Menuju konten utama

Satgas Ungkap Penyebab Testing Turun di Masa Transisi Menuju Endemi

Wiku sebut tanpa kesadaran menjalani testing dapat berdampak pada masyarakat terutama mereka yang rentan terhadap COVID-19.

Satgas Ungkap Penyebab Testing Turun di Masa Transisi Menuju Endemi
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito. (FOTO ANTARA/Muhammad Zulfikar)

tirto.id - Koordinator Tim Pakar sekaligus Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengakui adanya penurunan angka testing nasional di masa transisi pandemi menuju endemi saat ini. Penurunan ini merupakan hasil perbandingan jumlah puncak testing pada pekan ketiga Februari 2022 yang mencapai 2.207.188.

“Jumlah tes menunjukkan penurunan sejak minggu ketiga Februari, dan terus menurun di masa penyesuaian kebijakan ini. Meski memenuhi syarat minimal tes dari WHO, namun jumlah orang testing per minggunya turun 52 persen dari puncak," Wiku saat konferensi pers pada Kamis (17/3/2022).

Adapun data testing terakhir pada pekan kedua Maret 2022 berada di angka 1.043.917.

Wiku mengungkapkan turunnya angka testing harus menjadi kewaspadaan bersama, karena tidak bisa membedakan antara orang yang positif atau negatif COVID-19.

“Jangan sampai turunnya angka tes ini menimbulkan penurunan data kasus yang semu yang berpotensi menambah jumlah orang yang positif yang tidak teridentifikasi," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa salah satu penyebab turunnya angka testing adalah dihapusnya syarat perjalanan yang mengharuskan untuk menyertakan syarat negatif baik tes Antigen atau PCR.

“Rendahnya angka testing saat ini karena kesadaran masyarakat yang minim untuk melakukan tes, terutama bagi mereka yang baru saja bepergian jauh atau pulang dari keramaian dan menimbulkan banyak interaksi intens," jelasnya.

Selain itu, Wiku mengungkapkan ada sejumlah alasan mengapa masyarakat menjalani tes COVID-19, yaitu: 1) Karena program kantor sebanyak 51 persen. 2) Persyaratan perjalanan sebanyak 38,1 persen. 3) Program tracing sebanyak 33,1 persen.

“Hanya 18,7 persen yang merasa tidak sehat dan mau melakukan tes,” kata Wiku.

Wiku mengimbau tanpa kesadaran untuk menjalani testing dapat berdampak pada masyarakat terutama mereka yang rentan terhadap COVID-19, seperti lansia, pemilik komorbid dan mereka yang belum mendapatkan vaksin.

“Tanpa testing bisa menimbulkan bahaya bagi orang sekitarnya terutama kelompok rentan. Bisa jadi kita menjadi salah satu sumber penularan,” kata dia.

Tidak hanya mengenai rendahnya angka testing, Wiku juga mengingatkan masyarakat yang saat ini mulai banyak meninggalkan isolasi mandiri. Terutama setelah mendapat diagnosa COVID-19 dari hasil tes baik Antigen atau PCR.

“Terakhir terkait laporan orang yang tetap melakukan perjalanan, meski sudah dinyatakan positif dengan memanfaatkan ketiadaan testing di perjalanan. Ini merupakan perilaku masyarakat yang tidak bertanggung jawab terhadap orang sekelilingnya,” kata dia.

Baca juga artikel terkait TESTING COVID-19 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz