Menuju konten utama

Satgas Butuh Tenaga Sarjana Kesehatan untuk Relawan Jadi Covid-19

Koordinator Relawan COVID-19 mengatakan para tenaga baru itu akan diperbantukan untuk menjadi relawan tracing.

Satgas Butuh Tenaga Sarjana Kesehatan untuk Relawan Jadi Covid-19
Ilustrasi corona virus. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sedang melakukan kampanye untuk memakai masker, menjaga Jarak dan menghindari kerumuman atau yang disebut dengan Gerakan 3M. Tujuannya adalah untuk menekan angka penyebaran virus corona Covid-19.

Selain itu, untuk memutus mata rantai virus corona, pemerintah melalui Koordinator Relawan COVID-19 Andre Rahadian juga akan mengundang para sarjana kesehatan masyarakat (SKM) untuk bergabung dalam tim relawan.

Nantinya, para tenaga baru itu akan diperbantukan untuk menjadi relawan tracing (pelacakan), kata Andre. Menurut dia, saat ini jumlah relawan sudah mencapai 32.000 orang. Dari angka itu, sebanyak 6.500 sudah siap ditempatkan ke puskesmas di seluruh Indonesia.

"Kami mengundang [para relawan] untuk membantu puskesmas di tempatnya," ujar Andre Rahadian seperti dilansir dari laman resmi Satgas Penanganan Covid-19.

Andre menjelaskan, jumlah puskesmas saat ini sebanyak 1.800 yang tersebar di Indonesia. Dan setiap puskesmas, kata dia, setidaknya membutuhkan lima tenaga kesehatan, tiga di antaranya adalah aparatur sipil negara (ASN), sementara sisanya akan diisi oleh relawan yang akan bertugas melakukan pelacakan (tracing).

"Tracing ini sangat sensitif bagaimana menanyakan orang terkena COVID," kata dia.

Saat ini, kata dia, relawan akan berfokus pada perubahan perilaku agar bisa segera memutus mata rantai COVID-19. "Hanya dengan kesadaran masyarakat dan dilakukan dengan konsisten bisa memutus penyebaran wabah corona virus," ujar Andre.

Sementara itu, Andre juga mengungkapkan tantangan relawan Covid-19 yang terbentuk sejak awal bulan Maret 2020 ini. Sebab, menurut dia, para relawan Covid-19 ini akan menghadapi bencana kasat mata pertama kali di dunia yang penularannya melalui interaksi manusia.

"Mereka ini terbiasa menghadapi bencana alam dengan mendirikan posko, pengumpulan logistik, dan berkumpul. Tapi kali ini, untuk pandemi Covid-19, enggak bisa seperti itu," ungkap Andre.

Selain itu, dalam menjalankan aksi kemanusiaannya, para relawan ini juga harus bergerak bersama tanpa berkumpul karena dapat menyebarkan penularan virus. Maka daripada itu, hal tersebut akan menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam menyatukan strategi di lapangan.

"Kami melakukan pelatihan secara daring dan melakukan koordinasi sebelum bergerak tanpa berkumpul. Dan ini edukasi dari perubahan perilaku di masa pandemi Covid-29," jelas Andre.

Berkenaan dengan strategi menekan angka Covid-19, pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sedang melakukan kampanye untuk memakai masker, menjaga Jarak dan menghindari kerumuman atau yang disebut dengan Gerakan 3M.

Cara Menerapkan 3M

Berikut adalah cara menerapkan perilaku 3M untuk mencegah penularan virus Corona sesuai anjuran Satuan Tugas Penanganan COVID-19:

1. Panduan Memakai Masker

  • Semua orang harus memakai masker, terutama jika di luar rumah.
  • Sebelum memakai masker, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir (minimal 20 detik).
  • Bila tidak tersedia air, gunakan cairan pembersih tangan (minimal alkohol 60%).
  • Pasang masker untuk menutupi mulut dan hidung.
  • Pastikan tidak ada sela antara wajah dan masker.
  • Hindari menyentuh masker saat digunakan.
  • Bila menyentuh masker, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir minimal 20 detik, atau bila tidak ada, gunakan cairan pembersih tangan (minimal alkohol 60%).
  • Jangan sentuh atau buka-tutup masker saat digunakan.
  • Ganti masker yang basah atau lembab dengan masker baru.
  • Masker medis hanya boleh digunakan satu kali saja.
  • Buang segera masker 1x pakai di tempat sampah tertutup atau kantong plastik usai dipakai.
  • Masker kain 3 lapis dapat dipakai berulang, tapi harus dicuci dengan deterjen usai dipakai.
  • Saat membuka masker: lepaskan dari tali belakang dan jangan sentuh bagian depan masker.
  • Cuci tangan setelah menyentuh atau membuang masker.
  • Perlu diingat, penggunaan masker yang keliru justru meningkatkan risiko penularan.

2. Panduan Mencuci Tangan

  • Basahi tangan dengan air mengalir.
  • Sabuni tangan.
  • Gosok semua permukaan tangan, termasuk telapak dan punggung tangan, sela-sela jari dan kuku, selama minimal 20 detik.
  • Bilas tangan sampai bersih dengan air mengalir.
  • Keringkan tangan dengan kain bersih atau tisu pengering tangan yang harus dibuang ke tempat sampah segera setelah digunakan.
  • Sering cuci tangan pakai sabun, terutama sebelum makan, usai batuk atau bersin, sebelum menyiapkan makanan, dan setelah ke kamar mandi.
  • Biasakan mencuci tangan pakai sabun setelah dari luar rumah atau sebelum masuk sekolah dan tempat lain.
  • Bila sabun dan air mengalir tidak ada, gunakan cairan pembersih tangan berbahan alkohol (minimal 60%).

3. Panduan Menjaga Jarak

  • Selalu menjaga jarak fisik lebih dari 1 meter dengan orang lain.
  • Kalau mengalami demam, merasa lelah dan batuk kering, lakukan isolasi diri.
  • Semua orang harus melakukan physical distancing untuk mencegah penularan COVID-19
  • Jaga jarak harus lebih ketat jika untuk melindungi orang yang berisiko
  • Orang yang berisiko, yaitu: berusia 60 tahun lebih; atau memiliki penyakit penyerta seperti sakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, kanker, asma dan paru; ibu hamil.

____________________

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait PANDEMI CORONA COVID-19 atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH