Menuju konten utama

Sejarah Musik: Abad Pertengahan, Renaisans, Klasik dan Kontemporer

Menurut sejarawan, ada 9 periode musik dan punya gaya tertentu yang berkontribusi pada musik era sekarang. Berikut penjelasannya.

Sejarah Musik: Abad Pertengahan, Renaisans, Klasik dan Kontemporer
Kelompok musik Pynarello menyuguhkan konser musik klasik di Gedung Kesenian Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (1/2/2019). ANTARA FOTO/Didik Suhartono

tirto.id - Sejarah musik dari abad pertengahan hingga kontemporer menarik diikuti untuk mengetahui perkembangan musik dari awal hingga hari ini.

Secara historis, perkembangan musik umumnya dimulai dari abad pertengahan, terus mengalami perubahan gramatik dan fungsinya dari satu periode ke periode berikutnya. Otomatis, terjadi perubahan bentuk, gaya, karakteristik, struktur harmoni, nilai estetis dan fungsi musiknya.

Berdasarkan sejarahnya, setidaknya ada sembilan periode musik dan memiliki gaya tertentu, yang secara signifikan dan berkontribusi pada musik di era sekarang. Berikut ini sejarah perkembangan musik, seperti dirangkum dari Modul Pembelajaran Siswa Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas XI (2020):

Zaman Abad Pertengahan (tahun 700-1.400)

Abad Pertengahan adalah zaman antara berakhirnya kerajaan Romawi (476 M) sampai dengan zaman reformasi agama Kristen oleh Marthen Luther pada tahun 1572. Perkembangan musik pada zaman ini disebabkan perubahan dunia yang semakin meningkat, sehingga menyebabkan penemuan-penemuan baru dalam segala bidang, termasuk dalam kebudayaan.

Salah satu perubahan musik adalah: tidak lagi dititikberatkan pada kepentingan keagamaan, tetapi dipergunakan juga untuk urusan duniawi, yakni sebagai sarana hiburan.

Perkembangan selanjutnya adalah terjadi perbaikan tulisan musik dan dasar-dasar teori musik yang dikembangkan oleh Guido d’ Arezzo pada 1050. Musik yang menggunakan beberapa suara berkembang di Eropa Barat, dan musik greogrian disempurnakan oleh Paus Gregorius.

Pelopor Musik pada abad pertengahan adalah Gullanme Dufay dari Prancis dan Adam de la Halle dari Jerman.

Ciri-ciri musik Abad Pertengahan:

  • Peranan paduan suara yang menyanyikan lebih dari satu suara semakin berkembang;
  • Ditemukannya notasi dan pencatatan nada;
  • Masuknya musik keduniawian bersuara satu;
  • Berkembangnya musik polifoni (lagu bersuara banyak);
  • Berkembangnya nyanyian keagamaan.

Infografik SC Musik Klasik
Infografik SC Musik Klasik. tirto.id/Sabit

Zaman Renaisans (tahun 1500–1600)

Masa Renaisance atau Renaisans adalah zaman setelah abad pertengahan. Renaisance artinya “kelahiran kembali” tingkat kebudayaan tinggi yang telah hilang pada zaman Romawi. Musik dipelajari dengan ciri-ciri khusus, contoh nyanyian percintaan, nyanyian keperwiraan.

Sebaliknya, musik gereja mengalami kemunduran. Pada zaman ini alat musik piano dan organ sudah dikenal, sehingga munculah musik instrumental. Di Kota Florence, misalnya, berkembang seni Opera dengan musik instrumentalnya.

Komponis-komponis pada zaman Renaisans di antaranya:

  • Giovanni Gabrieli (1557 – 1612) dari Italia.
  • Galilei (1533 – 1591) dari Italia.
  • Claudio Monteverdi (1567 – 1643) dari Italia
  • Jean Baptiste Lully (1632 – 1687) dari Prancis.

