Menuju konten utama

Sejarah Sandi Morse yang Ditemukan oleh Samuel Morse dalam Pramuka

Sandi Morse ditemukan oleh Samuel Morse. Sejarah Sandi Morse menjadi bagian dari histori gerakan pramuka di seluruh dunia. Mengapa bisa begitu? Cek di sini.

Sejarah Sandi Morse yang Ditemukan oleh Samuel Morse dalam Pramuka
Sejumlah anggota Pramuka bersorak saat mendengarkan lagu-lagu Iwan Fals dalam konser HUT ke-55 Pramuka di Surabaya. ANTARA FOTO/Moch Asim/foc/16.

tirto.id - Sejarah Sandi Morse menjadi bagian dari histori Kepanduan atau Scout Movement di seluruh dunia, termasuk gerakan Pramuka di Indonesia. Sandi Morse ditemukan oleh Samuel Morse, atau bernama lengkap Samuel Finley Breese Morse.

Kode dalam Sandi Morse sudah perkenalkan sejak abad ke-19 Masehi. Samuel Morse menemukan Sandi Morse pada tahun 1838. Sebuah alfabet khusus untuk digunakan sebagai pengirim pesan di telegraf.

Samuel Morse lahir di Charlestown, Massachusetts, Amerika Serikat, tanggal 27 April 1791. Selain sebagai ilmuwan atau penemu, Samuel juga dikenal sebagai pelukis yang cukup terkenal kala itu.

Dikutip dari Observer, Sandi Morse dalam prosesnya telah berubah dari keterampilan atau pekerjaan menjadi kegemaran yang menyenangkan. Radio yang menerapkan Sandi Morse juga telah berkembang untuk memasukkan komunikasi suara, komunikasi data, bahkan untuk siaran.

Sejarah Sandi Morse

Menurut NRICH, sebelum penemuan telegraf, sebagian besar pesan jarak jauh dikirim oleh kurir dengan menghafalnya atau dibawa secara tertulis. Pesan juga dapat dikirimkan melalui kode semafor (semaphore) dengan menggunakan bendera atau alat-alat lainnya.

Kemudian ada sistem mekanis yang disebut telegraf semafor. Namun, sistem ini mengharuskan penerima untuk cukup dekat melihat pengirim, kekurangannya adalah tidak dapat digunakan pada malam hari.

Telegraf memungkinkan pesan dikirim dari jarak jauh dengan sangat cepat menggunakan listrik. Telegraf komersial pertama dikembangkan oleh William Forthergill Cooke dan Charles Wheaststone pada 1837.

Mereka mengembangkan perangkat yang dapat mengirim pesan menggunakan sinyal listrik untuk meluruskan jarum kompas pada kotak yang berisi huruf-huruf alfabet.

Tahun 1838, Samuel Morse dan asistennya, Alfred Vail, mendemonstrasikan perangkat telegraf yang lebih sukses dengan menciptakan alfabet khusus untuk digunakan sebagai pengirim pesan di telegraf. Kode ini kemudian dikenal sebagai Sandi Morse.

Pesan telegraf dikirim dengan mengetuk kode untuk setiap huruf dalam bentuk sinyal panjang dan pendek. Sinyal pendek disebut dits (titik). Sinyal panjang disebut dahs (tanda hubung). Kode ini diubah menjadi impuls listrik dan dikirim melalui kabel telegraf. Penerima telegraf di ujung kabel mengubah impuls kembali ke titik dan garis, lalu menerjemahkan pesan.

Pada 1844, Samuel Morse mendemonstrasikan telegraf dengan mengirimkan pesan pertama ke Kongres Amerika Serikat dengan kode Morse, "What hath God wrought", atau “Apakah yang telah Tuhan tulis?”

Kode asli Morse tidak persis sama dengan yang digunakan saat ini, termasuk jeda serta tanda hubung dan titik. Dalam konferensi di Berlin pada 1851, ditetapkan versi internasional Sandi Morse yang digunakan hingga sekarang.

Siapa Samuel Morse, Penemu Sandi Morse?

Dirangkum dari laman Britannica, Samuel Morse adalah putra dari ahli geografi terkemuka dan pendeta, Jedidah Morse, dan istrinya, Elizabeth Ann Finley Breese.

Setelah mengenyam pendidikan di Phillips Academy, Samuel Morse melanjutkan ke Yale College. Di sana, dia menghadiri kuliah tentang kelistrikan dari Benjamin Silliman dan Jeremiah Day.

Pada tahun 1810, Samuel Morse lulus dari Yale College. Dia lalu menikah dengan Lucretia Pickering Walker pada 29 September 1818. Dia meninggal pada 7 Februari 1825 karena serangan jantung tak lama setelah kelahiran anak ketiga mereka.

Samuel Morse menikah lagi pada 10 Agustus 1848 dengan Sarah Elizabeth Griswold dan dikaruniai empat orang anak. Samuel Morse meninggal pada usia 80 tahun di New York pada 2 April 1972.

Sandi Morse dalam Pramuka

Dalam gerakan Kepanduan atau Pramuka, Sandi Morse dipelajari sebagai salah satu bentuk keterampilan. Kode ini disampaikan dengan menggunakan senter atau peluit. Peluit ditiup dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan durasi panjang untuk mewakili garis.

Hermiaty Honggo dalam risetnya bertajuk “Rancangan Perangkat Lunak Pengkodean Sandi Morse dengan Metode BST” memaparkan, untuk menghafalkan kode ini digunakan metode dengan mengelompokkan huruf-huruf berdasarkan wakil dalam Sandi Morse-nya.

Kode yang paling terkenal dalam Sandi Morse adalah SOS, digunakan untuk memanggil bantuan, biasanya oleh pelaut di kapal yang sedang berlayar di laut lepas, jika berada dalam situasi berbahaya dan darurat.

Seorang anggota Pramuka yang memiliki kemampuan menerima dan mengirimkan Sandi Morse dengan baik berpeluang menerima penghargaan berupa Tanda Kecakapan Khusus.

Selain sandi morse, ada juga semafore. Semafor Pramuka biasa dilakukan dengan memakai bendera. Cara menerapkannya pun juga sangat sederhana.

Caranya, penyampai pesan atau signaler memegang satu bendera semafor di kedua tangan. Lalu, mengulurkan masing-masing lengannya dalam posisi dan sudut tertentu sesuai dengan formasi huruf atau angka yang sudah ditentukan sebelumnya.

Bendera semafor juga bisa digunakan sebagai penanda sinyal yang dipasang di rel kereta api. Semafor diperagakan oleh sebuah tiang dengan lengan yang bisa memutar dan akan menunjukkan sinyal kepada masinis.

Sinyal semafor untuk kereta api ini kemudian dipatenkan hingga saat ini telah menjadi sinyal mekanis yang paling sering digunakan di berbagai negara.

Semafor turut memperlancar komunikasi, termasuk untuk keperluan militer di Perancis era Napoleon Bonaparte pada awal abad ke-19, demikian sebut Centre for Innovation in Mathematics Teaching. Sejak itu, semafor semakin populer dan diadopsi oleh negara-negara Eropa lainnya.

Baca juga artikel terkait HARI PRAMUKA atau tulisan lainnya dari Nasywa Humaira

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Nasywa Humaira
Penulis: Nasywa Humaira
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Ibnu Azis & Yulaika Ramadhani