Menuju konten utama

Satgas Covid-19 Minta Pemda Daerah Zona Oranye Tidak Lengah

Satgas Covid-19 mendorong pemda-pemda di daerah berstatus zona oranye untuk tetap mewaspadai potensi peningkatan jumlah kasus positif corona.

Satgas Covid-19 Minta Pemda Daerah Zona Oranye Tidak Lengah
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/7/2020). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.

tirto.id - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengingatkan agar pemerintah daerah (pemda) di daerah berstatus zona oranye untuk mewaspadai potensi lonjakan angka kasus penularan virus corona.

Koordinator Tim Pakar Satgas Covid-19 Profesor Wiku Adisasmito mencatat, jumlah daerah yang mempunyai status zona merah memang menurun signifikan pada periode pekan keempat Oktober 2020. Jumlah kabupaten/kota berstatus zona merah (berisiko tinggi) menurun dari sebanyak 32 menjadi 20 daerah.

Namun, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 tersebut menambahkan, jumlah kabupaten/kota berstatus zona oranye (berisiko sedang) meningkat dari 344 menjadi 360 daerah. Angka daerah zona oranye tersebut setara dengan 70,04 persen dari seluruh kabupaten/kota.

"Ini adalah bukti bahwa [ada] banyak daerah yang terlena karena tidak masuk pada zona merah," kata Wiku pada 27 Oktober 2020, seperti dilansir laman covid19.go.id.

"Ingat, zona oranye juga masih berbahaya dan berisiko terjadi peningkatan penularan. Jika tidak waspada dan terus lengah, maka kabupaten/kota di zona oranye sewaktu-waktu dapat berpindah ke zona merah," tambah dia.

Menurut Wiku, pada pekan ini juga terjadi penurunan drastis jumlah daerah berstatus zona hijau atau tidak ada kasus baru, yakni dari 12 menjadi 7. Jumlah daerah berstatus zona hijau tidak terdampak juga berkurang, dari semula 13 menjadi 12 kabupaten/kota.

Selain itu, lanjut Wiku, yang perlu menjadi perhatian adalah terdapat empat kabupaten/kota yang semula tidak ada kasus baru, kemudian masuk zona oranye pada pekan ini.

Keempat daerah tersebut: Bengkulu Selatan (Bengkulu), Tojo Una-Una (Sulawesi Tengah), Pulau Taliabu (Maluku Utara), dan Mbramo Tengah (Papua).

Selain itu, ada 2 kabupaten/kota yang sebelumnya berstatus zona hijau tidak ada kasus baru, masuk zona kuning (risiko rendah) yakni Lebong (Bengkulu) dan Lingga (Kepulauan Riau). Ada pula satu kabupaten/kota yang semula tidak pernah memiliki kasus Covid-19, kini menjadi ada dan masuk zona kuning, yaitu Natuna, Kepulauan Riau.

Selama ini, Satgas Penanganan Covid-19 memetakan risiko penularan virus corona di tiap kabupaten/kota dengan memberlakukan lima jenis status zonasi:

  • Zona Merah (Risiko Tinggi);
  • Zona Oranye (Risiko Sedang);
  • Zona Kuning (Risiko Rendah);
  • Zona Hijau Tidak Ada Kasus;
  • Zona Hijau Tidak Terdampak (tidak tercatat pernah ada kasus positif Covid-19).

Zonasi risiko ditetapkan berdasarkan 3 indikator utama, yakni epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan. Data yang digunakan dalam perhitungan merupakan update mingguan (Senin-Minggu).

Berdasarkan data Satgas Covid-19, hingga 28 Oktober 2020, total jumlah kasus positif infeksi virus corona di Indonesia sudah mencapai 400.483 orang. Meski demikian, dari jumlah tersebut, 325.793 orang sudah sembuh dari Covid-19.

Sebanyak 13.612 jiwa di Indonesia sudah meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona. Sementara data kasus aktif, atau pasien Covid-19 yang harus dirawat dan menjalani isolasi, masih sebanyak 61.078 orang.

Wiku Adisasmito juga mengingatkan agar masyarakat mewaspadai potensi penularan Covid-19 di masa libur panjang Maulid Nabi SAW dan cuti bersama, selama 28 Oktober-1 November 2020 akhir pekan ini. Ia pun meminta seluruh pemda di daerah destinasi wisata agar bersiaga dan melakukan antisipasi untuk mencegah kemunculan klaster penularan Covid-19 saat libur panjang.

"Ingat, pandemi tak mengenal kata libur," ujar Wiku pada 27 Oktober lalu.

-----------------

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH