Menuju konten utama

Sejarah Tenis Meja, Ukuran Lapangan, Perlengkapan, & Peraturan Main

Penjelasan tentang sejarah tenis meja, aturan dan cara bermain ping-pong, hingga ukuran lapangan tenis meja dan bolanya.

Sejarah Tenis Meja, Ukuran Lapangan, Perlengkapan, & Peraturan Main
Petenis meja Indonesia I Made Galung Kusuma (kiri) mengembalikan bola ke arah lawannya petenis meja Myanmar Soe Min Oo, pada pertandingan babak penyisihan tenis meja beregu putra ASEAN School Games 2019, di Stadion Tri Lomba Juang Semarang, Jawa Tengah, Jumat (19/7/2019). ANTARA FOTO/R. Rekotomo/foc.

tirto.id - Salah satu cabang olahraga yang dimainkan dalam gedung atau indoor adalah tenis meja. Olahraga ini dilagakan oleh dua atau empat pemain secara berlawanan. Dalam permainan tenis meja, para pemain memukul bola kecil yang terbuat dari plastik untuk diseberangkan ke jaring net di meja tenis.

Tenis meja populer di Inggris sejak awal abad ke-20, demikian dilansir Britannica. Awalnya, namanya adalah Ping-Pong, gossima, dan whiff-whaff.

Pada perkembangannya, namanya berubah menjadi tenis meja atau table tennis. Ia menjadi permainan rekreatif masyarakat kalangan menengah-atas di Inggris setelah makan malam.

Sementara itu, mengutip laman resmi International Table Tennis Federation (ITTF), permainan tenis meja mulai berkembang di Inggris, sekitar kuartal terakhir Abad 19. Olahraga ini mulai menarik perhatian masyarakat Inggris bersamaan dengan menanjaknya popularitas badminton dan tenis lapangan.

Tenis meja diperkirakan mulai dikembangkan setelah tenis lapangan rumput dimainkan oleh banyak orang Inggris pada tahun 1880-an. Bentuk permainan tenis meja paling awal, sebagaimana dipatenkan di Inggris oleh seseorang bernama David Foster pada 1890, lebih mirip miniatur tenis lapangan rumput.

Foster membuat permainan tenis dengan raket dan bola karet berlapis kais 30mm di atas meja yang dipagari oleh kayu. Meja tenis itu juga dilengkapi jaring besar di salah satu sisi sampingnya.

Setelah melalui berbagai perubahan, tenis meja baru menarik perhatian publik luas di Inggris ketika permainan ini memakai bola seluloid sejak tahun 1900. Bola seluloid dianggap menarik karena mudah dipantulkan di meja dan tidak terlampau liar pergerakannya sehingga mudah dikendalikan.

Pada tahun 1901, tenis meja pun mulai diperkenalkan di Cina melalui permukiman pendatang Eropa di sana dan kunjungan dagang.

Selama perjalanan evolusi tenis meja itu, beragam nama untuk olahraga ini dikenal. ITTF mencatat pernah muncul 12 nama. Namun, akhirnya ping-pong dan tenis meja yang menjadi paling populer di awal Abad 20.

Ternyata, keberadaan 2 nama itu memunculkan masalah. Pada tahun 1901, terbentuklah asosiasi tenis meja di Inggris. Namun, ia diikuti pendirian asosiasi ping-pong yang menerapkan peraturan permainan berbeda.

Masih mengutip publikasi ITTF, kelahiran dualisme asosiasi itu terjadi karena permainan tenis meja menjadi ladang bisnis. Ping-Pong didaftarkan jadi merek dagang di Inggris oleh Hamley Brothers pada tahun 1900. Sementara di Amerika Serikat, merek Ping-Pong disegel oleh Parker Brothers.

Pendaftaran Ping-Pong sebagai merek dagang disertai upaya para pebisnis itu menegakkan peraturan "hak cipta," dengan mengharuskan penggunaan peralatan buatan mereka di berbagai turnamen dan klub tenis meja.

Keprihatinan pada pengaruh buruk bisnis pada olahraga ini lantas mendorong kemunculan peraturan standar tenis meja di Inggris pada 1922. Di sisi lain, sekalipun muncul beragam aturan permainan, popularitas tenis meja tetap meluas di Eropa.

Tak lama kemudian, pada tahun 1926, wadah resmi organisasi tenis meja level dunia akhirnya dibentuk di Berlin, dengan nama Federasi Tenis Meja Internasional atau International Table Tennis Federation (ITTF).

