Menuju konten utama
Seni Musik

Sejarah Perubahan Musik: Dari Romantik, Modern hingga Kontemporer

Sejarah musik di dunia mulai dari zaman romantik hingga zaman kontemporer (1950-1995).

Sejarah Perubahan Musik: Dari Romantik, Modern hingga Kontemporer
Ilustrasi musik. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Pada dasarnya, musik sudah ada sejak zaman purbakala dan digunakan sebagai alat pengiring upacara kepercayaan.

Namun pada abad pertengahan, terjadi perubahan besar pada sejarah musik karena keadaan dunia yang juga mengalami perubahan.

Sejak saat itu, musik tidak hanya dipergunakan untuk keperluan keagamaan, tetapi juga untuk urusan duniawi.

Berikut ini beberapa perubahan musik pada setiap periode yang memiliki gaya tertentu secara signifikan dan berkontribusi sampai era sekarang:

1. Zaman Romantik (sekitar 1810-1890)

Pada era ini, musik lebih mementingkan perasaan yang subyektif. Musik tidak hanya untuk keindahan nada, tetapi juga untuk mengungkapkan perasaan. Oleh karena itu, dinamika dan tempo banyak dipakai.

Komponis-komponis pada zaman romantik adalah:

    • Ludwig Von Bethoven dari Jerman. Hasil ciptaannya antara lain 5 buah sonata cello dan piano, 9 buah simfoni, dan 32 sonata piano.
    • Franz Peter Schubert dari Wina. Hasil ciptaannya antara lain: Tannhauser, Die Maistersinger Von Hurberg, Lohengrin, Der Fliegende Holander. Ia mempunyai suara merdu dan menjadi penyayi paduan suara Imperial Choir. Kemudian ia memperdalam pengetahuan musiknya di bidang komposisi. Dia meninggalkan 100 buah hasil karyanya, kebanyakan lagu-lagu solo.
    • Francois Fredrick Chopin dari Polandia. Hasil ciptaannya ialah Hungarian Dance, Muskoor Ein Deusches Requiem, Kuartet gesek. Pada usia 14 tahun ia sudah menjadi pianis dan merupakan seorang komponis terakhir dari aliran Romantik.
    • Robert Alexander Schumann dari Jerman.
    • Johanes Brahms dari Hamburg Jerman.
Di masa ini, musik mendapat perhatian cukup baik dari berbagai kalangan, termasuk para filsuf. Musik mulai dianggap sebagai bidang yang cukup penting, bahkan pada masa-masa berikutnya.

2. Zaman Peralihan (sekitar 1880-1920)

Musik jaman peralihan modern diawali dari munculnya aliran musik impresionis, ekspresionisme, dan eksperimental. Gaya musik ini menekankan pada timbulnya kesan yang kuat bagi pendengar.

Claude Achille Debussy adalah pelopor aliran musik impresionisme, sistem tonal tidak hanya nada-nada diatonis saja, tetapi memasukkan nada-nada pentaonis, dan memilih bentuk ansambel kecil untuk masuk ke nada pentatonis yang tidak lazim dalam eksperimen musiknya, musik zaman ini memberikan suasana menarik dan eksotis.

Ia merupakan salah satu komposer paling berpengaruh pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

3. Zaman Modern (sekitar 1900-1950)

Musik modern adalah musik yang sudah mendapat sentuhan teknologi dari segi instrumen maupun penyajian, bersifat universal serta menyeluruh sehingga semua orang bisa saja mengerti, memahami, dan menikmati musik modern tersebut.

Tentang perkembangan musik sekitar tahun 1940an sampai tahun 1960an, selain aliran musik eksperimental, kehadiran teknologi saat itu memberi pengaruh kuat dalam perkembangan musik baru.

Seperti yang dituliskan oleh Tim Rutherford-Johnson dalam bukunya “Music After The Fall, Modern Composition and Culture Since 1989”, bahwa perkembangan teknologi, sosial, dan politik dapat memberikan inspirasi kepada kesenian dengan dua cara, yaitu dapat memfasilitasi atau menginspirasi mereka.

Namun musik zaman ini tidak mengakui adanya hukum dan peraturan, karena kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, misalnya penemuan di bidang teknik seperti Film, Radio, dan Televisi.

Pada masa ini orang ingin mengungkapkan sesuatu dengan bebas.

Komponis-komponis pada Zaman Modern:

    • Claude Achille Debussy dari Prancis
    • Bella Bartok dari Honggaria.
    • Maurice Ravel dari Prancis.
    • Igor Fedorovinsky dari Rusia
    • Edward Benyamin Britten dari Inggris.
4. Zaman Kontemporer (sekitar 1950-1995)

Perkembangan musik kontemporer saat ini adalah hasil evolusi puluhan tahun dari musik masa kini sejak awal abad ke-20 dimulai.

Tentang musik ini, Dieter Mack justru mengatakan fakta di mana karya dari Maurice Ravel “Frontispice” untuk 2 piano dan 5 tangan yang diciptakan pada tahun 1918, misalnya memperlihatkan perkembangan “radikal” bahasa musik seperti penggunaan poliritme yang kompleks dan permainan warna yang tidak biasa.

Tanda tersebut sudah terjadi pada aliran Futurisme sekitar tahun 1913 yang digawangi oleh Luigi Russolo dan kawan-kawan, di mana emansipasi noise sudah ada pada aliran ini.

Mereka sangat “memuliakan” mesin dan bahkan membuat alat yang dapat memproduksi noise.

Baca juga artikel terkait atau tulisan lainnya dari Olivia Rianjani

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Olivia Rianjani
Penulis: Olivia Rianjani
Editor: Dhita Koesno