Menuju konten utama

Sejarah Jalur Gaza dan Kenapa Jadi Rebutan Israel-Palestina?

Sejarah mencatat, Jalur Gaza merupakan kawasan yang selalu diperebutkan oleh Palestina maupun Israel. Kenapa demikian?

Sejarah Jalur Gaza dan Kenapa Jadi Rebutan Israel-Palestina?
Bentrok yang terjadi dekat perbatasan antara Israel dan pusat Jalur Gaza. ANTARA FOTO/REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

tirto.id - Jalur Gaza lagi-lagi menjadi medan tempur dalam polemik berkepanjangan antara Palestina dan Israel, termasuk yang terjadi baru-baru ini. Sejarah mencatat, Jalur Gaza merupakan kawasan yang selalu diperebutkan oleh Palestina maupun Israel. Kenapa demikian?

Senin (17/5/2021), serangan udara Israel menghantam Jalur Gaza sehingga membuat 200 warga tewas dalam sepekan terakhir. Serangan Israel itu menargetkan daerah yang dituding merupakan wilayah Hamas, termasuk menara dan gedung-gedung kantor berita.

Secara rinci, gempuran Israel di Jalur Gaza memakan korban jiwa 212 orang, sebagian besar warga Palestina, termasuk 56 anak-anak. Sementara itu, serangan balik dari Hamas -gerakan perlawanan Islam di Palestina- menewaskan 10 orang Israel, demikian diwartakan The New York Times.

Sejarah Jalur Gaza

Jalur Gaza merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia, terletak di pantai timur Laut Tengah, berbatasan dengan Mesir di sebelah barat daya (11 km), serta Israel di sebelah timur dan utara (51 km).

Wilayah ini adalah sarang konflik karena merupakan perbatasan antara Palestina dan Israel, belum memiliki status hukum yang jelas kendati secara de facto dikuasai oleh Hamas.

Asal mula konflik di Jalur Gaza disebabkan kekalahan Dinasti Turki Usmani dalam perang melawan Inggris pada 1917. Turki Usmani terpaksa menyerahkan wilayah Palestina, termasuk Jalur Gaza, kepada Inggris.

Pemerintah Inggris kemudian mengumumkan Deklarasi Balfour pada 2 November 1917. Inggris memberikan wilayah Palestina kepada orang-orang Yahudi sebagai bentuk janji pendirian tanah air bagi mereka.

Atas warisan perang masa lalu, hingga sekarang, pengakuan atas Palestina terbelah dua. Sebagian negara dunia mengakui negara Palestina, seperti Cina, India, Yugoslavia, Sri Lanka, Malta, Zambia, termasuk Indonesia, serta lebih dari 100 negara lainnya.

Sementara itu, sekitar 50 negara lainnya tidak mengakui kedaulatan Palestina, termasuk negara-negara besar macam Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Italia, Perancis, Spanyol, Kanada, Jepang, Korea Selatan, Australia, hingga Selandia Baru.

Status Kepemilikan Jalur Gaza

Secara implisit, Deklarasi Balfour pada 1917 menyatakan bahwa wilayah Palestina adalah "hadiah" dari Inggris untuk orang-orang Yahudi, yang kemudian ditindaklanjuti dengan proklamasi kemerdekaan Israel pada 1948.

Jalur Gaza memperoleh batas-batasnya melalui Perjanjian Gencatan Senjata Israel-Mesir pada 24 Februari 1949.

Kemudian, dalam Perang Enam Hari pada 1967, Israel berhasil merebut Jalur Gaza setelah memenangkan pertempuran melawan tentara gabungan Mesir, Suriah, dan Yordania. Meskipun demikian, konflik belum juga mereda di Jalur Gaza.

Keadaan menampakkan titik terang usai Persetujuan Damai Oslo yang disahkan tahun 1993. Otoritas Palestina ditetapkan sebagai badan administratif yang mengelola pusat kependudukan wilayah konflik tersebut.

Sementara itu, Israel mengakui Palestine Liberation Organization (PLO) dari kelompok nasionalis Fatah sebagai perwakilan sah warga Palestina. Sebaliknya, PLO mengakui eksistensi Israel.

Pada 2005, Israel menarik diri dari Jalur Gaza. Terlebih setelah pemilihan umum legislatif Palestina 2006, Jalur Gaza dianggap bagian dari wilayah Palestina.

Hamas, yang menjadi tandingan Fatah dengan PLO-nya, menjadi organisasi politik terkuat di Palestina dan menguasai Gaza secara de facto sejak 2007.

Namun, status de jure Jalur Gaza masih belum memiliki kejelasan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Human Rights Watch, dan organisasi internasional lainnya menganggap bahwa Jalur Gaza masih dikuasai Israel secara sah berdasarkan perjanjian hukum.

Israel sendiri sudah hengkang dari Gaza dan menarik permukiman Yahudi dari sana karena tidak memiliki kontrol efektif dan kewenangan penuh atas wilayah Gaza, demikian dilansir Jerusalem Center for Public Affairs.

Kendati berada di wilayah konflik berkepanjangan serta didera kemiskinan akut, angka pertumbuhan penduduk di Jalur Gaza mencapai 3,2%. Hal ini menjadikan Jalur Gaza adalah kawasan dengan pertumbuhan penduduk tertinggi ke-7 di dunia.

Baca juga artikel terkait KONFLIK ISRAEL PALESTINA atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Iswara N Raditya