Organisasi ini pada mulanya beranggotakan Inggris, Swedia, Hungaria, India, Denmark, Czechoslovakia, Austria, dan Wales. Di masa awal pendiriannya, ITTF dipimpin oleh Ivor Montagu, seorang pemain tenis meja asal Inggris yang belakangan dikenal pula sebagai penulis, sineas, dan aktivis komunis.

Pada pertengahan 1990-an, lebih dari 165 negara tergabung dalam ITTF. Indonesia resmi menjadi anggota ITTF di tahun 1961. Saat itu, Indonesia tercatat sebagai anggota ke-73.

Olahraga tenis meja sendiri termasuk permainan populer di Indonesia. Sejak Pekan Olahraga Nasional (PON) 1953 diadakan di Medan, tenis meja sudah dikompetisikan secara nasional.

Peraturan dan Cara Memainkan Tenis Meja

Secara definitif, tenis meja adalah olahraga yang dilagakan dalam ruangan (indoor game) yang dimainkan oleh dua atau empat pemain. Apabila dimainkan empat orang, tiap tim terdiri dari dua orang.

Cara bermain tenis meja adalah dengan memukulkan bola menggunakan bet (raket tenis meja) yang dilapisi karet. Bola yang dipukulkan harus melewati jaring atau net di atas meja yang dikaitkan pada dua tiang jaring. Kedua pemain akan saling memukul bola agar tidak terjatuh, demikian dikutip dari Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (2017) yang ditulis oleh Muhajir.

Apabila pemain gagal menyelamatkan bola, poin diberikan kepada lawan yang memukul bola tersebut. Pemain yang memperoleh poin 11 dianggap sebagai pemenang.

Pada kompetisi tenis meja, permainan dilagakan sebanyak lima atau tujuh kali. Permainan akan dimenangkan saat pemain memperoleh kemenangan sejumlah tiga permainan atau empat permainan.

Peraturan lengkap permainan tenis meja dapat dilihat di sini.

Ukuran Lapangan Tenis Meja dan Daftar Perlengkapan

Lapangan tenis meja pada dasarnya disesuaikan dengan aktivitas rekreatif dalam ruangan agar bisa dilagakan dengan fleksibel. Berdasarkan buku Tenis Meja (2010) yang ditulis Sapto Adi dan Mu'arifin, ukuran lapangan tenis meja adalah sebagai berikut:

  • panjang lapangan tenis meja adalah 2,74 meter
  • lebar lapangan tenis meja adalah1,525 meter.
  • Ketinggian kaki meja lapangan adalah 78 sentimeter
  • tinggi jaring atau net tenis meja adalah 16,26 sentimeter.

Untuk net kompetisi tenis meja, jaringnya harus terbuat dari bahan lemas, seperti tirai halus. Warna jaringnya hijau tua, sementara pinggiran atasnya berwarna putih. Mata jaring atau lubang-lubangnya tidak boleh lebih kecil dari 7,5 milimeter, dan tidak boleh lebih dari 12,4 milimeter.

Permukaan meja dapat terbuat dari bahan apa pun. Syaratnya, ia mesti dapat memantulkan bola seluloid setinggi 22 sampai 25 sentimeter bila dijatuhkan di atas permukaan dari ketinggian 30,5 sentimeter.

Di Indonesia, bola tenis meja kerap dikenal sebagai bola Ping-Pong. Bolanya harus berbentuk bulat dan terbuat dari bahan celluloid atau plastik. Bola Ping-Pong yang dijual di pasaran biasanya berwarna putih dan pudar.

Ukuran bola tenis meja atau bola ping pong adalah sebagai berikut:

  • diameter bola Ping-Pong minimal 37,2 milimeter
  • diameter bola Ping-Pong maksimal 38,2 milimeter
  • berat bola ping-pong tidak boleh kurang dari 2,40 gram dan maksimal 2,54 gram.

Perlengkapan tenis meja yang lain adalah bet atau raket. Ukuran berat dan bentuk bet sendiri tidak ditentukan, tetapi daun bet-nya harus datar dan tidak kaku.

Bahan pembuat daun bet 85 persen terbuat dari kayu alam. Biasanya, ia dilapisi bahan perekat berserat, seperti karbon fiber atau fiberglass. Pelapis daun bet lama biasanya menggunakan bahan kertas dipadatkan.

Berikut ini daftar perlengkapan tenis meja yang mesti ada untuk memainkan olahraga tenis meja.

  • Bet dan pelapisnya
  • Bola Ping-Pong
  • Meja tenis
  • Lapangan tenis meja
  • Jaring atau net
  • Tiang penyangga
  • Sepatu atau alas kaki bagi pemain.

Baca juga artikel terkait TENIS MEJA atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom