Menuju konten utama

Sejarah Hari Kavaleri Indonesia dan Diperingati Setiap 9 Februari

Sejarah Hari Kavaleri Indonesia yang diperingati pada tanggal 9 Februari setiap tahunnya.

Sejarah Hari Kavaleri Indonesia dan Diperingati Setiap 9 Februari
Kapolda Banten Brigjen Tomsi Tohir bersama Danrem 064 Maulana Yusuf Kol Inf Windiyatno serta jajaran Muspida Banten menaiki Tank Scorpion saat membuka Pameran Alutsista TNI AD di Alun-alun Serang, Banten. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/ama.

tirto.id - Hari Kavaleri Indonesia diperingati pada tanggal 9 Februari setiap tahunnya dan tahun ini bertepatan jatuh pada hari Selasa (9/2/2021).

Hari Kavaleri diperingati sejak tahun 1950 dan merupakan hari dibentuknya satuan lapis baja oleh KSAD Kolonel Abdul Haris Nasution melalui Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat nomor 5/KSAD/PNPT/50 tanggal 9 Februari 1950.

Pengertian Kavaleri

Kavaleri merupakan istilah yang awalnya mengacu kepada pasukan khusus berkuda, namun dalam perkembangan zaman, kavaleri bertempur dengan menggunakan kendaraan lapis baja atau tank.

Kavaleri sendiri berasal dari bahasa Latin caballus dan bahasa Prancis chevalier yang berarti "kuda".

Sejarah Hari Kavaleri Indonesia

Sejarah Kavaleri sendiri bermula dari pertempuran di Surabaya pada bulan November 1945 yang melibatkan beberapa pemuda Indonesia di antaranya pemuda Subiantoro yang kemudian menjabat sebagai Danpussenkav.

Pada saat itu para pejuang telah menggunakan beberapa Ranpur Panser hasil rampasan dari Jepang, Belanda dan Inggris untuk melawan tentara Sekutu.

Kendaraan tempur hasil rampasan tersebut telah digunakan di beberapa daerah antara lain pada akhir Desember 1949 di Palembang dan awal tahun 1950 di Pulau Jawa dan Medan.

Selanjutnya, pimpinan Angkatan Darat pada saat itu mengeluarkan Surat Keputusan (SK) pembentukan organisasi satuan lapis baja.

SK itu tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat nomor: 5/KSAD/Pntp/50 tanggal 9 Februari 1950 tentang pembentukan satuan Berlapis Baja yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Kavaleri Indonesia.

Pembentukan satuan Kavaleri di awal tahun 1950, awalnya bernama Komando Pasukan Berlapis Baja di bawah pimpinan Letkol Kav KGPH Soerjo Soejarso yang membawahi 4 eskadron Kavaleri di Bandung, Magelang, Palembang dan Medan.

Eskadron Kavaleri tersebut dilengkapi dengan alat tempur utama kendaraan-kendaraan tempur ex KNIL berupa Ford Link, Humber Scout, Otter Body Car, Universal Carrier dan Stuart.

Kemudian pada tanggal 21 April 1952 ditetapkan berdirinya Inspektorat Kavaleri yang mengalami perkembangan pada tahun 1954 dengan pembentukan 7 Eskadron Kavaleri sebagai berikut:

  1. Pusat pendidikan Kavaleri di Bandung.
  2. Eskadron Kavaleri 1 di Padalarang di bawah Panglima III / Siliwangi.
  3. Eskadron Kavaleri III di Magelang di bawah Panglima IV / Diponegoro.
  4. Eskadron Kavaleri IV di Palembang di bawah Panglima II / Sriwijaya.
  5. Eskadron Kavaleri V di Medan dibawah Pimpinan Panglima I / Bukit Barisan.
  6. Eskadron Kavaleri A di Malang di bawah Panglima V / Brawijaya.
  7. Eskadron Kavaleri B di Bandung di bawah Panglima III / Siliwangi.
  8. Eskadron Kavaleri Berkuda di Parongpong.
Didorong oleh semangat, tekad dan cita-cita yang kuat untuk mempertahankan kemerdekaan, meskipun hanya menggunakan alat peralatan yang serba terbatas, satuan Kavaleri Angkatan Darat terlibat dalam operasi menumpas pemberontakan di daerah-daerah.

Pada tanggal 7 Juni 1956, diadakan perubahan organisasi dari Inspektorat Kavaleri menjadi Pusat Kavaleri.

Kavaleri dari Masa ke Masa

Pada periode 1958-1965, terjadi perubahan organisasi di lingkungan TNI AD termasuk Kesenjataan Kavaleri di mana Pusat Kavaleri diubah menjadi Pusat Kesenjataan Kavaleri.

