Menuju konten utama

Sederet Manfaat Ekonomi dari Penyelenggaraan Konser Musik di RI

Kesuksesan pagelaran konser musik di Indonesia tentu menjadi awal yang baik dalam mendukung kebangkitan industri kreatif di Indonesia pasca pandemi.

Sederet Manfaat Ekonomi dari Penyelenggaraan Konser Musik di RI
Penonton menyaksikan dari atap mobil terbuka pada konser musik bertajuk Mahkota Charity Concert Drive-In di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (29/7/2020). ANTARA FOTO/Aji Styawan/foc.

tirto.id - Setelah hampir tiga tahun 'puasa', kegiatan konser offline akhirnya mulai kembali rutin digelar sejak pertengahan 2022 lalu. Tahun ini bahkan tidak tanggung-tanggung, ada banyak musisi lokal hingga internasional yang sudah menjadwalkan manggung di Indonesia sepanjang 2023.

Belum lama ini girl group asal Korea sukses menggelar konser di Indonesia, yakni ITZY. Konser yang bertajuk “The 1st World Tour CHECKMATE” tersebut berlangsung pada 4-5 Februari 2023 di Tennis Indoor Stadium Senayan, Jakarta, dan semua tiketnya terjual habis!

Terbaru, grup band asal Inggris, Coldplay. Coldplay juga baru-baru ini mengumumkan akan menggelar konser di Jakarta pada pertengahan September mendatang. Harga tiket konser dibanderol mulai dari Rp800.000 hingga Rp11.000.000, tidak termasuk pajak.

Melihat kesuksesan pagelaran konser musik di Indonesia tersebut tentu menjadi awal yang baik dalam mendukung kebangkitan industri kreatif di Indonesia pasca pandemi. Mengingat, konser musik berperan besar dalam mempromosikan Indonesia secara lebih luas. Terutama dalam mendatangkan wisatawan mancanegara.

Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah mengatakan, wajar pasca berakhirnya pandemi dan dicabutnya PPKM, masyarakat euforia menghadiri berbagai konser. Adanya penyelenggaraan konser ini pun dinilainya memberikan sederet manfaat bagi perekonomian.

"Hal ini secara ekonomi tentu positif karena akan menjadi penggerak roda ekonomi, mendorong pertumbuhan investasi yg pada akhirnya bisa menciptakan lapangan kerja," kata dia kepada Tirto, Jumat (12/5/2023).

Dia menuturkan bagi daerah-daerah tempat digelarnya konser tentu saja secara langsung mendapatkan manfaatnya. Pertama dari pajak retribusi baik dari tiket tontonan, serta restoran.

"Dampak lainnya adalah terjadinya perputaran ekonomi yang secara langsung membantu tumbuhnya UMKM," jelasnya.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto mengamini bahwa kegiatan konser dan vestifal di Indonesia menjadi potensi pembangkit ekonomi kreatif. Kegiatan ini pun otomatis mendongkrak perekonomian daerah.

"Ini salah satu potensi pembangkit ekonomi dari sisi ekonomi kreatif. Di kota-kota besar akan cukup berperan menggerakkan ekonomi," kata Eko kepada Tirto.

Pasca pandemi COVID-19, pajak hiburan di Indonesia terus melonjak drastis. Melansir data APBN Kita edisi Juni 2022, realisasi penerimaan pajak hiburan tercatat tumbuh 196,93 persen sejak Januari-April 2022 lalu.

Selain pajak hiburan, pajak hotel juga tumbuh 83,06 persen, pajak parkir 37,31 persen, dan pajak restoran 37,29 persen.

Sementara hingga kuartal I-2023, pajak daerah mampu mencatat Rp44,40 triliun, atay tumbuh 14,0 persen dari periode sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan itu diantaranya didorong oleh peningkatan realisasi pajak yang bersifat konsumtif. Mulai daei pajak hotel, pajak hiburan, pajak restoran, dan pajak parkir.

Dari pengeluaran konsumtif tersebut, pajak hiburan menyumbang kontribusi besar yakni Rp489,44 miliar dolar AS, atau tumbuh 77,8 persen. Diikuti pajak parkir sebesar Rp316,50 miliar, atau tumbuh 38,2 persen.

Baca juga artikel terkait KONSER MUSIK 2023 atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang