Menuju konten utama

Satu WNI di Singapura Positif Terinfeksi Virus Zika

Satu warga negara Indonesia (WNI) yang sedang berada di Singapura positif terinfeksi virus Zika. Hal tersebut diungkapkan oleh Arrmanatha Nasir selaku Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang menerima pemberitahuan resmi dari Kementerian Kesehatan Singapura.

Satu WNI di Singapura Positif Terinfeksi Virus Zika
Sebuah media sosialisasi antisipasi penyebaran virus Zika terpasang di Area Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (27/4). ANTARA FOTO/Lucky R.

tirto.id - Satu warga negara Indonesia (WNI) yang sedang berada di Singapura positif terinfeksi virus Zika. Hal tersebut diungkapkan oleh Arrmanatha Nasir selaku Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang menerima pemberitahuan resmi dari Kementerian Kesehatan Singapura.

"Namun untuk kepentingan privasi, yang disampaikan Kementerian Kesehatan Singapura hanya konfirmasi bahwa pasien tersebut WNI perempuan," kata Arrmanatha dalam jumpa pers mingguan di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (31/8/2016).

Sebagaimana dikutip oleh Antara, Arrmanatha menambahkan KBRI di Singapura akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Singapura untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kondisi WNI tersebut.

Arrmanatha mengatakan sejak ada pengumuman resmi dari Kementerian Kesehatan Singapura tentang penularan virus Zika di negara tersebut, Kementerian Kesehatan RI terus melakukan pemantauan. Pada tanggal 30 Agustus pemerintah juga telah mengeluarkan imbauan untuk meningkatkan perhatian di semua pintu masuk Indonesia.

Kementerian Kesehatan, ia mengatakan, telah meminta penumpang dari wilayah penularan virus Zika diberi kartu informasi dan melapor jika dalam waktu sepuluh hari mereka mengalami demam dan gejala-gejala infeksi virus lainnya.

Sejumlah Daerah di Indonesia Mulai Waspada

Dua hari yang lalu, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Ngurah Rai Bali telah menyiagakan thermoscanner alias alat pendeteksi suhu tubuh. Tingginya frekuensi penerbangan yang datang dari Negeri Singa itu membuat pihak KKP meningkatkan kewaspadaan agar virus mematikan dari Brasil itu tak berkembang di Indonesia, khususnya Bali.

"Kami siapkan satu alat pendeteksi suhu tubuh. Sejauh ini belum ada tanda penumpang yang baru datang memiliki suhu tubuh yang tinggi," kata Lucky Tjahyono selaku Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Ngurah Rai, di Denpasar, Rabu (31/8/2016), kepada Antara.

Alat pendeteksi suhu tubuh ditempatkan khusus di terminal kedatangan internasional Bandar Udara Internasional Ngurah Rai. Jika ditemukan penumpang yang terdeteksi memiliki suhu tubuh tinggi atau tak wajar, maka yang bersangkutan akan segera dibawa ke ruang karantina terlebih dahulu sebelum kemudian dibawa ke rumah sakit.

Langkah pencegahan tersebut dilakukan KKP bekerja sama dengan Otoritas Bandara Wilayah IV Bali dan Nusa Tenggara, Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai dan instansi terkait lainnya. Bali menjadi salah satu titik perhatian sebab menjadi pintu masuk bagi para wisatawan yang tak hanya dari Singapura, namun juga dari Hong Kong, misal, yang belum lama ini mengumumkan ada satu warganya yang positif.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau menetapkan tiga rumah sakit rujukan penyakit yang disebabkan virus Zika sebagai langkah antisipatif penyebaran virus berbahaya itu.

”Yaitu RSUD Embung Fatimah di Batam, RSUP Raja Ahmad Tahir di Tanjungpinang dan Bintan, serta RSUD Karimun di Karimun," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tjetjep Yudiana di Batam, Selasa (30/8/2016).

Kepulauan Riau (Kepri) adalah provinsi yang berbatasan langsung dengan perairan Singapura. Kepri memiliki belasan pelabuhan yang melayani pelayaran langsung dari Singapura. Wisatawan dari Batam yang berkunjung ke Singapura cukup banyak. Kondisi inilah yang membuat pemerintah setempat berjaga-jaga atas segala kemungkinan terburuk.

Baca juga artikel terkait WNI atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Hard news
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan