Menuju konten utama

Sejarah Klepon Makna dan Cara Membuatnya

Klepon tengah jadi perbincangan di Twitter lantaran disebut "tidak islami". Sebenarnya bagaimana sejarah dan makna dari makanan ini?

Sejarah Klepon Makna dan Cara Membuatnya
Ilustrasi Klepon. foto/istockphoto

tirto.id - Klepon tengah jadi pembicaraan di Twitter pada hari ini, Selasa 21 Juli 2020. Musababnya sebuah meme yang berisikan bahwa "Kue klepon tidak islami". Meme ini menjadi pro kontra.

Terlepas dari islami atau bukan, klepon adalah makanan tradisional. Bentuknya bulat, berukuran kecil. Warna umumnya hijau, dengan taburan kelapa parut yang gurih menambah cita rasa. Di dalamnya ada gula merah. Saat digigit, gula merah itu meleleh memenuhi mulut, memberikan sensasi manis khas yang tidak berlebihan.

Kue klepon juga termasuk dalam kelompok jajanan pasar yang masih populer hingga saat ini karena harganya yang murah dan mudah didapat di pasar. Tak hanya memperkaya kuliner nusantara, klepon juga dihargai sebagai salah satu warisan budaya yang menjadi simbol atas identitas kolektif suatu daerah atau kelompok sebagaimana dituliskan Bessire dalam buku Local Development Heritage: Traditional Food and Cuisine as Tourist Attractions in Rural Areas (1998).

Makna dan Catatan Sejarah Klepon

Sebagaimana sebuah simbol atas suatu identitas tersebut, bentuk dan cita rasa klepon memiliki makna tersendiri. Nimpuno dalam bukunya berjudul Nostalgia Kue Tenong (2016) menulis, tekstur klepon yang kenyal dengan isi gula mempunyai makna bahwa terkadang sesuatu yang alot akan terasa manis di kemudian hari sesuai dengan usaha yang dilakukan.

Mengutip Taste Atlas, klepon berasal dari Jawa. Sementara itu, hidangan yang sama juga ada di Sumatera, Sulawesi, dan Malaysia dengan nama onde-onde atau buah melaka. Dengan kata lain, kue jajanan pasar tersebut telah dikenal luas sebagai hidangan nusantara.

Kue ini juga disebut klepon oleh orang-orang Belanda. Sejak 1950-an, klepon telah diperkenalkan oleh imigran Indonesia ke Belanda dan tersedia di berbagai restoran Belanda, Cina, dan Indonesia sebagaimana disebutkan dalam buku Indisch leven in Nederland (2006) milik J. M. Meulenhoff. Bahkan, klepon dijual di toko-toko dan supermarket di seluruh negeri.

Cara Membuat Klepon

Klepon memiliki tekstur yang kenyal, padat, manis, dan tidak memiliki daya simpan yang lama. Makanan tersebut terbuat dari campuran tepung beras, tepung ketan, dengan pewarna hijau dari daun suji atau pandan yang juga membuat baunya harum. Kemudian, ia dibentuk bulat-bulat dan isian gula merah lalu direbus di dalam air mendidih.

Berikut adalah bahan dan tahapan membuat klepon yang dapat Anda ikuti melansir buku 101 Kue Nusantara oleh Puspa Swara.

Bahan yang diperlukan:

  • 400 ml air hangat
  • 500 gram tepung ketan
  • 1 sendok makan air kapur sirih
  • 200 gram gula merah, sisir halus
  • 15 lembar daun suji
  • 10 lembar daun pandan
  • 50 ml air
  • 1 butik kelapa parut
  • 1/2 sendok garam halus
Cara membuat:

1. Buat air daun suji dengan menumbuk 15 lembar daun suji dan 10 lembar daun panda. Peras airnya, lalu campurkan dengan 50 mili air hangat.

2. Tempatkan tepung ketan ke dalam wadah, tambahkan air kapur sirih, tuang air suji hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga adonan dapat dibentuk.

3. Bentuk adonan menjadi bulatan-bulatan sebesar kelereng. Pipihkan, lalu isi dengan 1/2 sendok teh gula merah di tengah bulatan.

4. Didihkan air secukupnya dengan api sedang. Masukkan bulatan-bulatan adonan, biarkan mengapung tanda sudah matang.

5. Angkat lalu tiriskan.

6. Gulingkan klepon pada kelapa parut matang. Klepon siap dihidangkan.

Baca juga artikel terkait KLEPON atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Agung DH