Demikian pula Eskadron Kavaleri divalidasi menjadi Batalyon Kavaleri, yakni:

  • Eskadron Kavaleri 1 menjadi Batalyon Kavaleri I di Padalarang.
  • Eskadron Kavaleri “ B ” menjadi Batalyon Kavaleri 4 di Bandung.
  • Eskadron Kavaleri IV menjadi Batalyon Kavaleri 5 di Palembang.
  • Eskadron Kavaleri Berkuda menjadi Resimen Kavaleri Berkuda.
Selain itu, ada pembentukan 2 Batalyon baru yaitu Yonkav-7/Sersus dan Yonkav-8/Tank dan Yonkav-9/Penyerbu, serta Denkav Ujung Pandang sebagai embrio untuk pembentukan Batalyon Kavaleri 10.

Selanjutnya periode tahun 1965-1980, banyak satuan Kavaleri terlibat dalam penumpasan pemberontakan G.30.S/PKI.

Salah satunya adalah Brigade Kavaleri 1/Limpung Alugoro di bawah pimpinan Letkol Kav R. Wing Wiryawan yang bergerak dari Bandung ke Jakarta dan Jawa Tengah untuk menyelamatkan Ibu kota dan wilayah lainnya dari pemberontakan.

Pada periode ini pula dicanangkan gagasan pengembangan Kavaleri yang dikenal dengan proyek “Giling Wesi” di bawah pimpinan Brigjen TNI R.B. Soewito, antara lain dengan dibentuknya Yonkav 10 Dam XIV/Hasanuddin pada tahun 1975.

Pada periode 1980-1990, tepatnya tanggal 27 Mei 1985, Pusat Kavaleri (Puskav) direorganisasi menjadi Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) yang semula di bawah Kobangdiklat menjadi Badan pelaksana Pusat Pembina teknis Kecabangan langsung di bawah Kasad.

Demikian juga Pasinkavkud divalidasi menjadi Sekavkud di bawah Pusdikkav. Pada periode ini pula pada tahun 1984 dilakukan pengadaan Ranpur Co. Scout dan Co. Ranger dari Amerika Serikat.

Sementara periode 2001-2007, merupakan proses penataan Ranpur ke Satuan-satuan Kavaleri dalam pulau Jawa sebanyak 130 unit dan pengadaan 32 unit Panser VAB-NG buatan Perancis untuk penugasan pasukan penjaga perdamaian Garuda XXIII-A / UNIFIL di Libanon.

Tahun 2007, Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) PT Pindad diberikan otoritas untuk memproduksi Alutsista Ranpur dengan mengadopsi jenis Ranpur VAB yang telah dimiliki.

Selanjutnya pada 2009, PT Pindad telah berhasil membuat Ranpur jenis Panser yang kemudian diberi nama Ranpur APS Anoa (6x6) yang didistribusikan kepada TNI AD melalui beberapa tahap.

Sampai dengan saat ini Kavaleri TNI AD telah memiliki Ranpur Panser APS Anoa (6x6) sejumlah 39 unit dengan teknologi yang cukup modern.

Periode Kavaleri tahun 2011–Sekarang

Berdasarkan kebijakan pimpinan TNI AD tahun 2011 tentang program modernisasi Alutsista bagi satuan TNI AD, maka pembelian Tank MBT Leopard direncanakan akan memperkuat Alutsista Kavaleri TNI AD.

Pada 30 Januari-4 Februari 2012 Wakasad selaku pimpinan Tim dari delegasi Indonesia bersama Danpussenkav Kodiklat TNI AD Brigjen TNI Purwadi Mukson melaksanakan kunjungan ke Belanda dalam rangka proses negosiasi dan pengecekan kondisi Ranpur Tank MBT Leopard yang ditawarkan oleh Pemerintah Negara Belanda.

Lalu pada 3-7 Juli 2012, dilaksanakan peninjauan langsung ke negara Jerman oleh Wakasad dan Danpussenkav Kodiklat TNI AD guna melakukan penawaran Ranpur MBT Leopard 2 dari Krauss Maffei Wegman GmbH (KMW) dan Rheinmetall Landsysteme GmbH (Rheinmetall).

Pada tanggal 26 Juli 2012, Kasad memutuskan pembelian Tank MBT Leopard 2 RI dari Jerman dan klarifikasi langsung kepada pihak Rheinmetall Landsysteme GmbH.

Baca juga artikel terkait HARI KAVALERI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH

Artikel Terkait