Ciri-ciri musik zaman Renaisans:

  • Berkembangnya musik romantis, nyanyian keperwiraan dan musik akapela;
  • Musik gereja mengalami kemunduran;
  • Banyak perubahan tempo dan dinamik yang tajam, melodi lagunya masih pendek;
  • Bentuk lagu motet, misa dan fantasia;
  • Mulai dikenalnya alat musik Orgel dan piano;
  • Sifat kebersamaan menurun dan sifat egoisme menonjol;
  • Munculnya musik instrumentalia.

Zaman Barok (sekitar tahun 1600-1750)

Kemajuan musik pada zaman pertengahan ditandai dengan munculnya aliran-aliran musik baru, di antaranya adalah aliran Barok. Istilah Barok berasal dari bahasa Italia barocco yang artinya “eksentris, aneh”. Musik pada zaman ini dianggap mewakili zaman yang sangat rumit dalam berbagai hal, mulai melodinya, bentuk-bentuk musiknya, dan warna musiknya.

Bentuk-bentuk musik yang berkembang pada masa ini adalah opera, oratorio, musik kamar, dan instrumentalia. Pada zaman ini pula, musik gereja berkembang di Italia, Jerman, dan Austria. Gereja dengan beberapa tradisi Katolik, Protestan, Anglikan (Inggris) mengembangkan gaya masing-masing. Musisi yang sangat terkenal pada masa itu di antaranya J.S Bach (1685 – 1750), Handel Antonio Vivaldi, Alessandro Scarlatti.

Ciri-ciri musik zaman Barok:

  • Media penyajian: Alat-alat musik yang digunakan dalam orkhestra atau pentas seni adalah violin, viola, trompet, flute, hobo, basson, keyboard, dan alat musik petik.
  • Melodi: Melodi zaman ini selalu mengalir dan cenderung lebih lincah.
  • Banyak menggunakan ornamen: menggunakan ornamen di luar akor iringan.
  • Ada dinamik forte dan piano.
  • Harmoni dua nada atau lebih berbunyi bergantian.
  • Biasanya hanya mencerminkan satu jenis emosi saja.
  • Pemakaian nada hiasan dan penggunaan tanda dinamik yang dominan.
  • Musik opera mulai berkembang, dan munculnya musik oratorio.

Musik Klasik (sekitar 1750-1820)

Zaman Klasik ditandai dengan kembalinya gaya seni yang memperhatikan kaidah-kaidah formal. Pada masa ini, seniman kembali menengok kepada gaya keemasan seni zaman Yunani Kuno. Struktur bentuk dan komposisi musik kembali mengikuti kaidah-kaidah formal dalam mencapai kesempurnaan.

Seperti halnya pada awal zaman Barok, yang merupakan suatu reaksi terhadap zaman renaisans, musik zaman klasik juga merupakan reaksi atas zaman Barok. Hal ini tampak dari timbulnya dua gaya, yaitu gaya galan dan gaya sensitif.

Gaya galan bercirikan sebagai berikut:

  • lebih bebas,
  • lebih mudah untuk dimengerti,
  • enak melodinya,
  • ornamentasi yang lebih halus,
  • iringan tanpa keterikatan jumlah suara,
  • ditujukan terutama kepada penggemar musik,
  • bertujuan untuk menghibur secara lebih bermutu, dan
  • bukan ditujukan untuk menciptakan komposisi yang berat.

Sementara gaya sensitif punya ciri sebagai berikut:

  • menentang gaya Barok yang terlalu kaku dan terlalu emosional,
  • musik lebih sebagai ungkapan pribadi yeng diungkapkan dalam penerapan dinamika (crescendo),
  • ungkapan rasa suka dan duka.

Musik Romantik (1810-1890)

Musik Romantik sangat mementingkan perasaan yang subjektif. Musik bukan saja dipergunakan untuk mencapai keindahan nada-nada, akan tetapi digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Oleh karena itu, dinamika dan tempo banyak dipakai.

