Menuju konten utama

Satgas Monkeypox: RI Belum Ada Kasus Terkonfirmasi Cacar Monyet

Satgas Cacar Monyet menegaskan belum ada kasus monkeypox yang terkonfirmasi di Indonesia usai ada 9 suspek yang terkonfimasi negatif cacar monyet.

Satgas Monkeypox: RI Belum Ada Kasus Terkonfirmasi Cacar Monyet
Ilustrasi Cacar Monyet. foto/IStockphto

tirto.id - Satuan Tugas Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengeklaim sampai hari ini, Kamis (4/8/2022) belum ada kasus cacar monyet (monkeypox) yang terkonfirmasi di Indonesia.

“Belum ada kasus terkonfirmasi [cacar monyet di Indonesia]. Akan segera di-update bila ada info baru ya,” kata Ketua Satgas Monkeypox PB IDI Hanny Nilasari saat dikonfirmasi Tirto, Kamis (4/8/2022) sore.

Dia pun menuturkan, Satgas Monkeypox PB IDI memiliki langkah preventif untuk mencegah penularan cacar monyet ke Indonesia. Antara lain mereka berkoordinasi dengan IDI wilayah dan dinas kesehatan (dinkes).

“Untuk meningkatkan awareness (kesadaran) agar apabila ada temuan kasus penanganannya cepat,” ujar Hanny.

Sementara, Ketua Satgas COVID-19 IDI Prof Zubairi Djoerban menyebut kemungkinan besar penyakit cacar monyet sudah masuk ke Indonesia, namun belum terdeteksi.

“Ada kemungkinan cukup besar, masih mungkin, estimasi mungkin cukup besar bahwa sebetulnya di kita sudah ada, namun belum terdeteksi,” kata Prof Zubairi, Kamis (4/8/2022), seperti dilansir Antara.

Menurut dia, sudah lebih dari 75 negara melaporkan kasus cacar monyet di negaranya, sehingga Indonesia kemungkinan juga sudah memiliki kasus yang tidak terdeteksi. “Mestinya ada kemungkinan besar, sudah ada, cuma belum terdiagnosis,” kata Prof Zubairi.

Di samping itu, terdapat seorang warga di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) yang dikategorikan suspek cacar monyet. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia membenarkan hal itu.

“Ya itu baru suspect (suspek) dan saat ini dirawat isolasi untuk perawatan dan untuk pemeriksaan lanjut,” kata Juru Bicara atau Jubir Kemenkes Mohammad Syahril saat dikonfirmasi reporter Tirto, Rabu (3/8/2022) siang.

Merespons itu, Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan menerangkan bahwa sebenarnya itu bukan suspek pertama cacar monyet di negeri ini.

“Sebetulnya itu bukan suspek yang pertama. Sudah ada 9 suspek yg setelah diperiksa PCR hasilnya bukan cacar monyet,” jelas dia kepada Tirto, Kamis (4/8/2022) sore.

Iwan menilai bahwa adanya laporan suspek tersebut justru menandakan kewaspadaan dini sudah berjalan, tenaga kesehatan (nakes) atau fasilitas kesehatan (faskes) sudah memperhatikan pasien dengan gejala yang diduga cacar monyet dan melaporkannya ke dinkes. Dia pun menyarankan agar pemerintah dapat memeriksa PCR kepada pasien suspek cacar monyet itu.

“Jika memang kasus tersebut cacar monyet, melakukan penyelidikan epidemiologi dan penelusuran kontak supaya penularan dapat dicegah. Jika kasus tersebut bukan cacar monyet, dilakukan tatalaksana sesuai diagnosisnya,” sambung Iwan.

Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu panik dengan adanya suspek cacar monyet ini. Lanjut dia, jika mengalami gejala demam, ada ruam di kulit seperti cacar air, segera berobat supaya dapat dilakukan pemeriksaan secepatnya, serta hindari kontak langsung dengan orang lain jika ada gejala tersebut.

Baca juga artikel terkait KASUS CACAR MONYET DI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri