Menuju konten utama

Sejarah Nuzulul Quran & Bacaan Wahyu Pertama Surah al-Alaq 1-5

Sejarah singkat Nuzululquran, peristiwa turunnya Alquran Surah Al-Alaq ayat 1 hingga 5 kepada Nabi Muhammad saw.

Sejarah Nuzulul Quran & Bacaan Wahyu Pertama Surah al-Alaq 1-5
Ilustrasi Kaligrafi Muhammad. foto/istockphoto

tirto.id - Nuzululquran adalah peristiwa diturunkannya Al-Qur'an pertama kali, yaitu Surah Al-Alaq ayat 1-5 kepada Nabi Muhammad Saw. Peristiwa ini terjadi di Gua Hira (Makah) pada sebuah malam bulan Ramadan yang bertepatan dengan Agustus 610M.

Terkait kapan tanggal pastinya Nuzululquran, terdapat perbedaan pandangan para ulama. Sebagian menyebutkan peristiwa tersebut berlangsung pada 17 Ramadan.

Ini merujuk pada Surah al-Anfal:41, "... Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) pada hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan."

Hari Furqan tersebut ditafsirkan sebagai hari jelasnya kemenangan umat Islam dan kekalahan kaum kafir dalam Perang Badar, yaitu Jumat, 17 Ramadan 2H. Dengan demikian, hari turunnya Al-Quran (dalam ayat tersebut dilukiskan sebagai 'apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami') diperkirakan 17 Ramadan.

Namun, terdapat pendapat-pendapat lain tentang tanggal tepatnya Nuzululquran. Di antaranya, 18 atau 19 Ramadan. Ada pula ulama yang berpendapat Al-Quran turun pada 24 Ramadan dnegan merujuk hadis tentang kitab-kitab terdahulu yang selalu terjadi pada bulan Ramadan.

Peristiwa Nuzululquran merupakan tanda diutusnya Nabi Muhammad Saw. sebagai Nabi dan Rasulullah. Al-Qur'an sendiri menjadi mukjizat terbesar beliau.

Sejarah Singkat Nuzululquran

Dalam usia ke-40 tahun, Muhammad sering melakukan khalwat (mengasingkan diri pada tempat yang sunyi untuk bertafakur, beribadah, dan sebagainya) di Gua Hiro. Gua ini terletak di puncak Gunung Hira sejauh 7 farkhah sebelah utara Makah. Ukuran panjangnya 4 hasta dan lebarnya 1,75 hasta.

Aktivitas khalwat ini dilakukan oleh beliau pada bulan Ramadan selama 3 tahun. Di dalam Sejarah Hidup Muhammad, Muhammad Husain Haekal menuliskan, pada suatu malam ketika Muhammad sedang tertidur dalam gua, datanglah Malaikat Jibril membawa sehelai lembar seraya berkata kepadanya: “Iqro (bacalah)”.

Dengan terkejut Muhammad menjawab “Saya tidak dapat membaca”.

Jibril mendekap hingga beliau sesak kemudian melepaskan Muhammad sembari berkata lagi, “Bacalah”. Mendengar ini, Muhammad menjawab, “Apa yang akan saya baca?"

Selanjutnya, Jibril mendekap untuk kedua kalinya dan berkata, “Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya...” (Q.S. Al-Alaq:1-5).

Di dalam buku Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik oleh Martin Lings (2015:84), diceritakan bahwa setelah kejadian itu Muhammad gelisah kalau-kalau ia terilhami jin atau mengakami kesurupan.

Ia kemudian berlari dari gua. Di tengah perjalanan menuruni bukit, Muhammad mendengar suara dari atasnya, “Hai Muhammad! Engkau utusan Allah dan aku Jibril”. Beliau menengadah dan melihat jelas rupa Malaikat Jibril.

Malaikat Jibril kemudian berkata hal yang sama untuk kedua kalinya “Hai Muhammad! Engkau Rasulullah dan aku Jibril”. Kemanapun beliau memandang arah, Jibril selalu ada di sana.

Sesampainya di kediamannya, ia berseru kepada Khadijah, “Selimuti aku! Selimuti aku” dengan tubuh yang masih gemetar di atas dipan.

Peristiwa Nuzululquran menjadi titik penting bagi kehidupan Muhammad. Sejak saat itu, ia Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib dari Bani Hasyim dinobatkan oleh Allah sebagai Nabi dan Rasulullah. Sejak saat itu pula, ajaran-ajarannya berkumandang ke seluruh dunia hingga ribuan tahun kemudian.

Bacaan Surah Al-Alaq 1-5

Berikut ini bacaan Surah Al-Alaq ayat pertama hingga kelima, beserta teks dalam tulisan latin dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

“Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang”

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ - ١

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,”

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ - ٢

“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.”

اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ - ٣

“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,”

الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ - ٤

“Yang mengajar (manusia) dengan pena.”

عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ - ٥

“Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Baca juga artikel terkait NUZULUL QURAN atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fitra Firdaus