Menuju konten utama

Satgas: Selain Vaksin, Protokol Kesehatan Tetap Penting Cegah Covid

Satgas Covid-19 menyatakan, vaksin sama pentingnya dengan melakukan protokol kesehatan untuk akhiri corona.

Satgas: Selain Vaksin, Protokol Kesehatan Tetap Penting Cegah Covid
Ilustrasi corona virus. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyampaikan, vaksinasi selama masa pandemi bertujuan untuk terciptanya herd immunity atau kekebalan kelompok. Maka daripada itu, Wiku menegaskan, penting bagi masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi.

Ia melanjutkan, walaupun vaksinasi memberikan kekebalan pada individu, namun herd immunity akan melindungi masyarakat yang tidak mendapatkan vaksinasi karena alasan tertentu.

"Untuk mencapai kekebalan kelompok atau komunitas ini, prinsip gotong royong merupakan hal yang utama," kata Wiku seperti dilansir dari laman Satgas Penanganan Covid-19.

"Kekebalan komunitas dapat dicapai, apabila masyarakat yang sehat dan memenuhi kriteria melakukan vaksinasi. Sehingga dengan jumlah yang memadai, maka akan tercipta herd immunity, sekaligus melindungi kelompok-kelompok yang tidak divaksinasi," lanjut dia.

Di sisi lain, kata Wiku, masyarakat sebaiknya harus mengetahui beberapa kriteria ideal vaksin yang berkualitas, di antaranya efikasi dan efektivitas. Menurut dia, baik efikasi dan efektivitas memiliki peran untuk melihat seberapa jauh manfaat vaksin dalam mengendalikan Covid-19.

Berikut adalah penjelaskan Wiku terhadap efikasi dan efektivitas:

1. Efikasi adalah besarnya kemampuan vaksin mencegah penyakit dan menekan penularan pada individu di kondisi ideal dan terkontrol.

"Hal ini dapat dilihat dari hasil uji klinis vaksin di laboratorium yang dilakukan kepada populasi dalam jumlah yang terbatas," ungkapya.

2. Efektivitas adalah kemampuan vaksin mencegah penyakit dan menekan penularan pada individu, dalam lingkup masyarakat luas.

"Yaitu penilaian kemampuan vaksin melindungi masyarakat secara luas yang masyarakat tersebut adalah heterogen (beragam)," lanjut Wiku.

Ia juga menjelaskan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas.

1. Faktor pertama adalah penerima vaksin seperti usia, komorbid (penyakit penyerta), riwayat infeksi sebelumnya, serta jangka waktu sejak vaksinasi dilakukan.

2. Faktor kedua adalah karakteristik dari vaksin tersebut. Seperi jenis vaksin, active atau inactivated, komposisi vaksin dan cara penyuntikannya.

3. Faktor ketiga adalah kecocokan strain pada vaksin, dengan strain pada virus yang beredar di masyarakat.

"Untuk mengetahui aspek efektivitas vaksin, maka perlu adanya data surveilans, untuk melihat perkembangan kasus serta memantau dampaknya. Data imunisasi untuk melihat cakupan imunisasinya, dan data klinis individu pendukung untuk melihat aspek lain yang mempengaruhi kondisi kesehatan individu," ungkap Wiku.

Pemerintah terus menyarankan untuk memakai masker, menjaga Jarak dan menghindari kerumunan atau yang disebut dengan Gerakan 3M. Tujuannya, untuk menekan angka penyebaran Covid-19.

Cara Menerapkan 3M

Berikut adalah cara menerapkan perilaku 3M untuk mencegah penularan virus Corona sesuai anjuran Satuan Tugas Penanganan COVID-19:

1. Panduan Memakai Masker

  • Semua orang harus memakai masker, terutama jika di luar rumah.
  • Sebelum memakai masker, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir (minimal 20 detik).
  • Bila tidak tersedia air, gunakan cairan pembersih tangan (minimal alkohol 60%).
  • Pasang masker untuk menutupi mulut dan hidung.
  • Pastikan tidak ada sela antara wajah dan masker.
  • Hindari menyentuh masker saat digunakan.
  • Bila menyentuh masker, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir minimal 20 detik, atau bila tidak ada, gunakan cairan pembersih tangan (minimal alkohol 60%).
  • Jangan sentuh atau buka-tutup masker saat digunakan.
  • Ganti masker yang basah atau lembab dengan masker baru.
  • Masker medis hanya boleh digunakan satu kali saja.
  • Buang segera masker 1x pakai di tempat sampah tertutup atau kantong plastik usai dipakai.
  • Masker kain 3 lapis dapat dipakai berulang, tapi harus dicuci dengan deterjen usai dipakai.
  • Saat membuka masker: lepaskan dari tali belakang dan jangan sentuh bagian depan masker.
  • Cuci tangan setelah menyentuh atau membuang masker.
  • Perlu diingat, penggunaan masker yang keliru justru meningkatkan risiko penularan.

2. Panduan Mencuci Tangan

  • Basahi tangan dengan air mengalir.
  • Sabuni tangan.
  • Gosok semua permukaan tangan, termasuk telapak dan punggung tangan, sela-sela jari dan kuku, selama minimal 20 detik.
  • Bilas tangan sampai bersih dengan air mengalir.
  • Keringkan tangan dengan kain bersih atau tisu pengering tangan yang harus dibuang ke tempat sampah segera setelah digunakan.
  • Sering cuci tangan pakai sabun, terutama sebelum makan, usai batuk atau bersin, sebelum menyiapkan makanan, dan setelah ke kamar mandi.
  • Biasakan mencuci tangan pakai sabun setelah dari luar rumah atau sebelum masuk sekolah dan tempat lain.
  • Bila sabun dan air mengalir tidak ada, gunakan cairan pembersih tangan berbahan alkohol (minimal 60%).

3. Panduan Menjaga Jarak

  • Selalu menjaga jarak fisik lebih dari 1 meter dengan orang lain.
  • Kalau mengalami demam, merasa lelah dan batuk kering, lakukan isolasi diri.
  • Semua orang harus melakukan physical distancing untuk mencegah penularan COVID-19.
  • Jaga jarak harus lebih ketat jika untuk melindungi orang yang berisiko.
  • Orang yang berisiko, yaitu: berusia 60 tahun lebih; atau memiliki penyakit penyerta seperti sakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, kanker, asma dan paru; ibu hamil.

____________________

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH