Menuju konten utama

Sejarah Hari Artileri Nasional, Diperingati Tanggal 4 Desember

Tanggal 4 Desember 2022 diperingati sebagai Hari Artileri Nasional. Berikut sejarah selengkapnya.

Sejarah Hari Artileri Nasional, Diperingati Tanggal 4 Desember
Prajurit Korps Marinir TNI AL yang tergabung dalam Satgas Latma Multilateral Rim Of The Pacific (Rimpac) 2018 menembakan meriam howitzer 105 mm di pusat latihan militer US Army di Pohakuloa Training Area, Hawaii, Amerika Serikat, Sabtu (14/7/2018). ANTARA FOTO/Serka Mar Kuwadi

tirto.id - Tanggal 4 Desember 2022 diperingati sebagai Hari Artileri Nasional. Bagaimana sejarahnya?

Pengertian artileri adalah bentuk persenjataan darat paling mematikan dan paling efektif yang dimiliki suatu negara. Sementara itu batalyon artileri merupakan satuan tempur pasukan artileri Tentara Nasional Indonesia (TNI) di bawah resimen.

Artileri Indonesia berkembang secara organisasi dan persenjataan, meski tidak secanggih negara maju. Indonesia punya satuan artileri medan yang dibina Pusat Kesenjataan Artileri Medan atau (Pussenarmed) dan artileri pertahanan udara yang dibina Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara atau (Pussenarhanud).

Letnan Jendral Oerip Soemoohardjo meresmikan Markas Artileri pada tanggal 4 Desember 1945. Saat itu, Letnan Kolonel R.M Pratikno Suryosumarno diangkat menjadi komandan artileri pertama di Indonesia.

Markas Artileri bertugas membina satuan-satuan artileri di Indonesia dan merupakan bagian dari jawatan persenjataan Markas Besar Tentara (MBT) yang berkedudukan di Yogyakarta.

Sejak saat itu, tanggal 4 Desember akhirnya ditetapkan sebagai Hari Artileri Nasional. Tanggal 4 Desember juga diperingati sebagai hari jadi Korps Artileri TNI AD yang kemudian dikenal dengan Korps Armed TNI AD.

Sejarah Hari Artileri Nasional 4 Desember

Infografik Artileri Indonesia
Infografik Artileri Indonesia. tirto.id/Fuad

Peringatan Hari Artileri Nasional menjadi momen penting untuk mengenang perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Hari Artileri juga menjadi pengingat bagaimana peran sekaligus perkembangan persenjataan artileri di Indonesia.

Penggunaan senjata artileri di Indonesia terus berlanjut hingga masa penjajahan Jepang. Namun saat Jepang menyerahkan diri pada 16 Agustus 1945, para pemuda Indonesia langsung mengambil alih persenjataan artileri milik Jepang.

Setelah Indonesia merdeka, tepat pada tanggal 5 Oktober 1945, dibentuklah Tentara Nasional Indonesia (TNI). Meski meriam-meriam Jepang telah dikuasai, namun saat itu masih banyak pemuda yang kurang terlatih menggunakannya.

Padahal di waktu yang sama, pasukan sekutu mulai berdatangan ke Indonesia. Mereka datang untuk mengambil alih wilayah kekuasaan Jepang yang saat itu kalah dalam Perang Dunia II.

Gesekan antara Indonesia dan sekutu memuncak dalam Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. Beruntung, kala itu Surabaya memiliki pejuang tangguh bernama J. Minggu yang pernah bergabung dengan KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger).

Minggu tentu sudah terlatih menggunakan artileri. Ia pun berperan besar dalam mengatur pengoperasian semua meriam Jepang untuk melawan Sekutu dalam Pertempuran Surabaya.

Sejarah Hari Artileri Nasional tak bisa dilepaskan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah. Di masa penjajahan, Belanda telah melatih para pemuda Indonesia untuk menggunakan senjata artileri.

Saat itu, Soerie Santoso tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang memiliki pangkat tertinggi di artileri. Beliau adalah seorang mayor lulusan Akademi Militer Kerajaan Belanda di Breda dan menjabat sebagai komandan batalyon artileri di Jagamonyet, Batavia.

Sebelum menjadi mayor, Soerie Santoso juga merupakan satu-satunya kapten pribumi dari 66 kapten yang tergabung dalam angkatan perang kolonial Hindia Belanda.

Pemuda Indonesia lain yang juga terlatih dalam hal artileri adalah Oerip Soemohardjo, Memet Rahman Ali Soewardi, R.M. Pratikno Suryosumarno, Tjhwa Siong Pik, J. Minggu, Djoko Prijono, Giroth Wuntu, Sadikin, Abdullah, dan Rudy Pirngadi.

Selain nama-nama di atas, ada pula Raden Askari, Aminin, dan T.B. Simatupang yang pernah menerima tanda Mahkota Perak setelah belajar di Akademi Militer Kerajaan Belanda di Bandung.

Setelah Pertempuran Surabaya, Letnan Jendral Urip Soemohardjo meresmikan Markas Artileri. Markas ini merupakan bagian dari jawatan persenjataan Markas Besar Tentara (MBT) yang berkedudukan di Yogyakarta pada 4 Desember 1945. Inilah yang menjadikan tanggal 4 Desember diperingati sebagai Hari Artileri Nasional.

Baca juga artikel terkait HARI ARTILERI atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Addi M Idhom