Menuju konten utama

Sejarah Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia 18-24 November

Sejarah Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia yang diperingati pada 18-24 November.

Sejarah Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia 18-24 November
Ilustrasi antibiotik. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia atau World Antimicrobial Awareness Week (WAAW) dirayakan dari 18-24 November setiap tahunnya.

Dikutip laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dirayakan setiap tahun, Pekan Kesadaran Antimikroba Dunia (WAAW) memiliki beberapa tujuan, di antaranya:

  • Meningkatkan kesadaran akan resistensi antimikroba global;
  • Mendorong praktik terbaik di antara masyarakat umum, petugas kesehatan, dan pembuat kebijakan untuk menghindari munculnya dan penyebaran lebih lanjut dari infeksi yang resistan terhadap obat.
Sejarah Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia

Peringatan ini bermula dari adanya sebuah rencana aksi global untuk mengatasi masalah resistensi yang berkembang terhadap antibiotik dan obat antimikroba lainnya, yang kemudian disahkan pada Majelis Kesehatan Dunia ke-68 pada Mei 2015.

Salah satu tujuan utama dari rencana tersebut adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang resistensi antimikroba melalui efektivitas komunikasi, pendidikan dan pelatihan.

Tema Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia 2021

Tahun ini Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia mengambil tema Spread Awareness, Stop Resistance yang artinya "Sebarkan Kesadaran, Hentikan Perlawanan".

Tema ini diambil untuk menyerukan kepada pemangku kepentingan One Health, pembuat kebijakan, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat umum untuk menjadi juara Kesadaran Resistensi Antimikroba (AMR).

Apa itu resistensi antimikroba (AMR)?

Resistensi antimikroba adalah kemampuan mikroorganisme (seperti bakteri) untuk menghentikan antimikroba agar tidak bekerja secara efektif.

Sementara antimikroba memiliki potensi untuk mengobati infeksi, penggunaan antimikroba juga dapat berkontribusi pada masalah resistensi antimikroba.

Mengapa AMR menjadi perhatian utama?

Antimikroba adalah obat yang menyelamatkan nyawa, tetapi hanya jika mereka bekerja melawan organisme penyebab infeksi.

AMR dapat berdampak pada perawatan kesehatan yang menyelamatkan jiwa, seperti perawatan kanker atau transplantasi organ, jika antimikroba tidak dapat efektif dalam mencegah infeksi yang umumnya terkait dengan prosedur ini.

Resistensi antimikroba sudah mempengaruhi perawatan pasien, dan tren saat ini menunjukkan AMR akan memiliki dampak yang meningkat dari waktu ke waktu.

Organisasi Kesehatan Dunia telah menggambarkan AMR sebagai salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan manusia dan hewan, serta pangan dan pertanian.

Tidak seperti banyak obat lain, perkembangan resistensi antimikroba dari penggunaan antimikroba yang berlebihan dapat mempengaruhi tidak hanya pasien yang membutuhkan pengobatan sekarang, tetapi juga pasien dan masyarakat luas di masa depan.

Penggunaan antimikroba pasti mengarah pada resistensi, tetapi penggunaan antimikroba yang berlebihan telah mempercepat proses ini. Beberapa antimikroba tidak lagi dapat digunakan untuk mengobati infeksi.

Penting untuk menggunakan antimikroba seperti yang ditentukan oleh dokter dan tidak menekan dokter untuk antimikroba jika mereka merasa mereka tidak akan membantu situasi Anda.

Menyimpan resep antimikroba untuk nanti atau mengambil resep orang lain dapat berarti Anda tidak mendapatkan antimikroba yang tepat, dengan dosis yang tepat, untuk kebutuhan Anda.

Pengembangan antimikroba baru merupakan tantangan, mahal, dan membutuhkan waktu lama untuk dipasarkan.

Karena itu, jumlah antimikroba baru telah menurun dari waktu ke waktu. Namun, penggunaan antimikroba yang tepat diperlukan, terlepas dari pasokannya.

Apa yang bisa dilakukan sekarang?

Kita harus memastikan bahwa antimikroba hanya diminum ketika benar-benar dibutuhkan, dengan cara yang paling tepat untuk periode waktu yang sesingkat-singkatnya.

Ini adalah masalah yang menuntut tindakan di setiap tingkat, dari individu, pemerintah, dan organisasi besar di seluruh dunia. Tanpa tindakan segera, infeksi dan luka ringan sekali lagi bisa berakibat fatal.

Baca juga artikel terkait ANTIMIKROBA atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Yantina Debora