Komponis-komponis pada zaman Romantik adalah Ludwig Van Beethoven, Robert Alexander Schumann dan Johanes Brahms dari Jerman; Franz Peter Schubert dari Austria, serta Francois Fredrick Chopin dari Polandia

Jika dilihat, perubahan-perubahan musik di masa romantik lebih banyak dipengaruhi oleh fenomena sosial, terutama penekanan pada individu. Di masa ini musik mendapat perhatian yang cukup baik dari berbagai kalangan, termasuk para filsuf. Musik mulai dianggap sebagai bidang yang cukup penting, bahkan pada masa-masa berikutnya.

Jika dibandingkan, ada beberapa hal yang menjadi ciri yang membedakan musik musik Romantik dengan musik-musik di zaman sebelumnya yakni:

  • Pertama, tidak sedikit bentuk komposisi yang bersifat miniatur: singkat; pendek; dimainkan hanya di dalam ruang kecil, walau ada juga yang monumental: panjang; dimainkan di pentas oleh sejumlah besar pemain musik/ penyanyi.
  • Kedua, harmoninya lebih variatif dan mulai meninggalkan ilmu harmoni klasik.
  • Ketiga, melodi bersifat liris dan dominan di dalam komposisi.
  • Keempat, ritme cenderung lebih bervariasi dan kompleks.
  • Kelima, warna suara lebih kaya variasi dan lebih ekspresif.
  • Keenam, jangkauan nada, dinamika, dan tempo semakin luas.

Musik Zaman Peralihan (tahun 1880-1920)

Musik zaman peralihan modern diawali dari gejala munculnya aliran musik impresionis, ekspresionisme, dan eksperimental. Gaya ini berciri tidak teratur. Ia menekankan pada timbulnya kesan yang kuat bagi pendengar.

Claude Achille Debussy (1862-1918) adalah pelopor aliran musik impresionisme, yang mana sistem tonal tidak hanya dari nada-nada diatonis saja, tetapi juga memasukkan nada-nada pentaonis. Ia juga memilih bentuk-bentukan kecil untuk memasuk nada-nada pentatonis yang tidak lazim dalam eksperimen musiknya.

Musik Zaman Modern (tahun 1900-1950)

Musik modern adalah musik yang sudah mendapat sentuhan-sentuhan teknologi, baik dari segi instrumen maupun penyajian. Musik modern selalu berkembang dan ada pembaharuan seiring berkembangnya zaman. Ia juga bersifat universal serta menyeluruh, sehingga semua orang bisa saja mengerti, memahami, dan menikmati musik modern tersebut.

Komponis zaman modern antara lain:

  • Claude Archille Debussy dari Perancis.
  • Bella Bartok dari Hongaria.
  • Maurice Ravel dari Perancis.
  • Igor fedorovinsky dari Rusia.
  • Edward Benyamin Britten dari Inggris.

Musik Kontemporer

Perkembangan musik kontemporer saat ini adalah hasil dari evolusi berpuluh-puluh tahun, dari musik masa kini (baca: kontemporer) sejak awal abad ke 20 dimulai. Awal perkembangan “ekstrim” gramatika musik ini, seringkali diidentikkan dengan kemunculan aliran Wina Kedua Tentang musik kontemporer.

Komposer sekaligus etnomusiologis, Dieter Mack, justru membeberkan fakta- fakta lain di mana karya dari Maurice Ravel “Frontispice” untuk 2 piano dan 5 tangan yang diciptakan pada tahun 1918, misalnya, sudah memperlihatkan perkembangan “radikal” bahasa musik seperti penggunaan poliritme yang kompleks dan permainan warna yang tidak biasa.

Selain itu tanda-tanda ini sudah terjadi pada aliran futurisme sekitar tahun 1913, yang digawangi oleh Luigi Russolo dan kawan-kawan, dimana emansipasi noise sudah ada pada aliran ini. Mereka sangat “memuliakan” mesin dan bahkan membuat alat yang dapat memproduksi noise. Dari contoh-contoh tersebut, Dieter Mack seakan ingin menegaskan bahwa musik kontemporer sudah ada sebelum aliran Wina Kedua hadir.

Baca juga artikel terkait MUSIK KLASIK atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Alexander Haryanto