Menuju konten utama

Sebab-sebab Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah: Ringkasan Peristiwa

Apa saja sebab-sebab Nabi Muhammad hijrah ke Madinah? Berikut ringkasan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah.

Sebab-sebab Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah: Ringkasan Peristiwa
Pengunjung berjalan dengan latar kubah hijau yang menjadi lokasi makam Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar as Siddiq, dan Umar bin Khattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Senin (6/5/2019). ANTARA FOTO/Aji Styawan/foc.

tirto.id - Semenjak Nabi Muhammad dan para sahabatnya melakukan hijrah meninggalkan Makkah menuju Kota Yatsrib (kemudian jadi Madinah), umat Islam lebih aman dalam menjalankan ibadah sekaligus berdakwah.

Kaum Anshar di Madinah memberikan perlindungan dan dipersaudarakan dengan kaum Muhajirin dari Makkah. Dakwah Islam berkembang pesat dan umat Islam mulai dapat menyusun kekuatan.

Proses hijrah itu dilakukan secara bertahap. Sampai akhirnya, Rasulullah sendiri melakukan hijrah ke Madinah dengan ditemani oleh Abu Bakar Ash Shiddiq. Peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah diperkirakan terjadi pada bulan Juni 622 Masehi.

Ringkasan Peristiwa Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah

Semenjak Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam mendapatkan tugas untuk berdakwah pada kaumnya di Makkah, tantangan terus datang silih-berganti.

Selama bertahun-tahun sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Yatsrib (Madinah), kaum kafir Quraisy senantiasa menekan dan menindas umat Islam di Kota Makkah.

Kaum kafir tidak segan untuk mengancam dan memberikan siksaan untuk mencegah umat Islam beriman dan beribadah kepada Allah SWT. Semua tindakan itu dilakukan oleh kaum kafir Quraisy, dengan tujuan membendung dakwah tauhid yang dibawa Nabi Muhammad.

Ujian tak hanya itu. Nabi Muhammad sempat mengalami tahun duka cita. Sebab, Allah mengambil kembali istrinya, Khadijah radhiyallahu anha dan pamannya, Abu Thalib.

Dua sosok ini amat berharga bagi Rasulullah dan wafatnya mereka menimbulkan masalah serius untuk beliau dalam urusan dakwah di Mekkah.

Satu tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, Allah SWT memanggil beliau dalam peristiwa Isra Mikraj. Rasulullah berkesempatan untuk pergi dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina dalam sekejap.

Lalu, setelah salat dan menjadi imam bagi para nabi, Rasulullah melanjutkan perjalanan menuju Sidratul Muntaha untuk menerima perintah salat lima waktu langsung dari Allah.

Peristiwa yang terjadi hanya dalam semalam itu berujung dengan ditetapkannya kewajiban salat fardhu 5 waktu bagi kaum muslimin.

Kaum kafir Quraisy yang mendengar kabar ini makin keras dalam membantah dakwah Rasulullah. Tekanan bertambah keras juga diberikan pada umat Islam di Makkah.

Sampai akhirnya, setelah Rasulullah selesai membaiat gelombang kedua umat Islam dari Yatsrib di Baiat Aqabah 2, beliau memerintahkan para sahabat hijrah ke Madinah.

Para sahabat kemudian berhijrah secara berkelompok. Rasulullah saat itu belum turut serta hijrah karena menanti perintah dari Allah.

Gelombang awal kaum Muhajirin yang berhijrah dari Makkah ke Madinah, seperti Abu Salamah bin Abdul Asad, lalu Amir bin Rabiah dan istrinya Laila, hingga Umar bin Khattab bersama saudaranya, Zaid bin Iyasy bin Abi Rabiah.

Sementara Rasulullah, Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib dan sebagian sahabat lainnya masih tinggal di Makkah. Faktor penyebabnya yaitu ada yang ditawan, dan alasan lainnya.

Gelombang hijrah ini sempat tercium juga oleh kaum kafir Quraisy. Mereka lalu berkumpul di Darul Nadwah untuk mencari solusi. Pertemuan ini melahirkan kesepakatan untuk membunuh Rasulullah.

Rencana licik itu lantas disampaikan malaikat Jibril pada Rasulullah. Beliau lalu memerintahkan Ali bin Abi Thalib tidur di tempat tidurnya untuk mengecoh kaum kafir yang mendatangi rumahnya.

Atas izin Allah, Rasulullah berhasil meninggalkan rumah menuju kediaman Abu Bakar. Mereka lalu keluar berdua dan melakukan perjalanan hijrah. Tujuan pertamanya adalah gua Tsur yang arahnya menuju Yaman, sebelum berlanjut ke Madinah.

Setelah Nabi Muhammad hijrah ke Yatsrib, nama kota itu kemudian diubah oleh Rasulullah menjadi Madinah.

Sebab-sebab Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah

Jika dirangkum, sebab hijrahnya Rasulullah ke Madinah tidak terlepas dari menguatnya penindasan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy untuk menghancurkan dakwah Islam.

Di sisi lain, mayoritas kaum kafir Quraisy sudah jelas tidak bersedia menerima dakwah Rasulullah, dan bahkan meningkatkan tekanannya. Situasi ini bisa amat berpengaruh pada efektivitas dakwah jika terus dilanjutkan di Makkah kala itu.

Di sisi lain, Rasulullah memandang ada kekuatan yang dapat membantu dan melindungi dakwah Islam jika beliau dan sahabtnya hijrah ke Madinah. Sebabnya, kaum Anshar lewat Baiat Aqabah 2 menyatakan berjanji melindungi Rasulullah sebagaimana melindungi anak dan istri mereka.

Kaum Anshar di Madinah menerima kedatangan Nabi Muhammad dan para sahabat dari Makkah dengan suka cita. Bahkan, Rasulullah dijamin keselamatannya oleh kaum Anshar. Hal ini membuat Rasulullah meyakini dakwah Islam akan bangkit dari Madinah.

Benar saja, Rasulullah lebih mudah untuk mengembangkan dakwah di Madinah. Beberapa strategi dakwah yang dijalankan beliau antara lain membangun masjid, membangun persaudaraan kaum Muhajirin dan Anshar, hingga merumuskan Piagam Madinah.

Piagam Madinah adalah kesepakatan yang diberlakukan bagi orang-orang muslim dan nonmuslim di Madinah. Tujuan adanya piagam ini untuk mewujudkan keharmonisan, saling menghormati, toleransi, dan saling menjaga lingkungan di Kota Madinah.

Semenjak kedatangan Islam di Madinah, keadaan kota tersebut menjadi maju. Kemajuan tersebut terlihat dari peradaban dan budayanya. Tidak hanya itu, kekuatan umat Islam semakin kuat dan kelak mampu menaklukkan Makkah.

Baca juga artikel terkait SEJARAH ISLAM atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Addi M Idhom