Menuju konten utama

Sejarah Hari Ikrar Gerakan Pramuka yang Diperingati Setiap 30 Juli

Hari Ikrar Gerakan Pramuka diperingati setiap tahunnya pada 30 Juli, dua minggu sebelum peringatan Hari Gerakan Pramuka dirayakan setiap 14 Agustus.

Sejarah Hari Ikrar Gerakan Pramuka yang Diperingati Setiap 30 Juli
Anggota Pramuka memeriahkan acara "Peringatan Hari Pramuka ke-56 Tingkat Jabar" di jalan Asia Afrika Bandung, Jawa Barat, Sabtu (9/9). ANTARA FOTO/Agus Bebeng.

tirto.id - Hari Ikrar Gerakan Pramuka diperingati setiap tahunnya pada 30 Juli, dua minggu sebelum peringatan Hari Gerakan Pramuka yang dirayakan setiap 14 Agustus.

Pramuka atau gerakan Kepanduan juga terdapat di berbagai negara di dunia dan memiliki sejarah panjang. Sebutan internasional untuk gerakan Kepanduan adalah Scouting atau Scout Movement.

Gerakan ini dicetuskan oleh Robert Baden-Powell, seorang anggota angkatan darat di Inggris. Antara tahun 1906-1907, ia menulis buku Scouting for Boys. Intinya, buku ini merupakan panduan bagi remaja untuk melatih keterampilan dan ketangkasan, cara bertahan hidup, hingga pengembangan dasar-dasar moral.

Apa yang dicetuskan Robert Baden-Powell ini kemudian menyebar ke seluruh dunia dan menjadi gerakan Kepanduan, yang di Indonesia disebut dengan Pramuka. Hari lahir Robert Baden-Powell yakni tanggal 22 Februari diperingati sebagai Hari Pramuka Internasional. Ia lahir di London pada 22 Februari 1857.

Hari Ikrar Gerakan Pramuka

Pramuka merupakan gerakan kepanduan yang ada di Indonesia. Gerakan Pramuka di negara ini sudah dimulai sejak zaman pendudukan Belanda pada tahun 1923. Kala itu didirikan ationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung.

Cikal bakal kepanduan di Indonesia juga ditandai dengan kemunculan berbagai organisasi kepanduan. Misalnya Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) di Jakarta pada tahun yang sama, Hizbul Wahton (HW) pada 1918, Jong Java Padvinderij (JJP) pada 1923, Nationale Padvinders (NP), Nationaal Indonesische Padvinderij (NATIPIJ), dan Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS).

Dilansir laman Museum Sumpah Pemuda Kemdikbud, NPO dan JIPO lalu melebur menjadi INPO (Indonesische Padvinderij Organisatie) di tahun 1926. Belanda kemudian melarang organisasi kepanduan yang bukan bentukannya dengan melabelinya menggunakan istilah Padvinder.

Akhirnya, untuk membedakan kepanduan milik Belanda dan Indonesia, tokoh KH Agus Salim memperkenalkan isilah "Pandu" atau "Kepanduan" untuk organisasi Kepramukaan dari Indonesia. Pada 23 Mei 1928 dibentuk Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI) yang beranggotakan gabungan INPO, SIAP, NATIPIJ, dan PPS.

Empat bulan setelah proklamasi Indonesia, tepatnya 28 Desember 1945, lahir kepanduan nasional yang dinamakan Pandu Rakyat Indonesia.

Perjalanan Pramuka pun masih berliku saat itu. Dengan jumlah organisasi kepanduan yang mencapai ratusan dan terbagi ke beberapa federasi, dibentuklah Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo).

Lalu, mengingat masih kurang kompaknya antara anggotanya di Perkindo, pemerintah dan MPRS berusaha membenahinya di tahun 1960.

Presiden Soekarno selanjutnya mengumpulkan tokoh-tokoh dari gerakan pramuka Indonesia saat itu pada 9 Maret 1961. Soekarno mengatakan harus ada pembenahan pada organisasi kepanduan. Semua aktivitas pendidikan harus diganti dan seluruh organisai kepanduan akan melebur dengan nama Pramuka.

Pada saat itu, Soekarno membentuk kepanitiaan pembentukan gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 bertanggal 11 April 1961. Panitia terdiri dari Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Aziz Saleh, Muljadi Djojo Martono, dan Achmadi.

Dilansir laman Pramuka Bangka Belitung, panitia ini selanjutnya mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, bertanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka.

Hari-Hari Bersejarah dalam Pramuka

Dalam sejarah kepramukaan di Indonesia, terdapat beberapa momentum yang menjadi penetapan hari bersejarah dalam Pramuka.

Hari Tunas Gerakan Pramuka ditetapkan berdasarkan hari sewaktu dilakukannya Pidato Presiden/Mandataris MPRS di hadapan perwakilan berbagai organisasi kepanduan Indonesia, yaitu 9 Maret 1961.

Sementara itu, ketika Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 bertanggal 20 Mei 1961 tentang penetapan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan, dijadikan momentum Hari Permulaan Tahun Kerja.

Hari tersebut adalah tonggak untuk pendidikan kepramukaan selain juga pada 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Kemudian, hari bersejarah dalam Pramuka Indonesia selanjutnya yaitu Hari Ikrar Gerakan Pramuka yang ditetapkan berdasarkan momentum peleburan berbagai organisasi Gerakan Pramuka pada 30 Juli 1961.

Di Istana Olahraga Senayan saat itu, semua organisasi kepanduan menyatakan ini bersatu dalam wadah Pramuka.

Sementara itu, Hari Pramuka ditetapkan setiap 14 Agustus. Peristiwa yang melatarbelakanginya yaitu pada 1 Agustus 1961 dilantik pengurus Gerakan Pramuka dan sekaligus berlangsungnya defile Pramuka. Tujuan defile ini adalah memperkenalkan Gerakan Pramuka Indonesia pada khalayak.

Baca juga artikel terkait IKRAR GERAKAN PRAMUKA 30 JULI atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Maria Ulfa
Penyelaras: Yulaika Ramadhani