Menuju konten utama

Sejarah Peringatan Hari Udara Bersih Sedunia 7 September 2020

Hari udara bersih sedunia diperingati setiap tanggal 7 September. Seperti apa sejarahnya?

Sejarah Peringatan Hari Udara Bersih Sedunia 7 September 2020
Sejumlah aktivis greenpeace melakukan aksi teatrikal terkait kualitas udara Jakarta, di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Selasa (5/3/2019). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.

tirto.id - Udara merupakan unsur yang paling penting bagi semua makhluk hidup, termasuk manusia. Oleh sebab itu, udara bersih sangat mempengaruhi kualitas hidup. Atas dasar itu, tidak heran bila udara bersih dicanangkan menjadi salah satu hak asasi manusia.

Dilansir dari unenvironment.org, Dewan Hak Asasi Manusia PBB memberikan mandat kepada UN Environment Programme (UNEP) untuk mengkaji kewajiban HAM yang berhubungan dengan lingkungan yang sehat, aman, dan berkelanjutan. Dalam hal ini, UNEP bekerja sama dengan David R. Boyd, pelapor khusus untuk HAM dan Lingkungan.

Sebab, udara yang kotor akan sangat mempengaruhi kesehatan manusia. Dan korban paling parah dari polusi udara adalah anak-anak karena mereka bernafas lebih cepat dari orang dewasa. Selain itu, anak-anak juga menghirup udara lebih banyak dari orang dewasa.

Malangnya, sembilan dari sepuluh anak dilaporkan menghirup udara kotor, dan 600.000 anak di dunia meninggal setiap tahun karena polusi udara. Pneumonia menjadi faktor utama penyebab kematian anak di bawah usia lima tahun.

Bahkan, WHO menyebut polusi udara sebagai pembunuh senyap atau yang biasa dikenal silent killer. Polusi udara tidak hanya berdampak buruk bagi paru-paru. Namun, polusi udara juga berdampak pada jantung dan otak.

Polutan, partikel kecil dalam polusi udara, dapat mengiritasi paru-paru dan pembuluh darah sekitar jantung. Polutan yang terdiri dari arsenik, timbal, nitrat, karbon organik, sulfat, dan karbon hitam, bisa menembus pembuluh darah dan menyebabkan sumbatan. Lalu, sumbatan tersebut dapat menyebabkan stroke.

Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi Hari Udara Bersih Internasional untuk langit biru pada 19 Desember 2019. Lalu, WHO bekerja sama dengan BreatheLife untuk mengadakan peringatan Hari Udara Bersih Internasional yang akan diperingati pada 7 September 2020. Peringatan ini menjadi peringatan pertama Hari Udara Bersih Internasional.

Peringatan Hari Udara Bersih Internasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pencemaran udara, menunjukkan keterkaitan erat antara kualitas udara dengan pembangunan berkelanjutan global, mempromosikan solusi untuk meningkatkan kualitas udara, dan mengumpulkan pihak-pihak terkait untuk berkolaborasi meningkatkan kualitas udara.

Bagaimana dengan nasib udara bersih di Indonesia?

Dari sekian banyak kota, angka pencemaran udara di Jakarta termasuk tinggi karena berada di angka 4,5 kali dari tingkat aman 2,5 PM (particulate meter).

Pencemaran udara yang tinggi ini disebabkan berbagai faktor, seperti transportasi, debu, pembuangan limbah pabrik, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian.

Ada berbagai hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi polusi akibat pencemaran udara. Hal paling mendasar yang dapat dilakukan adalah mengolah limbah rumah tangga menjadi energi terbarukan.

Selain itu, hal yang dapat dilakukan adalah mengurangi limbah pabrik, limbah pertanian, dan membuat desain gedung dan rumah yang hemat energi.

Baca juga artikel terkait HARI UDARA BERSIH SEDUNIA atau tulisan lainnya dari Siti Ninda Lestari

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Siti Ninda Lestari
Penulis: Siti Ninda Lestari
Editor: Alexander Haryanto

Artikel Terkait