Menuju konten utama

Seharga Segelas Kopi, Siapa pun Bisa Beli Asuransi Rp19.000 Sebulan

Asuransi murah kerja sama BukalLapak dengan Allianz dipasarkan secara digital agar mudah menjangkau masyarakat.

Ilustrasi Asuransi. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Kabar gembira bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang ingin memiliki asuransi. Cukup dengan uang senilai Rp19 ribu per bulan setara sat gelas kopi, masyarakat bisa memiliki produk asuransi digital, bernama BukaProteksiDiri.

Asuransi ini lahir dari kerja sama marketplace BukaLapak dengan perusahaan asuransi Allianz Indonesia.

Co-Founder sekaligus Presiden BukaLapak, Fajrin Rasyid berharap produk ini dapat memudahkan masyarakat untuk memiliki asuransi kesehatan dengan premi terjangkau.

"Kami harapkan juga, produk ini dapat meningkatkan literasi keuangan, karena belum banyak masyarakat yang mengenal dan mengetahui produk asuransi," kata Fajrin saat peresmian kerja sama di Jakarta, Kamis (2/5/2019).

Produk ini merupakan asuransi kesehatan pertama yang ditawarkan untuk memberikan pengalaman digital melalui aplikasi marketplace BukaLapak.

Nasabah bisa dengan mudah melakukan pendaftaran atau registrasi, pembayaran, menerima polis, dan bahkan melakukan klaim secara online.

Chief Partnership Distribution Office Allianz Life Indonesia, Bianto Surodjo mengungkapkan, produk asuransi BukaProteksiDiri menetapkan harga premi yang terjangkau mulai dari Rp236.250 per tahun. Premi ini dibayarkan untuk pertanggungan selama satu tahun.

Jika dirata-rata setiap bulan, maka presmi BukaProteksiDiri ini senilai Rp19 ribu setara satu gelas kopi kekinian yang marak dibeli kaum milenial.

"Produk asuransi ini didesain khusus untuk didistribusikan secara digital dan diharapkan akan menjangkau masyarakat Indonesia yang sangat luas di mana pun berada," kata Bianto.

Asuransi ini berupa penggantian biaya rawat inap rumah sakit sebesar Rp200 ribu per hari dan maksimum batas klaim senilai Rp6 juta.

Produk asuransi digital ini merupakan bentuk komitmen BukaLapak dan juga Allianz Indonesia untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, serta penetrasi asuransi.

Sekaligus juga memberikan perlindungan kepada lebih banyak masyarakat Indonesia yang belum banyak dijangkau oleh kanal distribusi yang ada.

Deputi Direktur Pengawas Asuransi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), I Wayan Wijana mengatakan, dalam 5 tahun terakhir, ada tren pertumbuhan asuransi rata-rata 12 persen per tahun. Namun, hal ini belum diimbangi dengan literasi asuransi.

Hasil survei OJK, kata dia, pada 2013 ada 11 persen penduduk Indonesia yang melek literasi keuangan terkait asuransi.

"Angka itu hanya naik 1 persen saja menjadi 12 persen di tahun 2016 saat kami melakukan survei yang sama," tutur I Wayan.

Baca juga artikel terkait ASURANSI atau tulisan lainnya dari Dea Chadiza Syafina

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dea Chadiza Syafina
Penulis: Dea Chadiza Syafina
Editor: Zakki Amali
-->