Menuju konten utama

Sejarah Hari Dharma Samudera 2023, Diperingati Setiap 15 Januari

Sejarah Hari Dharma Samudera yang diperingati pada tanggal 15 Januari setiap tahunnya.

Sejarah Hari Dharma Samudera 2023, Diperingati Setiap 15 Januari
Suasana upacara peringatan Hari Dharma Samudera di atas geladak KRI Makassar-590, Surabaya di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya Jawa Timur, Minggu (15/1). Peringatan tersebut untuk mengenang arwah dan jasa para pahlawan laut yang gugur pada pertempuran Laut Aru 15 Januari 1962. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/ama/17

tirto.id - Hari Dharma Samudera diperingati setiap tahun pada 15 Januari. Khususnya tahun ini, 2023, tanggal peringatannya jatuh pada hari Minggu, 15 Januari 2023.

Berdasarkan ungkapan situs Kabupaten Asahan, sejarah penetapan Hari Dharma Samudera dilatarbelakangi oleh peristiwa perjuangan Tentara Indonesia di perairan Maluku.

Konflik dengan Belanda pasca kemerdekaan ini disebut sebagai Pertempuran Laut Arafuru/Aru, terjadi pada 15 Januari 1962.

Kejadian ini bermula ketika Belanda diklaim melanggar perjanjian KMB (Konferensi Meja Bundar).

Peristiwa ini ternyata menyebabkan munculnya korban dari pihak Indonesia. Di antaranya adalah mereka yang merupakan awak KRI Macan Tutul.

Pengorbanan ini yang nantinya menjadi cikal bakal lahirnya Hari Dharma Samudera.

Peringatan diadakan demi memperingati perjuangan mereka yang gugur. Lantas, seperti apa kejadian sejarah tersebut secara lengkap?

Sejarah Hari Dharma Samudera

Menurut catatan Ahmad Mansyur dalam Api Sejarah 2 (2016, hlm. 280), ada tiga poin utama yang yang dihasilkan oleh KMB. Di antaranya mencakup poin berikut.

  1. Penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada RIS (Republik Indonesia Serikat) akan dilakukan pada 27 Desember 1949.
  2. APRIS statusnya disetujui sebagai bagian kesenjataan RIS.
  3. Daerah Irian Barat kekuasaannya diperbincangkan lagi satu tahun setelah pelaksanaan KMB.
Dari beberapa poin yang dihasilkan berkat pelaksanaan KMB, hanya poin ketiga yang menjadi perdebatan dan belum ditemukan solusinya.

Pertentangan dengan status penguasaan Irian Barat setidaknya belum mencapai final hingga 1963.

Situs Yayasan Mandalahayu menjelaskan bahwa Sukarno menyebutkan Trikora pada 1961.

Tiga poinnya mencakup penggagalan pembentukan negara boneka Papua, ingin mengibarkan bendera Indonesia di Irian Barat, dan menyiapkan mobilisasi untuk mempertahankan tanah air.

Pada awal januari 1962, tiga kapal laut milik Tentara Indonesia melakukan pengintaian di sekitar laut Arafuru.

Misi tersebut dijuluki STC-9, artinya Satuan Tugas Khusus 9 Januari. Sementara itu, pemimpinnya bernama Sudomo.

Kapal KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang, dan KRI Harimau, dikirim ke wilayah perairan tersebut. Tepat pada 15 Januari, kondisi mereka pun semakin dekat dengan Irian Barat.

Belanda ternyata sudah mengetahui pergerakan tiga kapal RI ini. Hal tersebut menyebabkan terjadinya pergolakan tak seimbang.

KRI Macan Tutul terpaksa harus menjadi korban demi bisa menyelamatkan dua kapal lain. Hari inilah yang mempelopori kemunculan peringatan Hari Dharma Samudera.

Berdasarkan ungkapan situs Dinas Kominfo Jawa Timur, KRI Macan Tutul atau KRI Matjan Tutul dibuat monumennya pada 17 Maret 2021. Hal ini masih berhubungan dengan peristiwa Pertempuran di Laut Aru.

Di kapal tersebut, orang-orang yang gugur mencakup Komodor Yos Sudarso dan para awak kapal lainnya.

Baca juga artikel terkait HARI DHARMA SAMUDERA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno