Menuju konten utama
Pandemi Covid-19

Satgas COVID IDI Prediksi Puncak Gelombang Ketiga 100 Ribu Kasus

Ketua Satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban prediksi puncak gelombang ketiga terjadi pada pertengahan Maret dan butuh 3 bulan untuk melandai.

Satgas COVID IDI Prediksi Puncak Gelombang Ketiga 100 Ribu Kasus
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin dosis ketiga atau booster COVID-19 kepada warga di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/1/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.

tirto.id - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban, memprediksi bahwa puncak angka Covid-19 akan terjadi pada pertengahan Maret mendatang.

"Saya memperkirakan angka puncak angka Covid-19 bisa mencapai 100 ribu kasus lebih, dan kalau sudah sampai puncak untuk turun membutuhkan proses cukup lama, bisa memakan waktu hingga 3 bulan," ungkapnya saat dihubungi Tirto pada Senin (7/2/2022).

Ia menuturkan meski angka Covid-19 varian Omicron lebih ringan dibanding Delta, namun potensi bahaya kolaps dalam penanganan masih besar kemungkinan terjadi seperti beberapa waktu lalu.

"Bahaya dari Omicron tidak hanya dilihat dari individual saja, namun juga secara komunal, karena dampaknya seperti rumah sakit yang tidak mampu melayani besar kemungkinan untuk terjadi lagi," terangnya lagi.

Sementara itu, Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad, menyebut bahwa kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia memang masih memiliki probabilitas untuk mengalami kenaikan. Hal itu melihat laju perkembangan Covid-19 per Minggu (6/2/2022) mencapai angka 36.057 kasus.

"Apabila melihat perkembangan kasus Covid-19 Omicron dapat berkaca dari situasi global yang berkembang pesat di Benua Eropa dan Amerika. Di kedua benua itu varian Omicron lebih tinggi dibanding Delta," katanya dihubungi di hari yang sama.

Sosok yang akrab dipanggil Doni ini juga menjelaskan bahwa masih ada peluang terbaik bahwa kasus Omicron di Indonesia bisa lebih kecil dari kedua benua tersebut.

"Kasus Covid-19 di Indonesia memiliki kemiripan dengan India, dan kemarin negara itu mengalami puncak kasus Omicron dengan angka 320 ribu, lebih kecil dari Delta yang mencapai puncak 400 ribu kasus," jelasnya.

Walaupun secara gejala dan dampak Omicron memiliki gejala dan dampak lebih ringan daripada Delta, namun Doni mengimbau warga untuk tetap waspada dan menjaga protokol kesehatan.

"Dimohon warga untuk tetap menaati protokol kesehatan, karena virus Covid-19 mengalami mutasi virus yang secara ilmu eksak masih sulit untuk diprediksi, sehingga tindakan preventif atau menjaga disiplin protokol kesehatan masih sangat penting" ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi angka puncak kasus kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia terjadi pada akhir Februari.

"Kami harap masyarakat tidak perlu panik, dan apabila merasakan gejala COVID-19 segera beristirahat dan jangan beraktivitas," imbau Budi.

Baca juga artikel terkait GELOMBANG KETIGA COVID-19 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Restu Diantina Putri