Menuju konten utama

Sejarah Black Flag yang akan Konser di Hammersonic dengan Slipknot

Album Black Flag berjudul Damage pernah ditolak label, tapi album itu justru dinobatkan majalah Rolling Stone sebagai 40 album punk terbaik sepanjang masa.

Sejarah Black Flag yang akan Konser di Hammersonic dengan Slipknot
Black Flag Band. ANTARA/www.blackflagband.com

tirto.id - Band punk rock legendaris asal California Amerika Serikat, Black Flag dipastikan akan hadir dalam konser festival musik Hammersonic di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta pada 28 Maret 2020, bersama Slipknot.

"Pelopor punk @blackflagband akan hadir di Hammersonic 2020," tulis @hammersonicfest, Senin 18 November 2019.

Black Flag adalah band punk rock legendaris yang terbentuk sejak 1976. Band ini didirikan oleh Greg Ginn, yang berperan sebagai gitaris dan penulis lagu utama di band. Ia juga merupakan satu-satunya personel lama di band ini. Mereka dianggap sebagai salah satu pelopor punk hardcore pertama.

Seperti dilansir dari Allmusic, awal tahun 1981, Black Flag menandatangani kontrak rekaman dengan anak perusahaan MCA, Unicorn Records. Atas kerja sama itu, mereka mengirimkan album pertama berjudul Damaged (1981) ke label. Namun, perusahaan rekaman itu menolak untuk merilisnya dengan alasan konten musiknya terlalu berbahaya dan vulgar.

Karena ditolak, Ginn dan kawan-kawan memilih merilis album tersebut melalui label yang mereka bentuk sendiri yakni SST Records. Setelah dirilis, album ini menerima banyak pujian kritis. Tapi, pihak Unicorn justru menggugat mereka, bahkan melarang menggunakan nama Black Flag dan logo dalam kesempatan apa pun.

Black Flag tak kehilangan akal, selain tetap melanjutkan turnya, mereka juga meliris album Everything Went Black secara sembunyi-sembunyi, meski tidak memakai nama band tersebut, namun sampul depan album ini tetap memakai nama-nama personel.

Akan tetapi, perselisihan antara kedua pihak ini berakhir pada tahun 1983 ketika Unicorn bangkrut dan hak atas nama Black Flag dan logo dikembalikan kepada band.

Lirik-lirik Black Flag kebanyakan membicarakan kritik sosial dan sudut pandang mereka tentang politik, namun dikemas dan disampaikan dengan kegembiraan, kadang pula dengan kegelisahan yang sinis, bahkan kadang-kadang sangat lucu.

Black Flag juga menjadi band berpengaruh untuk band lainnya. Bahkan, mereka juga disebut sebagai band post-punk Amerika yang paling berpengaruh. Pada 2016 lalu, album mereka berjudul Damaged (1981) juga dinobatkan majalah Rolling Stone sebagai 40 album punk terbaik sepanjang masa.

Baca juga artikel terkait BLACK FLAG atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Musik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH