Menuju konten utama

Satgas COVID-19: Ada Kenaikan Tren BOR di RSDC Wisma Atlet

Wiku juga menyebut adanya tren kenaikan kasus COVID-19 secara global maupun nasional setelah munculnya subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5.

Satgas COVID-19: Ada Kenaikan Tren BOR di RSDC Wisma Atlet
Keterangan Pers Juru Bicara Pemerintah Prof Wiku Adisasmito di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (12/1/2021). (FOTO/Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Negara)

tirto.id - Juru Bicara atau Jubir Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa tren bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta naik.

“Terjadi tren kenaikan keterisian tempat tidur di Rumah Sakit Darurat COVID Wisma Atlet,” ucap dia dalam konferensi pers bertajuk “Perkembangan Penanganan COVID-19 di Indonesia per 1 Juli 2022”, yang diunggah pada kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (1/7/2022) sore.

Per 30 Juni 2022, hingga pukul 08.00 wib, jumlah pasien rawat inap di RSDC Wisma Atlet Kemayoran menjadi 142 orang. Jumlah ini bertambah 10 oorang dari hari sebelumnya yang berjumlah 132 pasien. Sementara itu, pasien RSDC Wisma Atlet Pademangan tercatat 428 orang dari yang semula 300 orang. Artinya, terdapat penambahan sebanyak 128 orang.

Sementara itu, dia mengatakan adanya tren kenaikan kasus COVID-19 secara global maupun nasional setelah munculnya subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5. Berdasarkan data dari Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), bahwa dalam satu bulan terakhir sebanyak lebih dari 99 persen varian yang dilaporkan dari Indonesia adalah varian Omicron termasuk kedua subvarian tersebut.

“Secara geografis, persebaran varian Omicron ini cukup merata baik di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Namun, rata-rata dampak varian Omicron ini terpantau tidak menimbulkan angka kematian yang tinggi di berbagai negara,” jelas Wiku.

Lanjut dia, ilmuwan berpendapat, bahwa hal ini karena adanya kekebalan hibrida (hybrid immunity) yang ditimbulkan baik karena vaksinasi maupun infeksi COVID-19 yang dialami sebelumnya. Berkaca dari hal ini, pemerintah Indonesia berusaha tetap optimal dalam melakukan seluruh upaya pengendalian, yakni melalui vaksinasi maupun implementasi protokol kesehatan (prokes).

“Dari berbagai naik turunnya riwayat kasus COVID-19, pemerintah menyadari pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat [PHBS] sebagai perilaku yang diterapkan secara berkelanjutan. Prinsipnya, kita harus tetap siaga, disiplin, dan pantang lalai baik saat kondisi kasus COVID-19 naik maupun melandai,” kata Wiku.

Adapun dia menyebut berbagai keringanan dalam beraktivitas seperti kapasitas yang meningkat maupun pemakaian masker hanya di dalam ruangan, harus dijalankan secara bertanggung jawab. Khususnya kepada orang yang sakit agar tidak beraktivitas terlebih dahulu dan wajib menggunakan masker.

“Hal ini sebagai bentuk antisipasi jika nantinya terdapat kemunculan varian baru atau kenaikan kasus yang tidak terelakkan. Sehingga setidaknya, tidak terjadi lonjakan angka kasus maupun angka kematian yang signifikan,” terang Wiku.

Dia pun mengatakan bahwa di dalam kondisi yang amat dinamis ini, ditambah dengan periode libur sekolah, sehingga memungkinkan adanya peningkatan aktivitas masyarakat ke depannya.

Baca juga artikel terkait LONJAKAN KASUS COVID-19 atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri