Menuju konten utama

Sejarah K-Pop: Kesuksesan H.O.T Melahirkan Wabah Korean Pop

K-Pop identik dengan boy grup dan girl grup yang membawakan musik dengan genre tipikal: hip hop, pop, dan electronic dance music.

Sejarah K-Pop: Kesuksesan H.O.T Melahirkan Wabah Korean Pop
Ilustrasi Generasi K-Pop. tirto/lugas

tirto.id - Pada 23 Maret 1992 Seo Taiji and Boys memulai debut di Korea Selatan. Grup musik bentukan musisi Seo Taiji itu menyuguhkan lagu dengan unsur hip hop, hard rock, dan heavy metal.

Kebaruan pada musik mereka diterima dengan baik oleh anak muda. Empat album Seo Taiji and Boys laris manis di pasaran. Menurut Billboard, album pertama hingga ketiga terjual lebih dari 1,6 juta kopi, sedangkan album keempat mendekati dua juta kopi.

Popularitas Seo Taiji and Boys di kalangan anak muda membuat industri musik Korea Selatan menjadikan remaja sebagai target pasar baru.

Lee Soo-man, pendiri agensi hiburan SM Entertainment, adalah sosok yang turut melirik peluang ini. Sejak berdiri pada 1989 hingga 1990-an awal, SM Entertainment masih menjadi perusahaan rintisan yang belum sebesar sekarang.

Agar target pasar bisa dikuasai, Lee Soo-man menilai perlu tahu apa yang sebenarnya diinginkan para remaja. Ia membikin survei untuk mendapatkan gambaran sosok idola dambaan ABG Korea Selatan. Dari sana Lee Soo-man menyadari pasar menghendaki grup dengan anggota berparas serta berpenampilan menarik yang bisa menari sekaligus bernyanyi.

SM Entertainment lalu mengadakan banyak audisi di Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat, menyeleksi ribuan demo rekaman. Upaya ini berbuah manis pada 1996.

SM Entertainment membentuk boy grup H.O.T atau High-five of Teenagers. Debut H.O.T lewat album We Hate All Kinds of Violence terjual 1,5 juta kopi. Hingga 2000, mereka meluncurkan empat album baru, dua live album, serta satu kumpulan lagu terbaik yang menembus angka penjualan hingga 12 juta kopi.

Keberhasilan H.O.T membuat banyak grup idola bermunculan di jagat musik K-Pop.

SM Entertainment, misalnya, membentuk girl grup S.E.S pada 1997 dan boy grup Shinwa pada 1998. Grup idola Fin.K.L (Fin Killing Liberty), Baby V.O.X, dan Sechs Kies juga melakukan debut dalam kurun tersebut.

Yonhap News menyebut H.O.T dan grup lain yang muncul pada 1990-an adalah “generasi pertama” grup idola K-Pop. Pada pertengahan hingga akhir 2000-an, SM Entertainment memperkenalkan “generasi kedua” grup idola K-Pop seperti TVXQ, Super Junior, Girls’ Generation, SHINee, dan f(x).

Sementara YG Entertainment, salah satu agensi hiburan lain, mengorbitkan BIGBANG dan 2NE1; sedangkan JYP Entertainment membawa boy grup dan girl grup Wonder Girls, 2PM, dan 2AM ke panggung musik K-Pop.

Grup-grup idola yang muncul setelah itu termasuk dalam kelompok “generasi ketiga” K-Pop. Pada kurun ini, SM Entertainment membentuk boy grup EXO yang memulai debut pada April 2012 lewat “Growl”, yang terjual lebih dari 2 juta kopi.

YG Entertainment, di sisi lain, memperkenalkan boy grup iKon dan girl grup BLACKPINK yang muncul perdana pada 2015 dan 2016. Menurut Forbes, lagu BLACKPINK yang kental dengan unsur hip hop, synthesizer, dan ketukan yang ramai membuatnya masuk dalam daftar Hot 100 tangga lagu Billboard pada Juni 2018.

Boy grup Bangtan Boys atau BTS bentukan Big Hit Entertainment juga termasuk “generasi ketiga” K-Pop, yang lagunya bertengger di peringkat atas Hot 100.

Infografik HL Generasi Kpop

Ragam Pop Korea

Lucky Christianto adalah penggemar girl grup 2NE1 sejak 2010. Tapi, saat YG Entertainment merilis teaser foto dan video pra-debut personel BLACKPINK pada 2012, ia rajin mengikuti perkembangan info girl grup baru tersebut.

Gue sampai tahu mereka tadinya orisinal ada sembilan sampai tinggal jadi empat [orang]. Habis itu pas tahu mereka mau debut, semenjak itu benar-benar gue ikutin,” katanya.

BLACKPINK debut pertama kali pada 8 Agustus 2016, sedangkan 2NE1 secara resmi dibubarkan pada 25 November 2016. Sejak itu, kesukaan Lucky beralih pada BLACKPINK yang semula bernama Pink Punk.

“K-pop terutama yang cewek cenderung cute begitu, kan. Gue enggak suka kalau konsepnya begitu. Dan kebetulan BLACKPINK ini kayak versi mereka cantik, cute, but they’re music is not,” terangnya.

Kegemaran Lucky menikmati lagu girl grup bentukan YG Entertainment ini tak terlepas dari ciri musik yang disuguhkan oleh agensi hiburan itu.

“Gue paling suka agensi YG Entertainment. Secara musik distinct dibanding agensi lain. Jadi kayak you can tell ini from YG. YG itu lagunya hip hop banget, rap, even kalau mereka bikin EDM yang berisik, which is ciri mereka juga, itu bisa jadi booming banget,” jelasnya.

Pengamat musik sekaligus dosen Telkom University Idhar Resmadi mengatakan genre hip hop, electronic dance music (EDM), dan pop memang menjadi genre yang dijual K-Pop.

Baik “generasi pertama” hingga “generasi ketiga” grup idola itu, menurut Idhar, menyuguhkan musik tipikal dengan lompatan genre yang tidak terlalu jauh.

“Jadi berkutat di tiga itu saja, turunan-turunannya. Kan, ada ciri khas kayak Suju itu pop, pakai jas, elegan. Kalau BIGBANG itu hip hop dan energik. Kalau sekarang mungkin elektronik lagi hit. Enggak ada yang lintas genre,” ungkapnya.

Kedekatan K-Pop dan genre hip hop, EDM, dan pop, menurut Idhar, tak terlepas dari sejarah negara itu serta kebijakan pemerintah yang fokus menjual K-Pop.

Dari segi jumlah, grup indie di Korea tidaklah sedikit. Tapi, Idhar mengatakan karena fokus pemerintah Korsel menjual K-pop menjadikan musik indie belum menjadi sorotan.

Baca juga artikel terkait K-POP atau tulisan lainnya dari Nindias Nur Khalika

tirto.id - Musik
Penulis: Nindias Nur Khalika
Editor: Fahri Salam