: Ferry Sonneville dan Tan Joe Hok.

Di final 1958, tim Merah Putih sukses menghentikan dominasi tiga kali juara bertahan Malaya lewat skor 6-3. Sonneville dan Joe Hok masing-masing menyumbangkan 2 poin kemenangan dari sektor tunggal. Kemudian dua poin lain diperoleh dari pemain tunggal Eddy Yusuf, serta wakil ganda putra Tan King Gwan/Njoo Kiem Bie.

Indonesia mampu merebut tiga gelar beruntun Thomas Cup hingga tahun 1964. Pada edisi 1967, trofi juara sempat lepas ke tangan Malaysia. Akan tetapi, pada 1970 hingga 1979, tim Merah Putih kembali mendominasi kejuaraan ini lewat generasi Rudy Hartono, Liem Swie King dan kawan-kawan.

Indonesia mulai mendapat tantangan serius di gelaran Thomas Cup edisi 1982, dengan masuknya kontingen Cina dalam perebutan tangga juara.

Datang sebagai tim debutan dari kualifikasi zona Asia, Cina mampu merangsek hingga partai final. Tak cukup sampai di situ, Indonesia juga mesti mengakui ketangguhan tim Negeri Tirai Bambu lewat kekalahan tipis 4-5 di laga puncak.

Meski tahun 1984 Merah Putih kembali merebut gelar juara, namun dominasi kontingen Indonesia sudah tidak sekuat pada era sebelumnya.

Indonesia kembali tampil perkasa di ajang Thomas Cup 1994, lewat pemain kunci seperti tunggal putra Hariyanto Arbi, serta ganda putra Ricky Subagja/Rexy Mainaky.

Indonesia mampu meraih 5 gelar secara beruntun hingga edisi tahun 2002, saat Hendrawan dan pemain muda Taufik Hidayat menjadi tulang punggung skuad Merah Putih.

Namun, era kejayaan Indonesia di ajang Thomas Cup mesti berakhir selepas itu. Sejak terakhir kali menjadi kampiun tahun 2002 sampai saat ini, Merah Putih hanya mampu mendapat torehan terbaik 2 kali runner-up. Di final edisi 2010, Indonesia takluk 0-3 dari Cina, kemudian menyerah 2-3 dari Denmark dalam partai puncak Thomas Cup edisi 2016.

Pada Thomas Cup 2020 mendatang, di atas kertas tim Merah Putih memiliki peluang besar untuk mengakhiri puasa gelar.

Pasalnya, saat ini skuad Indonesia memiliki dua wakil ganda putra terbaik dunia: Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Selain itu, Indonesia juga memiliki dua pemain tunggal yang masuk dalam jajaran 10 besar dunia, yakni Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie.

Tak hanya itu, tim putra Merah Putih juga punya modal bagus usai sukses memastikan tiga gelar juara beruntun di Badminton Asia Team Championship (BATC), pada pekan lalu di Manila, Filipina.

"Alhamdulillah kami bisa pertahankan gelar untuk ketiga kalinya, kami patut bersyukur, tim telah berjuang luar biasa," ujar Achmad Budiharto selaku Chef de Mission tim Indonesia di ajang BATC 2020, dikutip dari laman PBSI, Minggu (16/2/2020).

"Tapi kami tidak bisa berpuas diri, target utama kami adalah [juara] Piala Thomas, kami mau bawa kembali Piala Thomas yang sudah cukup lama tidak ke Indonesia," tambah Budiharto.

Berikut daftar lengkap hasil final Thomas Cup sejak edisi perdana hingga 2018:

Thomas Cup 1949: MALAYA vs DENMARK (8-1)

Thomas Cup 1952: MALAYA vs AMERIKA SERIKAT (7-2)

Thomas Cup 1955: MALAYA vs DENMARK (8-1)

Thomas Cup 1958: INDONESIA vs MALAYA (6-3)

Thomas Cup 1961: INDONESIA vs THAILAND (6-3)

Thomas Cup 1964: INDONESIA vs DENMARK (5-4)

Thomas Cup 1967: MALAYSIA vs INDONESIA (6-3)

Thomas Cup 1970: INDONESIA vs MALAYSIA (7-2)

Thomas Cup 1973: INDONESIA vs DENMARK (8-1)

Thomas Cup 1976: INDONESIA vs MALAYSIA (9-0)

Thomas Cup 1979: INDONESIA vs DENMARK (9-0)

Thomas Cup 1982: CINA vs INDONESIA (5-4)

Thomas Cup 1984: INDONESIA vs CINA (3-2)

Thomas Cup 1986: CINA vs INDONESIA (3-2)

Thomas Cup 1988: CINA vs MALAYSIA (4-1)

Thomas Cup 1990: CINA vs MALAYSIA (4-1)

Thomas Cup 1992: MALAYSIA vs INDONESIA (3-2)

Thomas Cup 1994: INDONESIA vs MALAYSIA (3-0)

Thomas Cup 1996: INDONESIA vs DENMARK (5-0)

Thomas Cup 1998: INDONESIA vs MALAYSIA (3-2)

Thomas Cup 2000: INDONESIA vs CINA (3-0)

Thomas Cup 2002: INDONESIA vs MALAYSIA (3-2)

Thomas Cup 2004: CINA vs DENMARK (3-1)

Thomas Cup 2006: CINA vs DENMARK (3-0)

Thomas Cup 2008: CINA vs KOREA SELATAN (3-1)

Thomas Cup 2010: CINA vs INDONESIA (3-0)

Thomas Cup 2012: CINA vs KOREA SELATAN (3-0)

Thomas Cup 2014: JEPANG vs MALAYSIA (3-2)

Thomas Cup 2016: DENMARK vs INDONESIA (3-2)

Thomas Cup 2018: CINA vs JEPANG (3-1).

Baca juga artikel terkait THOMAS CUP atau tulisan lainnya dari Oryza Aditama

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Oryza Aditama
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Addi M Idhom