Menuju konten utama

Sebelum Ledakkan Bom di Mapolrestabes, Tri Murtiono Ceramahi Warga

Terduga teroris Mapolrestabes Surabaya Tri Murtiono sempat ceramahi warga sebelum melancarkan aksinya.

Sebelum Ledakkan Bom di Mapolrestabes, Tri Murtiono Ceramahi Warga
Kondisi jalan Ngagel Madya menuju Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela ketika proses olah TKP, Minggu (13/5/2018). tirto.id/Tony Firman

tirto.id - Tri Murtiono, pelaku terduga teroris yang tewas saat meledakkan bom di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) diketahui suka menceramahi warga di sekitar tempat tinggalnya di Tambak Medokan Ayu Gang, Rungkut, Kota Surabaya, Jawa Timur. Hal itu disampaikan oleh Kasidah, seorang warga setempat.

"Pagi sebelum kejadian sekitar pukul 06:00 WIB, saya diceramahi pada saat mengantar galon air isi ulang ke rumahnya," katanya di Surabaya, Selasa (15/4/2018).

Sudah dua kali dia bertemu dengan pelaku pada saat mengirim air galon isi ulang ke rumahnya. Kebetulan Kasidah mempunyai toko kelontong yang menjual air galon isi ulang.

"Sudah dua kali saya mengantar air galon isi ulang. Tapi pada saat mengantar saya tidak boleh masuk ke dalam rumahnya. Saya diminta di depan pagar depan rumahnya," ujar pria setengah baya ini.

Saat ditanya diceramahi apa saja, Kasidah mengaku seputar sikap yang harus dilakukan umat manusia di dunia dan akhirat.

"Intinya hidup itu pasrahkan kepada Allah SWT," katanya.

Pada saat diceramahi, Kasidah hanya menyimak apa yang disampaikan Tri Murtiono, namun hal itu tidak berlangsung lama karena tugasnya hanya mengantar air galon isi ulang pesanannya.

"Saya pamit pulang karena sudah siang dan ada yang harus saya kerjakan lagi," katanya.

Ketua RT 8 Tambak Medokan Ayu, Suwito sebelumnya mengatakan pihaknya tidak menduga tetangganya merupakan pelaku peledakan bom di Mapolrestabes Surabaya.

"Orangnya biasa-biasa saja. Selama ini tidak ada kecurigaan bahwa mereka sebagai pelaku," katanya.

Meski demikian, lanjut dia, dalam kesehariannya salah satu pelaku peledakan bom bunuh diri, Tri Murtiono yang bekerja sebagai pembuat teralis dari aluminium kurang berinteraksi dengan warga sekitar.

"Kurang interaksi dengan warga sehingga kesannya tertutup," katanya.

Tri Murtiono (bapak), Tri Ernawati (ibu), Muhammad Dafa Amin Murdana (anak pertama), Muhamamd Dana Satria Murdana (anak kedua), dan Aisya Azahra Putri (anak ketiga) secara bersamaan meledakkan bom bunuh diri di depan pintu masuk kantor Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018).

Dari kejadian tersebut, bapak, ibu dan dua anaknya meninggal dunia, sementara satu anaknya Asisya Azahra berhasil diselamatkan petugas kepolisian.

Baca juga artikel terkait BOM SURABAYA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Ibnu Azis