Menuju konten utama
Sejarah Dunia

Sejarah Pakta Warsawa: Tujuan, Negara Pendiri-Anggota, & Keruntuhan

Sejarah Pakta Warsawa: Apa tujuan didirikan, oleh siapa, negara pendiri dan anggotanya mana saja, dan bagaimana keruntuhannya?

Sejarah Pakta Warsawa: Tujuan, Negara Pendiri-Anggota, & Keruntuhan
Logo Pakta Warsawa. (FOTO/Wikicommons)

tirto.id - Sejarah Pakta Warsawa atau The Warsaw Treaty Organization (WTO) alias Warsaw Pact (WP) terkait erat dengan dampak yang terjadi setelah Perang Dunia Kedua atau World War II pada 1945. Lantas, apa tujuan Pakta Warsawa didirikan, oleh siapa, negara anggotanya mana saja, dan bagaimana keruntuhannya?

Berakhirnya Perang Dunia II bukan berarti mengakhiri segala perselisihan antara negara-negara yang terlibat saat itu. Perseteruan antara dua blok yang dipimpin oleh dua negara adidaya, yakni Amerika Serikat di Blok Barat dan Uni Soviet di Blok Timur, terus terjadi.

Kedua blok tersebut masih terlibat persaingan untuk unjuk kekuatan dari segala bidang. Uni Soviet yang berideologi komunis terus memperluas hegemoni ideologi tersebut ke wilayah-wilayah Eropa Timur dan beberapa daerah di Asia.

Sementara itu, Amerika Serikat yang berideologi liberal khawatir akan perkembangan pesat ideologi komunis yang dibawa oleh Uni Soviet di Eropa dan Asia. Oleh karena itu, Amerika pun melakukan upaya-upaya untuk menghalangi niat Uni Soviet memperluas komunis ke seluruh dunia.

Latar Belakang Sejarah Berdirinya Pakta Warsawa

Persaingan antara AS dan Uni Soviet berlanjut hingga akhirnya terjadi Perang Dingin (Cold War). Robert Service dalam The End of the Cold War: 1985–1991 (2015) menyebut bahwa Perang Dingin sebenarnya sudah dimulai sejak AS mencanangkan Doktrin Truman 1947 pada 12 Maret 1947 sebagai kebijakan untuk menahan ekspansi geopolitik Uni Soviet.

Perang Dingin terjadi karena AS dan Uni Soviet ingin memperebutkan pengaruh di dunia serta saling menunjukkan kehebatan di segala bidang, terutama dalam hal teknologi persenjataan.

Salah satu dampak yang terjadi akibat Perang Dingin ialah terbentuknya lembaga pertahanan di berbagai wilayah. Terbentuknya lembaga-lembaga pertahanan tersebut tidak terlepas dari inisiatif AS guna membendung pengaruh ideologi komunis.

Tanggal 4 April 1949, AS bersama Kanada dan 10 negara Eropa pendukung Blok Barat membentuk North Atlantic Treaty Organization (NATO) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara.

Terafiliasi dengan NATO, di kawasan Oceania dibentuk Australia, New Zealand, United States Security Treaty (ANZUS), kemudian Middle East Treaty Organization (METO), serta South East Asian Organization (SEATO) untuk wilayah Asia Tenggara.

Dikutip dari The Future of European Alliance Systems (1982) karya Arlene Idol Broadhurst, situasi semakin memanas setelah NATO mengintegrasi Jerman Barat untuk bergabung. Dari sinilah Uni Soviet dan Blok Timur bereaksi.

Tujuan Pembentukan & Negara Pendiri Pakta Warsawa

Amos Yoder dalam Communism in Transition: The End of the Soviet Empires (1993) menyebutkan, tujuan dibentuknya Pakta Warsawa oleh Blok Timur adalah sebagai penyeimbang NATO bentukan Blok Barat.

Pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev, adalah penggagas dibentuknya Pakta Warsawa bersama negara-negara pendukung Blok Timur, termasuk 7 negara Eropa Timur, dan ditandantangani di Warsawa, Polandia, pada 14 Mei 1955.

Adapun negara-negara pendiri Pakta Warsawa antara lain: Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hungaria, Polandia, Rumania, dan tentu saja Uni Soviet sebagai aktor utamanya.

Uni Soviet sendiri merupakan gabungan dari beberapa negara/bangsa seperti Rusia, Armenia, Azerbaijan, Belarusia, Estonia, Georgia, Kazakhstan, Kirgizstan, Latvia, Lituania, Moldavia, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, hingga Uzbekistan.

Negara-negara Anggota Pakta Warsawa

Pakta Warsawa beranggotakan negara-negara komunis yang berada di kawasan Eropa Timur. Adapun negara-negara yang menjadi anggota Pakta Warsawa yaitu sebagai berikut:

  • Uni Soviet
  • Polandia
  • Bulgaria
  • Cekoslovakia
  • Hungaria
  • Jerman Timur
  • Polandia
  • Rumania
Pada Juli 1963, Republik Rakyat Mongolia meminta untuk bergabung dengan Pakta Warsawa. Namun, karena kala itu terjadi perselisihan antara Uni Soviet dengan Cina, maka Mongolia diposisikan sebagai pengamat.

Selain Mongolia, ada beberapa negara komunis lainnya yang juga menjadi pengamat Pakta Warsawa, seperti Cina, Korea Utara, dan Vietnam, kendati Cina menarik diri pada awal 1960-an lantaran terlibat konflik dengan Uni Soviet.

Keruntuhan Pakta Warsawa

Lantaran berbagai polemik internal yang terjadi, Pakta Warsawa tidak sesolid NATO. Hungaria, misalnya, dinukil dari "The Warsaw Pact is Formed" dalam History.com (2018), mundur sementara dari keanggotaan Pakta Warsawa pada 1-4 November 1956 selama Revolusi Hongaria.

Albania juga sempat menahan dukungannya terhadap Pakta Warsawa pada 1961 karena perpecahan Uni Soviet–Albania. Namun, sejak 13 September 1968, Albania bergabung kembali.

Selain itu, Rumania menyatakan independen dari Pakta Warsawa setelah membebaskan diri dari status satelit Uni Soviet pada awal dekade 1960-an.

Jerman Timur secara resmi mengundurkan diri pada 24 September 1990 dari Pakta Warsawa sebagai persiapan untuk reunifikasi dengan Jerman Barat. Pakta Warsawa dapat dikatakan tidak mampu menandingi hegemoni NATO.

Pakta Warsawa dibubarkan pada 25 Februari 1991 dan secara resmi dilakukan tanggal 1 Juli 1991 setelah diadakan pertemuan para menteri luar negeri dan menteri pertahanan 5 negara anggota tersisa di Hungaria. Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada 26 Desember 1991, Uni Soviet pun runtuh.

Baca juga artikel terkait SEJARAH DUNIA atau tulisan lainnya dari Alhidayath Parinduri

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Alhidayath Parinduri
Penulis: Alhidayath Parinduri
Editor: Iswara N Raditya