Menuju konten utama
Dampak Pandemi Corona

Satgas PEN Target Gelontorkan Rp100 T agar Kuartal 3 Tak Kontraksi

Satgas PEN menargetkan menyalurkan hingga Rp100 triliun agar kuartal ketiga ekonomi Indonesia tidak minus.

Satgas PEN Target Gelontorkan Rp100 T agar Kuartal 3 Tak Kontraksi
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kanan) berbincang dengan Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo (kiri), Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) dan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/7/2020). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/POOL/wsj)

tirto.id - Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin menargetkan agar PEN bisa menggelontorkan dana hingga Rp100 triliun. Hal tersebut dilakukan demi mengejar target pertumbuhan ekonomi Indonesia agar tidak minus di kuartal ketiga.

Dalam konferensi pers secara daring dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (16/9/2020), Budi mengatakan Komite Penanganan COVID-19 sudah menyalurkan uang sekitar Rp100 triliun dalam 7 minggu terakhir.

Dari Rp100 triliun tersebut, sekitar Rp87,5 triliun disalurkan Satgas PEN. Satgas PEN menargetkan untuk menyalurkan hingga Rp100 triliun sesuai arahan ahli ekonomi demi menyelamatkan diri dari resesi.

“Kami akan mencoba untuk terus meningkatkan angka penyaluran ini sampai akhir September, di mana akhir September ini merupakan akhir dari kuartal ketiga untuk menjaga atau mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia sebisa mungkin sesuai arahan dengan Bapak Presiden agar bisa ada di kisaran yang sama dengan angka di kuartal ketiga tahun lalu," kata Budi.

"Ya kami akan berusaha keras agar dari Rp87,5 triliun yang sudah kami salurkan, kami bisa tingkatkan menjadi Rp100 triliun di akhir September ini," lanjut Budi.

Budi mengatakan, Satgas PEN sudah menghabiskan anggaran hingga Rp240,9 triliun atau tumbuh 30 persen dari Juli lalu yang hanya Rp140 triliun.

Budi melaporkan 4 program sudah mengalami kenaikan pencapaian. Pencapaian tertinggi ada pada program perlindungan sosial yang mencapai 60 persen atau Rp120 triliun dari agu Rp203,90 triliun. Ia memprediksi, program perlindungan sosial mencapai Rp200 triliun pada akhir 2020.

Dalam data yang disampaikan Budi, 5 pencapaian tertinggi adalah pembegian sembako yang kini sudah Rp30 triliun dari pagu Rp43,6 triliun (naik Rp0,2 triliun); program keluarga harapan Rp29,1 triliun dari pagu Rp37,4 triliun (tidak ada kenaikan); Bansos Tunai Non-Jabodetabek Rp24,3 triliun dari pagu Rp32,4 T (naik Rp2,5 T); BLT Desa sebesar Rp10,9 T dari pagu Rp 31,8 T (naik Rp0,6 T); dan Bansos Jabodetabek Rp3,9 T dari pagu Rp6,8 T (naik Rp0,1 T).

Kemudian dana bantuan UMKM. Realisasi anggaran mencapai 47,52 persen atau Rp58,67 T dari pagu Rp123,47 T. Tiga teratas adalah penempatan dana Rp41,2 T dari pagu Rp78,8 T (tidak ada kenaikan), Banpres Produktif sebagai program alternatif dengan angka Rp13,4 T; dan subsidi bunga Rp2,7 T dari pagu Rp35,3 T.

Lalu kementerain/lembaga juga sebesar 24,46 persen dengan realisasi Rp25,95 T dari total pagu Rp106,06 T. 2 Tertinggi adalah program padat karya K/L yang kini Rp11 T dari total pagu Rp18,4 T (naik Rp0,8T) dan cadangan perluasan penggunaan Rp7,5 T atau naik Rp3,6 T serta program subsidi gaji yang sudah Rp6,6 T atau naik Rp3,6 T dari bulan sebelumnya. Khusus untuk program cadangan perluasan, pagu anggaran sebesar Rp58,9 T.

Khusus program subsidi gaji, pemerintah sudah menyalurkan hampir Rp8 T dalam dua batch. Pemerintah akan menyalurkan kembali untuk 15,7 juta karyawan di batch berikutnya.

"Rencananya akan kami berikan ke 15,7 juta karyawan yang terdaftar di BPJS dan kita sudah mempersiapkan untuk batch ketiga, batch keempat dan batch kelima kita bisa dorong penyalurannya sampai akhir September ini sehingga diharapkan ada additional 8,8 triliun lagi yang kita bisa salurkan sampai dengan akhir September ini," kata Budi.

Kemudian, dalam data yang disampaikan ke publik, insentif usaha terserap Rp19,77 T atau 16,39 persen dari total Rp120,39 T. Pemerintah juga belum melakukan realisasi untuk penyertaan modal negara di korporasi.

Pemerintah pun tengah berupaya untuk mengejar target tersebut. Di sektor Banpres Produktif, Budi mengaku pemerintah akan menyalurkan anggaran hingga Rp8,6 T untuk mendorong target Rp100 T.

Kedua, pemerintah berencana untuk menyalurkan dana subsidi gaji pada akhir September 2020. Pemerintah akan menyalurkan Rp8,8 T untuk memenuhi target tersebut.

"Kalau kedua program unggulan tadi bisa kami selesaikan sampai akhir September akan ada sekitar Rp17,4 triliun tambahan yang kita bisa salurkan dan itu bisa mendorong pencapaian kita menyentuh angka Rp100 triliun dalam tiga bulan terakhir," kata Budi.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz